7 Chapter 2 [part 3]

[Chapter 2 (part 3)]

"Terima kasih, dengan begini kalian menjadi anggota eskul sastra, maka aku mengucapkan. Selamat datang di eskul sastra!!" Bella, Shopie, dan Lily pun bertepuk tangan.

"Jadi, sebagai anggota baru, apa yang harus kami lakukan??" tanya Selvia.

"Hari ini tidak ada kegiatan, tapi mulai besok, setiap pulang sekolah kalian kemari" kata Bella.

"Kalau begitu kami bisa kembali ke kelas??" tanya Herry.

"Ya silahkan, kalian sebentar lagi masuk kelas kan??" tanya Bella.

"Ya begitulah, kalau begitu kami permisi" ucap Julio.

Mereka pun kembali ke kelas mereka masing-masing.

Julio yang sudah kembali ke kelas hanya menatap keluar jendela, dan Herry sedang pergi ke toilet.

Julio yang sedang termenung, tiba-tiba di lempari kertas oleh Jessica.

"Ada apa Jessica??"

"Cih... Ayolah jangan dingin begitu."

"Maaf... ini bawaan dari lahir, jadi tidak mudah di hilangkan."

"Terserahlah... oh iya, kamu kenapa termenung begitu."

"Hanya memikirkan sesuatu."

"Apa itu??"

"Rahasia, kau tidak boleh mengetahuinya."

"Oh begitu... apakah yang kamu pikirkan itu sangat penting??"

"Sangat penting, karena ini menyangkut lanjut atau berhenti menjadi siswa di sekolah ini."

"Tu-tunggu... apa??"

"Jangan beritahu siapa-siapa, kau pun tidak boleh ikut memikirkan hal ini... intinya, jangan ikut campur ya"

Julio yang jarang tersenyum itu akhirnya ia bisa menarik sudut bibirnya itu.

"Semoga kau cepat menyelesaikan urusanmu Julio dan berusahalah untuk menetap disini."

Jessica pun kembali ketempat duduknya dan tak lama Herry yang dari tadi ada di belakang Julio mendengar semua pembicaraan mereka. Herry pun menghampiri Julio.

"Hei Julio, jangan terlalu memikirkan masalahmu, masalah mu soal eskul sudah selesai, kini masalah terbesarmu, jangan terlalu memikirkanya."

"Jika aku tidak memikirkanya, bisa-bisa kami berdua berhenti sekolah."

"Ya aku tau itu, tapi kau tidak perlu memberitahu Jessica apa yang akan terjadi dengan masalah mu ini."

"Maaf, aku tidak bermaksud memberitahunya."

"Haduh kau ini, jangan terlalu dipikirkan. Nanti jika kau jatuh sakit karena memikirkan masalah mu, kau tidak akan bisa menyelesaikan masalahmu itu loh."

Julio hanya mengangguk.

"Jika kau belum menemukan solusinya nanti kau akan ku bantu."

"Eh!?… tidak usah, ini masalah—."

"Berisik kau bodoh, aku tidak bisa membiarkan temanku menderita sendirian," Herry pun kembali ketempat duduknya.

Tak lama kelas pun di mulai, walau di timpa masalah besar, Julio masih tetap bisa fokus dalam pelajaranya.

***

To be continue

=================================

avataravatar
Next chapter