1 Prolog

Di langit di sebuah tempat bersalju yang terletak di atas tempat yang sangat-sangat tinggi, dimana tidak ada satupun tanda kehidupan, berdirilah seorang wanita dan seorang pria.

Sang wanita berlutut di depan sang pria. Dia menyodorkan telapak tangannya ke depan sang pria dengan pergelangan tangan menghadap ke atas. Sang pria kemudian mengangkat tangan kanan nya, membuka telapaknya dan dengan sihirnya, dia menyayat telapak tangan nya dengan garis lurus, membuat darah menetes dari telapaknya menuju ke telapak tangan wanita itu.

Ketika darah sang pria menetes mengenai pergelangan tangan sang wanita, angin tiba-tiba bertiup kencang hingga membuat badai salju. Terlihat darah yang menetes dari sang pria, terserap masuk ke dalam tubuh sang wanita.

Badai terus menghantam tubuh sang pria dan wanita. Hal ini membuat sang wanita (Yang adalah Manusia) dan sang pria (Yang adalah Dewa Waktu) merasa takut. Tiba-tiba dari atas awan, terdengar suara tawa pria.

"Jia Chen, kamu adalah Dewa Waktu yang unggul. Kamu bisa-bisanya bersaing cinta denganku." ujar pria berjubah hitam itu. Pria itu adalah Raja Iblis.

"Ck. Kau tidak tahu malu, kami berdua saling mencintai." Raja Iblis mengunakan sihirnya dan menyerang Jia Chen, wanita yang melihat itu, segera berlari melindungi Jia Chen hingga dirinya yang terluka.

Jia Chen (Sang Dewa Waktu) menjadi marah dan mengejar Raja Iblis menggunakan pedang.

"Kekuatan kamu telah habis. Beraninya kau melawan aku!" marah Raja Iblis dan mulai membalas serangan Jia Chen. "Kamu yang selalu sendiri dan acuh tak acuh berani-beraninya merebut wanita yang aku sukai. Karena kalian seperti itu, sayang sekali aku menghancurkan jiwanya." Raja Iblis menyeringai.

Sang wanita mulai kesulitan bernapas akibat serangan yang tadi di halaunya.

"Cinta yang begitu dalam. Biarkan aku menyatukan kalian!" lanjut Raja Iblis. Tetapi kemudian siapa sangka dia di kalahkan oleh Jia Chen. Jia Chen membunuh Raja Iblis dengan pedangnya, hingga Raja Iblis itu berubah menjadi asap hitam dan menghilang.

Jia Chen segera menemui sang wanita yang mulai kehabisan tenaga. Dia melanjutkan hal yang mereka lakukan tadi, walaupun sang wanita menolak dengan keras.

Jia Chen dengan kekuatan sihirnya, melakukan sesuatu pada pergelangan tangan wanita yang menyerap darahnya tadi. Setelah itu, Jia Chen tampak kehabisan tenaga.

"Percayalah kepadaku. Di mana pun kamu berada, seberapa jauh pun kamu saya pasti akan menemukan kamu, kita akan bertemu lagi." janji Jia Chen dengan senyum tipisnya. Dan kemudian tubuhnya perlahan-lahan lenyap dan menjadi cahaya bewarna putih.

"Jia Chen..." lirih sang wanita.

Sang wanita menangis, menyadari kalau Jia Chen telah menghilang begitu saja.

J UAN QIAO FENG

©CREAMKANE

avataravatar
Next chapter