10 ketemu camer

bipppp

suara dering telfon itu membuat Airin sedikit terganggu, di rabanya sekitar kasurnya dan langsung mengangkat telfon itu tanpa melihat nama sang penelfon

"halo" ucapnya dengan suara khas bangun tidur

"bangun" suara berat yang sangat familiar itu membuat Airin sontak membuka matanya spontan, ia melirik handphonenya dan benar saja, Angkasa menelfonnya.

Airin melirik ke arah jam dindingnya yang berada tepat di atas pintu kamarnya, pukul 05.12 wib.

"bangun Ai" terdengar suara Angkasa dari telfon itu lagi

"ah, iya emang udah bangun kok" bohongnya tersenyum kikuk

"sholat terus sarapan, atau mau sarapan bareng aku?" Airin mengigit bibir bawahnya kuat, Angkasa selalu berhasil memporakporandakan hatinya

"Ga usah, Ai bisa sendiri kok" terndengar helaan nafas dari sana

"ingin sesuatu?" tanya Angkasa lagi

Airin tersenyum senyum sendiri "Engga kok, kamu udah sholat?"

"kalo ingin bilang ya, belum. ayo samaan" ajaknya lagi

"iya, ayo!" sahut Airin semangat

"hitungan ketiga kamu tutup telfonnya ya" Airin mengangguk, padahal Angkasa tak melihatnya

"1"

"2"

"3"

Airin langsung mematikan telfon itu, seperti ada beribu bunga yang bermekaran di hatinya. senang sekali!

Airin mengulung dirinya dengan selimut tebal miliknya hari ini adalah hari minggu seperti apa yang di ucapkan Angkasa beberapa hari lalu ah, Airin tidak kuat membayangkan wajah Angkasa tempo hari

lihatlah gadis ini sekarang, ia sudah meremas selimut tebalnya seraya tersenyum tidak jelas

CEKLEK

yap! bahkan ia tidak sadar pintu kamarnya sudah di buka, Papanya berdiri dengan dahi berkerut. masih terlalu pagi untuk berhalu ria bukan?

"Ekhem" deheman sang Papa pun tak membuat Airin sadar, ia bahkan semakin tersenyum dan terlihat menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya lalu ia mengeleng gelengkan kepala, Ais! sepertinya anaknya ini kemasukan roh halus

"Airin" panggil papanya mendekat

"Ai" panggil pria parubaya itu lagi, bahkan pria itu sudah duduk tepat di sebelah putri semata wayangnya

"hei" kini papanya memegang pelan bahu Airin membuat gadis berusia 17 tahun itu terpelonjak kaget

"Ah papa!" kesalnya pada sang papa

pria itu menggeleng gelengkan kepalanya heran "Kamu kenapa? masih pagi kok senyam senyum" tanyanya

bukannya menjawab Airin malah kembali tersenyum malu malu, ada saja tingkah ABG jaman sekarang, fikirnya.

"heh, di tanya orang tua itu jawab kok malah senyam senyum kamu" tutur papanya

Airin mendengus sebal "papa mah ga peka!" sahut Airin

"jadi Ai mau izin nih sama papa" sambung Airin membuat pria berusia 40tahun lebih itu semakin bingung saja

"Ai mau pergi bareng temen Ai, pergi jam 8 pagi terus pulangnya jam 8 malam. boleh ya pa" Pinta Airin menampakan wajah memelasnya

terdengar helaan nafas panjang dari papanya "sama siapa?"

"Sama temen Ai"

"cewek apa cowok?"

"Cowok papa gans"

"mau kemana?"

"Ai juga ga tau tapi tapi tapi paa, Ai bakal terus kabarin papa Ai lagi dimana aja. ya, sekiranya Ai lagi ngapain juga Ai pasti kabarin papa janji janji janji! Ai janji!"

sorot mata memelas itu menatap iris hitam pekat melik papanya, huh! Airin selalu saja bisa membuat papanya mengikuti keinginannya

"oke"

"yes!!!" Airin berteriak kencang lalu menghamburka pelukan dan mendaratkan satu kecupan di pipi sang papa

"Makasih papanya Ai yang paling guanteng seindonesia raya merdeka!" Papanya tertawa kecil, melihat wajah bahagia Airin benar benar menyejukan hatinya

"Tapi" ucap papanya gantung membuat Airin menjauhkan sedikit wajahnya dari wajah sang papa

"tapiii" tiru Airin agar papanya melanjutkan ucapannya

"kenalin dulu pacar kamu itu sama papa, dia harus lulus tes dermatologi" Airin tertawa renyah mendengarnya

"skincare kali pa" ucapnya di sela tawanya

"papa serius Airin Agatha" ujar papanya

"iya papa! bukan pacar Ai juga, tapi akan" sahutnya percaya diri

________

suara motor yang sangat familiar itu membuat Airin sontak berdiri, gadis dengan rambut ia ikat menjadi satu itu langsung membuka pagar rumahnya "Hai" sapanya

percaya lah jantung Airin tengah berpacu dengan cepat!

Angkasa tersenyum tipis melirik Airin dari atas hingga bawah. Gadis itu memakai celana jeans boyfriend berwarna biru gelap, kaos putih dan di tutupi Cardigan berwarna mocca, sepatu sneakers putih menghiasi kaki mungil gadis itu. tak lupa pula make up tipis dan rambut yang ia ikat menjadi satu

"Cantik"

Airin nampak tersenyum malu malu mendengarnya, percayalah Angkasa mengucapkannya dengan spontan. ia merasa malu kali ini

"Eum, pergi sekarang?" tanyanya langsung

Airin menggeleng pelan "izin sama papa dulu" ujarnya. Angkasa mengangguk pelan

kedua remaja itu berjalan beriringan memasuki kediam Airin "papa, temen Ai udah dateng" ujar Airin sedikit berteriak

disana -Farhan yuditama tengah berjalan santai menghampiri remaja laki laki seumuran dengan anak gadisnya

Angkasa tersenyum ramah begitu juga dengan papa Airin

"silanhkan duduk" ucap Farhan, Papanya Airin

Airin langsung ke dapur untuk membuatkan minuman

baru saja Angkasa mendaratkan bokongnya Farhan langsung bertanya sedimikian rupa

"siapa nama kamu? tanya pria parubaya itu

"angkasa om" jawab Angkasa ramah

"tidak usah basa basi, kamu suka anak saya kan?" Angkasa terdiam sejenak mendengarnya lalu ia tersenyum seraya mengangguk

Farhanpun ikut manggut manggut saja, ia memperhatikan tampilan Angkasa dari atas hingga bawah. sedikit urakan ah, ralat memang tidak rapi

dengan celana yang koyak dibagian lutunya, kaos hitam dan jaket yang ia gantungkan di pundaknya. untuk bagian rambut, rambut Angkasa terbilang cukup rapi dengan gaya potongan ala remaja zaman sekarang. wajahnya tampan dan bersih hanya saja ada beberapa bekas luka yang berwarna kemerahan dan sedikit biru

"kamu anak geng motor kan?" cerca Farhan lagi

Angkasa menelan salivanya, apa papa Airin tidak menyukai pria seperti dirinya? Angkasa melirik Farhan sekilas lalu ia mengangguk

"iya om" jawabnya merunduk

"kenapa kamu? takut?" Angkasa langsung mendongak dan menatap pria parubaya di hadapannya ini

"gapapa, kamu tau seekor anak kucing akan menjadi harimau untuk menjaga orang yang ia cintai. kamu laki laki kan?" tanya Farhan lagi

"iya om"

"saya hanya beri kamu satu kesempatan, sekali saja kamu lukai Airin jangan harap kamu bisa melihat dunia di esok hari" Angkasa tercengang kenapa papa Airin mengatakan hal yang sering ia katakan?

"bingung? Angkasa pramudya?" Farhan tertawa pelan

"saya sudah lebih dulu merasakan seperti kamu ini, bagaimana kabar papa mu? om mau titip salam. bilang ke dia Farhan yuditama titip salam"

dahi Angkasa berkerut beriringan dengan hadirnya Airin yang membawa dua gelas teh hangat itu

"ya, satu geng. om panglima tempur saat itu"

"Hah?!" bukan, itu bukan Angkasa tapi Airin yang baru mengetahui fakta itu

"papa kok ga cerita?" tanyanya

Farhan cekikikan saja "sudah sudah, ini sudah pukul setengah sembilan jangan pulang terlalu larut ya" ujar Farhan

Angkasa tersenyum lebar di salimnya tangan Farhan dengan hangat "ah iya, kalau kamu sakitin Airin artinya kamu ngajak saya perang secara terang terangan" itu peringatan

"siap om!"

"kamu tau, setelah Airin lahir saya tidak pernah mematahkan tulang seseorang lagi, jadi saya harap kamu bukan korban selanjutnya" Airin menepuk pundak papanya pelan

"nyeremin banget ih!" pekiknya

"papa serius Ai!" ujar Farhan

bukannya takut Angkasa malah merasa tertantang dengan itu " saya bisa pastiin tulang saya ga akan patah di tangan om, tapi Airin yang bakal jadi tulang rusuk saya"

kan gue melting!! Angkasa lo nyebelinn!!!!, teriak Airin dalam hati

avataravatar