4 RENCANA JALAN

Pagi ini kelas XI ipa1 tengah memasuki pelajaran olahraga Airin sudah mengganti seragam sekolahnya dengan baju olahraga

"Baik anak anak mari berkumpul disini" Teriak guru gempal itu, pak Bakri namanya

mereka semua berbaris seraya mendengarkan sedikit ceramah pagi dari pak bakri

"Hari ini kita tidak jadi bermain bola voli" terdengar sorakan tidak setuju dari siswa siswi XI ipa1

Pak bakri mengangkat tangannya pertanda untuk diam "Saya ada urusan mendadak, kalian free dan masih boleh berada di luar kelas selama jam pelajaran saya" ujar Pak Bakri

"alhamdulilah" bisik Vanya pada Airin

Airin menoleh sebentar "Ga bisa lo kan Nya" Vanya hanya tercengir saja

"Yasudah, karena kita sudah sepakat kalian boleh bubar" Ucap pak Bakri dan langsung pamit

"Kemana nih Nya?" Tanya Airin merangkul bahu Vanya

"kantin?" Airin dan Vanya saling pandang lalu mereka tertawa

dengan senang hati Airin dan Vanya melangkahkan kakinya ke kantin sekolah

"Gimana sama si panglima perang?" Tanya Airin membuat Vanya tersenyum kecut

"Gue belum siap rin" jawabnya merunduk

Airin mengangguk paham "Gapapa Nya, asal lo ga mikirin tuh cowo gatau diri lagi!" Ya, sedari awal Airin mengenal mantan pacar sahabatnya ini ia memang tidak menyukai Davin tapi, sudahlah toh Vanya dan Davin sudah putus

"Move on ya Nya, Elang ganteng tau!" Godanya cekikikan

Vanya tertawa geli mendengar Airin memuji Elang, iya Elang margantara. sang panglima perang DTD, ingin tau kisahnya? kalian bisa baca di platfrom wattpad aku xixi kok jadi promosi ya? au ah!

oke lanjut

"Ai" suara berat itu membuat sang pemilik nama itu menoleh "Eh, hai!" sapanya gugup

"ganteng amat dah" batin Airin

Angkasa berjalan mendekati Airin senyuman andalannya bahkan tak pernah luntur, membuat jantung Airin seakan lari marathon, dasar Angkasa! paling bisa membuat jantung Airin menjadi tidak sehat

"Ga ada kelas?" Tanya Angkasa saat tiba tepat di hadapan Airin

eits! jangan kalian fikir Angkasa tengah seorang diri dan bertemu Airin dengan tidak di sengaja kalian salah besar! Angkasa sudah merencanakan ini dengan ketiga temannya

mereka mematau Airin di balik pohon sana saat melihat gadis itu melangkahkan kaki ke kantin membuat otak encer Elang sedikit berfungsi

"Samperin sana" Suruh Elang mendorong bahu Angkasa pelan

"gue?" tanya Angkasa menunjuk dirinya sendiri

"ya iya lah bos masa si Deo! lo mau ketikung kang makan?" Deo memajukan bibirnya satu senti

"Deg deg an" ujar Angkasa lebay

"Buruan!" Angkasa langsung mengangguk dan melangkahkan kakinya perlahan

"Bos! jangan lupa, tetap cool" Angkasa mengangguk lagi perlahan ia atur nafasnya lalu melangkah dengan mantapnya

Deo, Elang, dan Aksara tengah memantau dari balik dinding kantin

"lagi free" jawabnya tersenyum malu malu

percaya atau tidak Vanya ingin sekali mengeluarkan isi perutnya ini melihat ekspresi sok manis yang Airin tunjukan

"Jijay" bisik Vanya tetap di telinga Airin membuat jemari Airin dengan lancarnya mencubit lengan sahabatnya

"Aws"ringis Vanya pelan

"Eum, bawa motor?" tanya Angkasa, Airin menggeleng gelengkan kepalanya pelan

"Jalan bareng gue maukan?" bagaikan seribu bunga mekar di kepala gadis itu, Ais! berlebihan sekali! tapi memang seperti itu rasanya

"kemana?"Tanya Airin menatap iris Coklat itu

Angkasa mengangkat bahunya pelan " Gatau" ujarnya sedikit tertawa dan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal

"angkasa bego!" makinya pada dirinya sendiri

Airin mengangguk angguk saja "Mau kan?" Tanya angkasa memastikan

Airin tersenyum penuh arti "Iya" jawabnya

Angkasa mengigit bibir bawahnya gemas! Airin manis sekali! fikirnya

"Eum oke, nanti gue tunggu depan kelas lo" Angkasa melambaikan tangannya kearah Airin seraya tersenyum

"eh, mau kemana?" Tanya Airin sedikit tertawa

"Balik ke kelas, mau belajar" Ujarnya dengan percaya diri

"pintunya kan disana" Ucap Airin, Angkasa memejamkan matanya sebentar lalu tertawa

"ah, iya lupa" Ucapnya lalu membalikkan tubuhnya, baru tiga langkah ia kembali menoleh "bye" ucapnya

Airin melambaikan tangannya menatap punggung Angkasa yang kian lama kian menjauh dan tak terlihat "Ah ANYAAAAA!!!!" teriak Airin berisik memeluk Vanya kencang

"Ganteng banget masa depan gue!" sambungnya lagi

Vanya mencoba melepaskan diri dari dekapan sahabatnya ini "Lebay lo!" Airin mencibir bibirnya lucu

"Aminin kek!"kesalnya

"amin" ucap Vanya singkat

"Ga iklas lo!" Airin menghentakan kakinya lalu duduk di salah satu kursi yang ada di kantin

"Mang, baco dua yaa!!"

"Siap atuh neng!"

*****************

"sorry Nya gue ga bisa anterin lo" Lirihnya jujur, ia merasa tak enak dengan Vanya

Vanya tersenyum kecil" Santai kali rin, sana lo ngebucin tuh Angkasa udah nungguin" Airin tersenyum malu malu, ia melambaikan tangannya

"Gue balik diluan ya!" Ucapnya di angguki Vanya

Airin berlalu menghampiri Angkasa "siap?"Tanya Angkasa pada gadis yang sudah duduk di belakangnya ini

"Siap!!!" Sahut gadis itu dengan semangat, Angkasa tersenyum dibalik helm fullfacenya hanya dengan melihat Airib tersenyum desiran aneh itu pasti muncul dalam benaknya

"Bioskop?" Tanya Angkasa seraya fokus membelah jalanan ibu kota

"Boleh" sahut gadis itu sedikit berteriak

Hari Angkasa benar benar menghabiskan waktunya dengan Airin, mereka pergi menonton, bermain timezoon dan berfoto ala ala

kini gadis berambut sepunggung dan berbandana kuning itu tengah menikmati ice cream vanila miliknya, ia bahkan tidak sadar saat Angkasa berhasil memotret Airin

"Mau?"gadis itu menyodorkan sesendok Ice cream vanila itu, Angkasa menatap Airin lekat lalu memakan Ice cream itu

"Manis" ucapnya, Airin langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah ia tidak mau Angkasa melihat wajahnya yang sudah merah seperti kepiting rebus!

"ini bagus ya?" Tanya Angkasa memperlihatkan foto dirinya dan Airin di foto box tadi siang

Airin memperhatikannya dengan seksama "Bagus banget" Ucapnya

Angkasa menyerahkan foto foto itu pada Airin "simpen ya" ujarnya seraya tersenyum

Airin mengangguk semangat "Gaakan di buang" tuturnya dengan semangat dan menerima Beberapa foto itu

"Ai" panggil Angkasa saat gadis itu sibuk memasukan foto foto itu kedalam tasnya

Airin mendongak "iya?"Tanyanya

lagi dan lagi tatapan mata Angkasa benar benar membuat Airin terkunci mati, rasanya hanya ada dirinya dan Angkasa disini

"Makasih Ai, gue seneng kenal lo"

Airin tertawa kecil mendegar itu "gue juga" jawabnya masih menatap lekat manik coklat Angkasa

"udah maghrib, mau pulang?" tanya Angkasa membuat raut wajah Airin berubah seketika

"Jemuran gue!" pekiknya tanpa sadar membuat Angkasa tertawa kecil mendengarnya

"Ayo pulang!" Ajak Angkasa menarik jemari gadis itu pelan, ia menautkan jari jarinya di jari Airin membuat senyum kecil Airin tercetak jelas disana, hanya saja Angkasa tak melihat itu

"tetap seperti ini ya, Angkasa pramudya" ucap Airin dalam hatinya

-Harapku tak banyak, bersama saja sudah melebihi kata cukup-

Airin Agatha

avataravatar
Next chapter