17 Ulah Nona Besar 2

Kyra mendelik mendengar ucapan Seoung, Dasar cabul! batin Kyra.

" Saya yang akan membawa Kyra!" kata Seoung.

" Tidak! Gue akan menyuruh Romi datang!" kata Kyra yang hendak menelpon Romi.

" Itu akan sangat terlambat, Nona! Diluar telah banyak jatuh korban! Ayo!" perintah Lingga yang memberikan kode pada Rio dan Rian untuk membuka jendela. Kyra turun dari brankar dengan susah payah karena perutnya yang membesar.

" Maaf, Nona!" kata Lingga mengangkat tubuh Kyra karena semua sudah turun.

" Lepaskan gue! Gue nggak sudi lo pegang!" kata Kyra memukul-mukul tubuh Lingga. Tapi Lingga bergeming, itu membuat Kyra kesal lalu menggigit kuat tangan Lingga.

" Akhhh!" teriak Lingga tertahan.

" Turunin! Ato gue bakal gigit lo lagi!" kata Kyra.

" Non bisa gigit saya dimana saja! Tapi keselamatan Non dan bayi saya adalah segala-galanya buat saya!" ucap Lingga meringis menahan sakit. Deg! Hati Kyra tiba-tiba merasa nyaman dan tenang. Kyra kemudian diam saat Lingga menunduk dan mendekatkan kepalanya karena takut terbentur jendela. Jantung Kyra tiba-tiba berdetak kencang. Dia belum pernah sedekat ini dengan Lingga dalam keadaan sadar. Tampan! What the fuck? Apa yang baru saja gue bilang? No..no...no...no! I hate him with all my life! batin Kyra tegas. Lingga menuruni tangga demi tangga dengan sanagt hati-hati, tanpa sadar Kyra melingkarkan kedua tangannya ke leher Lingga karena takut terjatuh. Setelah sampai dibawah, mereka segera berlari ke pepohonan yang ternyata dibalik salah satu puhon ada sebuah pintu rahasia.

" Ayo!" kata Seoung. Lalu dengan cepat mereka berjalan, Kyra diturunkan oleh Lingga karena terus meronta. Lalu mereka keluar dari sebuah kafe seberang RS. Mereka mengambil jalan belakang dan Rio telah menghubungi anak buahnya untuk menjemput mereka. Saat semua memasuki mobil, tiba-tiba ada sebuah mobil box berkecepatan tinggi hendak menabrak mereka. Lingga yang sudah masuk ke dalam mobil dan tinggal menunggu Kyra secepat kilat keluar dan membawa Kyra masuk ke dalam kafe sebelum tertabrak mobil tersebut.

" Jalan!" teriak Lingga sebelum mobil menabrak mereka. Lingga mengeluarkan sebuah pistol dan menembak sopir pick up tersebut.

" Aahhhhh!" teriak Kyra yang terkejut dengan kejadian itu. Lalu Lingga mendekati mobil tersebut dengan pelan. Dilihatnya bayangan seseorang yang hendak menembak Kyra dari belakang, tapi dengan cepat Lingga menembak orang tersebut dan Kyra mengira Lingga hendak menembaknya.

" Cepat masuk!" kata Lingga.

" Gue mau menelpon Romi!" kata Kyra.

" Nanti saja!" kata Lingga kesal, dia sangat marah jika Kyra selalu menyebut nama Romi di depannya.

" Lo cuma jongos! Lo nggak berhak melarang gue!" kata Kyra marah.

" Ok! Non Kyra boleh menelponnya di dalam mobil!" kata Lingga sambil melihat kesana-kemari. Kyra lalu masuk ke dalam mobil tersebut dan dengan cepat Lingga memacu mobil itu tanpa henti.

" Romi! Ini gue!" kata Kyra.

" Sayang? Kamu nggak pa-pa? Aku sangat khawatir!" kata Romi.

" Iya, gue nggak apa-apa! Lo nggak usah khawatir!" kata Kyra.

" Aku pikir aku sudah nggak akan mendengar suaramu lagi, sayang!" kata Romi.

" Lo tenang saja! Apa lo bisa jemput gue?" tanya Kyra.

Lingga mengepalkan tangannya mendengar permintaan Kyra pada Romi.

" Diamana?" tanya Romi.

" Gue akan beritahu jika gue udah sampai!"

" Iya, sayang! Aku akan menunggu!" kata Romi.

Seperti biasa, Kyra selalu mematikan panggilannya sebelum Romi selesai.

" Ahhhh! Perut gue! Sakk...kitttt!" kata Kyra menahan sakitnya.

" Astaga! Non Kyra harus menahan, kita hampir sampai!" kata Lingga yang terkejut melihat Kyra kesakitan. Mereka tiba disebuah rumah yang sederhana, dengan cepat Lingga turun dari mobil dan menggendong Kyra yang terus kesakitan.

" Sepertinya Nona akan melahirkan!" kata Lingga.

" Apa? Bawa gue ke RS!" kata Kyra disela kesakitannya.

" Itu terlalu berbahaya, Nona! Kita harus segera meninggalkan tempat ini begitu Nona melahirkan.

" Beritahu Romi!" kata Kyra. Lingga tidak memperdulikan perkataan Kyra, dia menghubungi seseorang dan tidak lama kemudian datanglah seorang wanita separo baya ke rumah itu.

" Ini Dr. Lisa! Dia akan membantu Nona melahirkan!" kata Lingga.

" Kamu bantu saya!" kata Lisa.

" Aaaaaaaa!" teriak Kyra. Lingga segera mendekati Kyra dan menyuruhnya bernafas dengan tenang. Tapi Kyra tidak mau menuruti ucapan Lingga, dia malah memukul-mukul Lingga.

" Ini semua gara-gara lo! Lo akan mendapat balasan dari gue!" teriak Kyra. Lingga hanya diam saja mendengarnya.

" Dorong, Nona!" kata Lisa.

" Aaaaaa! Gue nggak bisa!" kata Kyra.

" Nona pasti bisa! Apa Nona nggak mau segera kurus lagi dan terlihat seksi?" pancing Lingga.

" Brengsek lo Jongosssssss! Aaaaaaa!" teriak Kyra.

" Lo harus putusin wanita itu dan...aaaaaaaaa!" kembali Kyra berteriak.

" Lo bawa anak ini jauh-jauh dari gue! Aaaaaaaaaaa!" teriak Kyra dan Lingga tercekat mendengar kata-kata Kyra. Oekkkk! Oekkkk! Oekkkk!

" Bayinya Laki-laki, Nona! Selamat!" kata Lisa yang langsung membersihkan dan akan meletakkannya diatas tubuh Kyra, tapi Kyra memalingkan wajahnya. Dengan terpaksa, Lingga meraih putranya itu dan memeluknya di dadanya.

" Ini obat untuk istrimu!" kata Lisa setelah membersihkan Kyra juga.

" Gue bukan istrinya!" kata Kyra dingin.

" Trima kasih Dr. Lisa!" kata Lingga.

" Saya pergi dulu!" kata Lisa lalu meninggalkan mereka berdua. Lingga meletakkan putranya di sebuah box baby dan mengangkat Kyra ke ranjang. Oekkkk! Oeekkkk!

" Dia haus, Non! Saya mohon Nona mau menyusuinya!" kata Lingga.

" Tidak!" kata Kyra dingin.

" Tolong, Non! Saya akan memberitahu Romi jika Non mau menyusuinya!" kata Lingga.

" Gue akan menyusuinya selama lo mengabulkan permintaan gue!" kata Kyra tega.

" Katakan saja! Saya akan melakukannya demi Kenzie!" kata Lingga. Kenzie? Kyra mengerutkan dahinya. Namanya Ken...zie...! batin Kyra.

" Lo harus resign dari daddy gue!" kata Kyra.

" Baik! Setelah menyusui Kenzie, Nona bisa makan!" jawab Lingga, lalu memberikan Kenzie pada Kyra dan meninggalkan mereka berdua. Kyra menggendong Kenzie dan menyusuinya. Dia sangat tampan! Mata dan bibirnya seperti dia, sedangkan pipi dan hidungnya seperti Lingga! batin Kyra.

" Bagaimana keadaan diluar?" tanya Lingga pada Rio saat telpon.

" Masih tidak aman, Bos! Tapi saya sudah menyiapkan tempat untuk Bos dan Nyonya!" jawab Rio.

" Baik!" jawab Lingga, dia menatap keluar jendela. Ponselnya berbunyi, nama Ibu tertera dilayar.

" Halo, Bu!" sapa Lingga.

" Nak! Ini sudah 8 bulan! Kamu kemarin janji sama ibu hanya 3 bulan!" kata Ibunya.

" Maaf, Bu! Tuan Besar memerintahkan Angga buat jagain Non Kyra!" kata Lingga.

" Kapan kamu akan pulang?" tanya ibunya.

" Bulan depan, Bu! Angga janji!" kata Lingga.

" Ibu akan persiapkan semuanya saat kamu pulang, Nak!" kata ibu Lingga lagi.

" Iya, Bu! Angga menurut sama ibu!" jawab Lingga.

" Ibu senang sekali, nak! Akhirnya kalian akan menikah!" kata ibunya bahagia.

" Iya, Bu! Angga sayang ibu! Ibu harus jaga kesehatan!" kata Lingga.

" Pasti! Kamu jaga kesehatan, ya!" kata ibunya.

" Iya, Bu! Selamat malam!" kata Lingga dan mematikan panggilannya saat ibunya telah menutup panggilan itu.

" Keluarga yang bahagia!" ucap Kyra yang telah berdiri di pintu kamar dan mendengarkan pembicaraan Lingga.

" Apa Kenzie sudah tidur?" tanya Lingga.

" Apa lo sudah beritahu daddy gue kalo lo resign?" tanya Kyra.

" Besok pagi saya akan melakukannya!" kata Lingga.

" Bagus!" kata Kyra kemudian dia duduk di meja yang terdapat makanan dan makan.

avataravatar
Next chapter