Nyonya Elsa yang sedang menyiram tanaman di teras depan, meletakkan gembor yang ada di tangannya ketika melihat Naura datang bersama dengan dua laki-laki tampan. Perempuan paruh baya itu segera mencuci tangan dan menyambut kedatangan putri dan dua laki-laki tampan itu di depan rumahnya. Tampak kebahagiaan di mata Nyonya Elsa, karena baru kali ini putrinya mau membawa laki-laki pulang ke rumah. Sampai di tempat tinggalnya, Naura sering dijuluki sebagai perawan tua.
"Mam.., Naura pulang.." melihat Nyonya Elsa, Naura langsung berlari memeluk perempuan itu, kemudian seperti biasa mencium punggung tangannya.
"Ya.., ini teman-teman Naura ya. Maafkan putri tante ya mas.., sudah besar tapi putri tante ini memang masih sering kolokan seperti ini. Mari.., silakan masuk!" Nyonya Elsa langsung melepaskan pelukan Naura, dan segera mempersilakan Johan dan Alexander untuk masuk ke dalam rumah.
"Tidak apa-apa tante.., berarti itu menunjukkan jika Naura sangat menyayangi tante. Kenalkan Tante.., nama saya Alexander. Tante bisa memanggil saya dengan panggilan Alex.., dan ini teman saya namanya Johan. Kami berdua rekan kerja Naura di Androlux tant.." di luar dugaan, dengan ramah Alexander mengenalkan dirinya dan juga Johan pada Nyonya Elsa. Bahkan laki-laki itu juga menyalami dan mencium punggung tangan perempuan itu, diikuti dengan Johan di belakangnya.
"Tante sangat bahagia sekali, akhirnya Naura membawa teman juga pulang ke rumah. Mari.., mari duduk di sofa.." Nyonya Elsa segera mempersilakan kedua tamunya itu duduk. Naura hanya diam terpaku melihat reaksi mamanya seperti itu. Diam-diam gadis itu melirik malu pada Alexander, dan kebetulan laki-laki itu juga sedang meliriknya dan mengerlingkan matanya. Naura langsung mengalihkan pandangan, kemudian duduk di depan Alexander dan Johan.
"Kalian mengobrol dulu saja.., kebetulan tante baru saja selesai menggoreng pisang. Tante akan menyiapkan teh panas dulu untuk kalian. Sudah..., anggap saja rumah sendiri." Nyonya Elsa kemudian meninggalkan mereka, untuk menyiapkan minuman untuk tamunya.
Sepeninggalan Nyonya Elsa, kebisuan terjadi di ruang tamu. Naura menautkan kedua tangannya, dan memilin-milin jarinya, sedangkan Johan hanya melirik Alexander dan Naura sambil senyum-senyum sendiri.
"Dimana Om.. Na..?? Kok tidak terlihat.." seperti petir yang menggelegar, Naura terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Alexander. Tiba-tiba dadanya merasa sesak, dan gadis itu tidak mampu untuk menjawabnya. Sudah sangat lama, keingin tahuan untuk mengetahui siapa laki-laki yang bisa dipanggilnya sebagai sebutan papa, tetapi tidak pernah Naura dapatkan. Bahkan Nyonya Elsa jika ditanya, akan meninggalkan Naura sendirian.
Melihat reaksi pucat Naura mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Tuan Mudanya, Johan menjadi tanggap. Laki-laki itu memberanikan diri untuk memegang lengan Alexander,..
"Lupakan saja pertanyaanku tadi Naura..., jika sangat menyakitimu." ucap Alexander lirih. Untungnya dari arah dapur, Nyonya Elsa sudah datang membawa tiga cangkir teh panas, dan satu piring berisi pisang goreng.
"Mama tadi pergi ke pasar.., kok ada pisang kepok..?" untuk menghilangkan kekakuan suasana, Naura bertanya pada Nyonya Elsa.
"Tidak.., mana pernah mama pergi ke pasar sendiri Na.., jika tidak kamu temani. Tadi pisang ini diantar Abhi..., katanya panen dua tandan pisang dari kebun belakang rumahnya. Oh ya.., tadi Abhi menitipkan salam untukmu Na.." tanpa memperhatikan kedua tamunya, Nyonya Elsa menjawab pertanyaan Naura.
Mendengar perempuan paruh baya itu menyebut nama laki-laki di depannya, wajah Alexander menjadi berubah. Tetapi untungnya laki-laki itu segera menyadari reaksinya, kemudian dengan cepat Alexander menetralisir perasaannya dengan meminum teh panas yang sudah tersaji di depannya. Mereka kemudian berbicara panjang lebar.., sampai habis adzan Maghrib Johan dan Alexander baru berpamitan untuk pulang. Naura mengantarkan kedua laki-laki itu sampai di teras rumahnya.
"Terima kasih Tuan Muda.., sudah mengantar saya pulang ke rumah." Naura mengucapkan terima kasih pada Alexander.
"Oopss.., kamu sudah melupakan kesepakatan kita Naura. Jika di luar perusahaan, panggil aku dengan panggilan kakak, bukan Tuan Muda." Alexander langsung menanggapi perkataan Naura. Gadis itu hanya bisa tersenyum masam, dan menganggukkan kepala.
**********
Dalam perjalanan pulang
Johan melirik ke wajah Alexander, sejak masuk mobil, laki-laki itu terlihat sedang melamun. Karena merasa sepi, akhirnya Johan memutuskan untuk mengajak laki-laki itu berbicara.
"Tuan muda..., apakah Tuan muda tertarik dengan Miss Naura..? Sepertinya aku melihatnya seperti itu Tuan muda." tiba-tiba Johan kembali menanyakan bagaimana perasaan Alexander terhadap gadis yang baru saja diantarnya pulang.
"Naura unik Jo..., juga menarik. Sepertinya rasa yang sudah lama aku lupakan.., seperti datang lagi menghampiriku." ucap Alexander lirih menanggapi pertanyaan Johan. Laki-laki yang sedang memegang kemudi itu tersenyum, perlahan kaki kanannya menginjak pedal gas.
"Unik..., gadis itu sepertinya keras, dan terbiasa hidup mandiri. Hanya saja Tuan muda..., terkadang status kita yang berbeda dengan manusia kebanyakan, sering membuat kita harus memundurkan mimpi dan harapan kita. Kita dan Naura berbeda tuan muda..." Alexander tersenyum mendengar perkataan Johan.
Keduanya terdiam untuk beberapa saat..., tiba-tiba..
"Jo..., sudah sangat lama semenjak aku kehilangan Alicia. Aku tidak dapat menemukan gadis yang bisa masuk ke hatiku. Meskipun banyak perempuan yang memanjat ke atas tempat tidurku, tetapi aku seperti mati rasa. Tetapi dari awal pertemuan kita dengan Naura..., aku merasakan sesuatu yang berbeda dari gadis itu. Ada dorongan dari hati kecilku.., aku harus memilikinya. Entah bagaimanapun caranya.." kalimat yang terucap dari bibir Alexander, sangat mengejutkan Johan. Status mereka sebagai seorang manusia vampire original, terkadang menjadi penghambat bagi kelangsungan hubungan mereka. Untuk menjaga kelangsungan koloni Vampire original, dari Santorini mengharuskan mereka untuk memiliki pasangan dari kaum yang sama dengan mereka.
"Tetapi Tuan muda..., status Naura adalah manusia murni. Akan banyak halangan dari kaum kita, jika Tuan muda bersikeras untuk mendapatkan gadis itu. Naura seorang gadis yang baik, jujur.. Tuan Muda, sepertinya saya tidak rela jika gadis itu hanya sebagai mainan saja." ucap Johan lirih.
"Apa katamu Johan...?? Siapa yang akan menjadikan Naura sebagai mainanku..?? Perasaanku tulus untuk gadis itu, entah bagaimanapun caranya, aku harus bisa mendapatkannya. Aku tidak peduli dengan aturan para pemimpin yang tinggal di Santorini, ini adalah hidupku. Meskipun akhirnya aku akan mendapatkan hukuman berubah menjadi manusia biasa yang melalui proses tua, kemudian meninggal, aku akan menerimanya." Alexander tetap bertahan dengan perasaannya.
"Meninggal dan musnahnya ALicia saat itu, menjadi pelajaran berharga bagiku. Kali ini aku akan mempertahankan hubunganku, jika perlu aku akan menikahi gadis itu." Alexander melanjutkan lagi kalimatnya. Johan tidak menanggapi perkataan laki-laki itu, dia tetap mengendarai mobil untuk menuju ke kastil tempat tinggal Alexander. Keterbatasan jumlah vampire original di negara ini, menjadikan mereka sering terlibat dengan manusia murni. Hubungan yang terjadi dengan para gadis selama ini, hanya untuk one night stand saja, untuk melampiaskan gairah yang muncul seketika.
***************