3 Pulang bareng

Airin kini duduk di motor sport milik sang ketua DTD banya sekali siswa siswi yang memperhatikan dirinya

"Apa lo!" ketus Airin pada siswi berkaca mata tebal yang sedari tadi melihatnya secara terang terangan

"sihiy" goda Vanya yang baru saja lewat

"Apa lo Nya!" teriaknya, dapat di dengarnya gelak tawa sahabatnya itu

"Lama ya?" ujar Angkasa yang tiba tiba muncul dari arah belakang

"Eh, engga kok" Jawab Airin selembut mungkin Airin Airin, waktu bareng Angkasa aja lembut selembut pantat bayi!

Angkasa memakaikan helm bogo biru muda itu ke kepala Airin membuat jantung Airin tak karuan

"bisa meninggoi di tempat gue ni lama lama" ucapnya dalam hati

"Entar makan dulu ya" ajak Angkasa tersenyum manis, Airin mengangguk saja

Angkasa menyalakan motornya ia terlihat sangat fokus membelah jalanan ibu kota "Airin suka makan apa?" Tanya Angkasa seperti yang di ajarkan Aksara padanya

Ah, Angkasa bukan tipe cowok yang mudah mendekatkan diri pada lawan jenis percaya atau tidak Airin adalah wanita pertama yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat

di masa masa pdkt seperti ini tak luput dari bantuan Adipati Aksara dan Deo falenio, temannya yang mengaku pakar cinta.

"eum, terserah" jawab Airin tersenyum

Angkasa melirik Airin sekilas dari kaca spionnya, Ais! manis sekali, fikirnya

"Bakso?" tawar Angkasa

"iya bacoooo" sahut Airin senang

"baco?" tanya Angkasa mengikuti sebutan bakso yang Airin ganti menjadi baco

"eh, bakso iya, maksud gue bakso" Airin kembali terlihat kalem

"gemesin banget" ujar Angkasa tak sadar

"apa?" tanya Airin membuat Angkasa gelagapan

"Engga, makan bakso di mana ya?"Ujar Angkasa mengalihkan pembicaraan

"Tempat gue biasa makan bareng Anya aja" tawar Airin dan diangguki Angkasa

BAKSO SABAR MENANTI ya, itu adalah tulisan yang di cetak besar di depan toko

"Yakin makan disini?" Tanya Angkasa ketika melihat ramai sekali pengunjung

Airin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Lo ga biasa makan di tempat kayak gini ya?"Ucapnya merunduk

"Bukan, rame banget takutnya lo kelaperan banget"Airin menggeleng kuat

"Engga kok! disini enak banget baco nya lo harus cobain!" Airin tersenyum dan memiringkan kepalanya membuat Angkasa tertawa kecil

"Yauda ayo!"Angkasa menarik tangan Airin lembut

Kini Angkasa dan Airin tengah duduk di bangku panjang itu Airin tersenyum ramah dengan mang Asep "Pacarnya neng Ai ya?"Ujar mang Asep seraya meletakkan dua mangkuk bakso ke atas meja

"Ih mamang!" kesal Airin, Angkasa tertawa kecil

"suka makan disini?" Tanya Angkasa di angguki gadis di hadapannya

"Lo gapapa makan disini" Angkasa menyuapkan satu bakso kecil itu ke mulutnya

"Emang kenapa?"Tanya Angkasa

Angkasa memanggil mang Asep "Mang bungkus 10 ya mang" ujarnya membuat dahi Airin berkerut

"Banyak amat, buat siapa?" ujarnya

"orang rumah lo" Jawab Angkasa enteng

"Cuma ada bokap lagian belum pulang kerja juga"

"Yauda intinya buat lo"

*************

"Thanks ya" Airin memberikan Helm itu pada sang pemilik

Seorang cowok berseragam Cendana itu keluar dari rumah Airin seraya melipat kedua tangannya "Siapa nih" Ujar cowok itu membuat Airin kaget

"Apasih Dam"

Cowo itu menyodorkan tangannya "Damar pradipa" ucapnya memperkenalkan diri

Angkasa menerima uluran tangan itu "Angkasa pramudya"

Damar mengangguk anggukkan kepalanya "Punya nyali ya lo deketin sepupu gue" Angkasa tersenyum kecil

"Punya" jawabnya

Airin menepuk pundak Damar pelan "Apasih lo" ucapnya seraya melotot

"Apa sih Ai" lirihnya saat jemari Airin mencubit pinggangnya

Airin tersenyum kikuk "Damar emang suka gini"

Angkasa mengangguk mengerti "Gue balik ya, Dam izin ngapel entar malem" Tutur Angkasa lalu menyelakan motornya

Airin memperhatikan motor sport hitam itu hingga hilang dari pandangannya "Subhanaallah, ganteng amat masa depan gue" ucap Airin monolog

"Gantengan gue" sambung Damar, Airin menjulurkan lidahnya lalu berjalan memasuki rumah

"Lo tau kan dia siapa?" Ucapan itu tiba tiba saja terlontar dari mulut Damar

Airin membalikan tubuhnya "Maksud lo?" Airin meletakkan 10 bungkus mie bakso itu di atas meja

"Angkasa pramudya, lo tau dia siapa Ai?" Ujar Damar mendudukan dirinya di sofa kuning itu

"Kenapa? apa yang salah?" Ujar Airin seraya duduk tepat di sebelah Damar

"Lo ga tau sebengis apa dia Ai, jauhin dia gue gamau lo kenapa napa nantinya" Damar mempringati

"Gue percaya Angkasa orang baik Dam" Ujar Airin meyakinkan

"Gue ga suka"

"Tapi gue suka"

Damar menatap sepupunya ini dengan tatapan yang sulit di artikan

"Dia ga baik Ai" ujarnya sekali lagi

"Lo ga kenal dia Dam" balas Airin bangkit

Damar tertawa renyah "Berapa lama lo kenal dia?" Airin bungkam bagaimana pun Airin baru saja kenal dengan Angkasa

"Dia hampir bunuh orang kalo lo tau" Airin menelan salivanya susah payah mendengar penuturan dari sepupunya ini

ya, semua pun tau bagaimana bengisnya geng itu tapi, jujur saja Airin sudah jatuh dari pertama kali melihat pria itu

"Gue tau" ucapnya membuang wajahnya

"Fikir fikir ulang rin" Damar menepuk pundak Airin pela lalu ia keluar entah kemana

"Angkasa" ucap Airin pelan

Airin merebahkan dirinya di atas kasur miliknya fikirannya melayang entah kemana, setiap matanya terpejam sorot mata Angkasa terus terputar di kepalanya, bagaimana ia tersenyum, tertawa, dan menatap Airin dalam.

************

Angkasa tengah duduk di basecamp DTD para anggotanya memang tak seutuhnya berkumpul namun ada beberapa yang tengah bermain kartu dan bernyanyi bersama

"wesss gimana gimana?" Aksara dengan hebohnya datang dan langsung merangkul sang ketua

"jantung gue" Angkasa memegangi dadanya dramatis

Deo dan Aksara tertawa keras melihat pak ketu yang tengah dilanda bucin mendadak "Vanya kok susah ya" Ujar Elang mendengus sebal

"nah! itu diaa, lo harus pakai cara kita" Usul Deo seraya bermain mata dengan Aksara

"Ogah! gue bisa sendiri!" kesal Elang lalu berdiri

"Sumpah, tadi gue udah ga bisa nahan lagi bawaannya mau senyum mulu! manis banget!" Aksara tertawa mendengar Angkasa

"harus tetap terlihat cool bos! biar Airin makin penasaran!" Sarannya dan di angguki Angkasa

Angkasa mengambil kunci motornya "Mau kemana bos?" tanya Deo sedikit berteriak

"mau mandi, tadi gue bilang gue mau dateng malem ini" Aksara mengangguk saja

"sekalinya bucin bucin banget ya De" Deo mengangguk setuju dengan sahabatnya ini

"sampe gimana De, gimana?"

"Bucin sampe mau meninggoi" sambung Deo membuatnya mendapat lemparan lemparan botol plastik

"Gue denger ya Deo!" teriak Angkasa membuat Aksara tertawa dan meledek Deo yang sudah memanyunkan bibirnya

Angkasa menatap langit yang sudah berubah warna menjadi kemerahan untuk pertama kalinya ia merasa desiran aneh tiap kali melihat gadis itu tersenyum.

Dia Angkasa pramudya, cowok yang tak tersentuh dan tak pernah memiliki perasaan lebih terhadap lawan jenisnya. hari ini ia mengakui bahwa perasaan itu benar adanya, ia bahkan jatuh hanya dengan melihat senyuman gadis bernama, Airin agatha.

avataravatar
Next chapter