webnovel

1. PROLOG

Anak perempuan berseragam merah putih melintas tepat di depan rumah Arumi, yang ketika itu sedang dikunjungi dua lelaki, terlihat seperti anak SMA. Seragam yang mereka kenakan, putih abu-abu. Salah seorang dari lelaki itu, melirik padanya.

Tatapan mereka bertemu. Lukman namanya, teman Ari, pacar Arumi yang masih kelas dua SMP. Setiap kali berkunjung, Ari selalu membawa serta Lukman, biar tidak dimarahi orangtua Arumi. Berdalih hanya mengobrol biasa, apalagi Lukman merupakan pemuda yang sekampung dengan Arumi. Rumahnya tak jauh, berada dibatas desa.

Sore itu, Yuni, tetangga Arumi yang masih SD kelas enam, baru pulang belajar tambahan. Berjalan gontai, lelah seharian sekolah. Persiapan menghadapi Ujian Nasional, yang tak lama lagi akan berlangsung. Hatinya berdebar kala mendapati Lukman menatapnya. Ganteng, bisik hati si gadis yang sudah mulai puber.

Lukman memandangnya lekat, seperti memiliki ketertarikan, padahal jelas gadis belia yang barusan lewat masih berseragam merah putih. Terlalu belia untuk dicintai, barangkali dia tidak mengerti apa itu cinta.

Namun ternyata, Yuni seperti memberi sinyal balik. Sesekali masih beralih pandang, bahkan sebelum masuk ke dalam rumah, dia masih menyempatkan menengok ke arah rumah Arumi.

Sejak pertemuan pertama, Lukman jadi sangat rajin melewati rumah Yuni berulang-ulang hanya demi bisa melihat gadis itu. Yuni kerap duduk di teras rumahnya bersama dengan Arumi bila malam. Dan Lukman menggunakan kesempatan itu untuk bisa menemukan yang dicari hatinya.

Pernah pula suatu ketika, Lukman berhenti di depan masjid, diseberang rumah Yuni, yang berada di tepi jalan raya. Sedang menyapu halaman depan. Senyum yang dilontarkan lelaki itu dari kejauhan, berbalas. Untuk pertama kali, senyum manis Yuni terukir diwajah cantiknya, untuk pemuda gagah itu. Terpahat jelas dibenak Lukman, dia sampai tak bisa tidur hingga bermalam-malam.

Tak lama, aksi saling lirik-lirikkan dan berbalas senyum pun buyar, saat abang Yuni memergoki. Anwar langsung memperingati agar adik perempuannya, yang baru beranjak remaja itu, tidak melampaui batas dan menjaga jarak dengan Lukman.

"Kamu masih kecil, lagipula jarak usia kamu dan dia jauh banget. Ingat yang Abang bilang ya. Ini peringatan. Abang sering lihat dia berhenti di depan sana."

Yuni yang takut dengan kemarahan Anwar, kakak laki-lakinya, hanya mengangguk pelan. Menurut. Dia tidak ingin menciptakan masalah apa-apa di keluarganya. Menjadi patuh, salah satu kelebihan yang dimiliki Yuni.

Sejak saat itu, tak lagi tampak senyum manis berlesung pipi yang selalu dirindukan Lukman. Yuni sengaja menghindar, setiap kali Lukman ketahuan lewat, atau sengaja tidak melihat, hingga pemuda itu menelan kecewa berkali-kali.

Sampai pada saat kelulusan, Lukman memutuskan untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Dia tidak melanjutkan kuliah, tak ada biaya.

Dan sejak saat itu, semua berlalu begitu saja. Hingga enam tahun lamanya.

Baik Yuni maupun Lukman, sama-sama melanjutkan hidup masing-masing.

Sampai akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali, setelah enam tahun berlalu. Pertemuan yang sama sekali tidak disengaja, Lukman kembali ke kampung halaman. Tepat pada acara tujuh belasan yang diadakan di desa mereka. Yuni dan Lukman sama-sama menghadiri acara tersebut, berbagai macam perlombaan guna menyemarakkan perayaan hari kemerdekaan Indonesia.

Mata mereka kembali bertemu, dalam situasi dan kondisi yang jauh berbeda. Yuni kini telah tumbuh menjadi gadis yang cantik rupanya, senyumnya tetap sama. Lesung pipi yang tak pernah dilupakan Lukman.

Hati mereka berdebar-debar kencang. Beberapa saat saling pandang, hingga Yuni ditarik oleh Rika, kakak perempuan gadis itu, berlari melihat perlombaan panjat pinang.

🥀🥀🥀

Please Like and comment

Nada_Greencreators' thoughts
Next chapter