webnovel

RENCANA LEON 1

Nanti kalo bulan ramadhan HIATUS dulu ya

Ngelanjutin Terang Dalam Gelapku

Setuju nggak...

______________________________________________________

" Apa kamu berniat bercumbu dengannya Kyra Hutama Adi?" tanya Lingga pelan tanpa menambah Budiono dibelakangnya. Dan Kyra tahu pasti jika saat ini suaminya merasa kecewa padanya.

" Apa kamu pikir dia akan melepaskanmu?" tanya Lingga lagi.

" Apa ini yang dia tukar untukmu?" tanya Lingga lagi.

" Aku sangat merindukanmu, Al!" kata Kyra terisak.

" Aku juga, Key! Tapi tidak seperti ini! Kamu tahu betapa tersiksanya aku saat wanita iblis itu merayuku habis-habisan? Kamu pikir mudah melakukan semua itu? Bahkan aku pernah diberikannya obat bius dengan dosis tinggi!" tutur Lingga menahan amarahnya.

" Tapi aku takut kamu melupakanmu mengingat terakhir kali kita bertemu!" kata Kyra membela dirinya.

" Apakah aku serendah itu dimatamu, Key? Apakah kepercayaanmu padaku sudah serendah itu?" Lingga menghela nafas panjang. Kyra menyadari kesalahannya, dia sangat menyesal karena melupakan semua sifat Lingga yang membuatnya jatuh cinta selama ini.

" Maafkan aku, Al! Aku...aku sangat ceroboh!" kata Kyra memaksakan tubuhnya mendekati Lingga yang berdiri di dekat ranjang. Dia membiarkan tubuh polosnya terekspos begitu saja saat memeluk pinggang pria itu.

" Maaf!" kata Kyra mempererat pelukannya.

" Tidak sekalipun aku menyentuh dia, Key! Aku manahannya hingga hampir mati!" kata Lingga tidak membalas pelukan Kyra.

" Maaf!" kata Kyra.

" Kamu pikir Alex akan membiarkanmu menahannya? Dia pria! Tenaganya sangat besar dan dia sangat menginginkanmu! Dan dia pasti bisa memasukimu!" kata Lingga pelan dengan tangan yang telah mengepal sempurna mengingat nama pria iblis itu.

" Bawa aku pergi! Please! Jangan tinggalkan aku lagi!" kata Kyra menangis. Lingga masih terdiam, hatinya masih merasa sedih mendengar pengakuan istrinya. Tapi dia juga tidak boleh egois, Kyra hanyalah wanita biasa yang sangat mencintainya dan akan melakukan apa saja hanya untuk bisa bersamanya.

" Istirahatlah!" kata Lingga melepaskan pegangan Kyra. Kyra menatap nanar punggung suaminya, dia lalu berjalan ke atrah ranjang dan membaringkan tubuhnya disana. Airmatanya kembali membasahi kedua pipinya.

Lingga meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

" Apa semua sudah siap?" tanya Lingga pada orang itu.

" Siap, Bos!" jawab pria itu.

" Besok malam mereka pasti kembali!" kata Lingga lagi.

" Iya, Bos! Kami sudah mengawasi semua!" kata orang itu.

" Bagus! Bersiaplah!" kata Lingga lalu mematikan ponselnya. Matanya menatap tubuh meringkuk di atas ranjang. Dia mendekati tubuh itu dan duduk jongkok di depan wajah Kyra. Maaf! Aku seharusnya tidak mengatakan itu! batin Lingga. Lalu pria itu berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

Leon sangat mengagumi Bella karena kepintaran dan kemandirian wanita itu. Leon menatap nanar wajah wanita dihadapannya itu dengan kerinduan yang menggunung. Bella merasa gugup mendapat tatapan mata yang bisa membuatnya lemah itu.

" Aku harus pergi, suamiku pasti mencariku!" kata Bella lalu berjalan meninggalkan Leon. Tapi dia terkejut saat merasa tubuhnya ada yang menariknya dan mendorongnya lembut ke dinding dibalik pintu balkon.

" Lee!" ucap Bella dengan tubuh bergetar.

" Kamu masih menyebut nama itu?" ucap Leon yang sangat tahu jika wanita di depannya itu masih sangat mencintai dirinya. Wajah mereka hanya berjarak satu jari saja. Hembusan nafas Leon bisa dirasakan oleh Bella begitupun sebaliknya. Perlahan Leon mendekatkan wajahnya ke wajah Bella dan dengan pasrahnya Bella memejamkan kedua matanya dengan membuka bibirnya. Leon tersenyum lalu melumat lembut bibir tebal itu. Leon menyesap secara bergantian bibir itu dan sesekali mengulumnya hingga menimbulkan sedikit suara.

" Bibirmu selalu terasa lembut dan nikmat!" bisik Leon mengakhiri lumatannya. Bella membuka kedua matanya dan menatap sayu wajah tampan itu.

" Apa yang kamu rasakan saat aku melakukan ini?" tanya Leon sambil membuka tangan kanannya dan mengusapkannya dari dahi turun ke hidung lalu ke bibir dan ke leher. Bella merasakan tubuhnya bagai disengat aliran listrik. Matanya terpejam merasakan sentuhan lembut itu dan desahan lolos dari bibir seksinya saat tangan itu meremas lembut dadanya.

" Ahhh, Lee!" desah Bella.

" Aku menginginkanmu malam ini, Ella! Ini kunci kamarku diatas!" bisik Leon.

" Tidak! Aku tidak bisa Lee!" jawab Bella membuka matanya.

" Aku tahu kamu pasti bisa!" bisik Leon lagi lalu mengecup punggung tangan Bella dan meninggalkan kunci kamarnya di tangan wanita itu. Leon berjalan menjauh dari balkon dan mendekati Kinan yang sedang mencari-cari sesuatu.

" Kau mencariku?" tanya Leon tersenyum.

" Cih! Mana mungkin!" kata Kinan jual mahal.

" Apa aku tidak lebih menarik dari Alex?" tanya Leon pelan.

" Apa maksudmu?" tanya Kinan curiga, darimana dia tahu tentang dirinya dan Alex.

" Apa anda tahu jika saya adalah sahabat Alex?" kata Leon santai.

" Aku baru mendengar itu!" kata Kinan mengerutkan dahinya.

" Apa dia tidak pernah mengatakannya?" tanya Leon.

" Tidak!" jawab Kinan.

" Kami sangat dekat, bahkan saling menceritakan rahasia!" kata Leon mendekat pada Kinan. Jantung Kinan berdetak kencang saat tubuh Leon mendekat padanya. Leon tersenyum smirk melihat kegugupan Kinan.

" Seperti?'

" Seperti...apa, ya?"

" Jangan mencobaku!"

" Temui aku besok siang di kamarku!" bisik Leon.

" Jangan mimpi! Lo bukan siapa-siapa buat gue!" kata Kinan sinis.

" Tapi gue tahu siapa anda bagi Alex!" kata Leon lalu melihat jam di dinding menunjukkan angka 11 malam. Kinan menyesap minumannya dan memikirkan ucapa Leon.

" Permisi, Nona Cantik!" bisik Leon meniup telinga Kinan yang mengakibatkan tubuh wanita itu tergetar. Leon pergi sebelum Kinan sempat memarahinya, ditatapnya tubuh kekar itu kearah tolet. Dia pikir gue ini wanita apa? batin Kinan. Tapi...siapa gue buat Alex...kenapa gue jadi penasaran? Awas aja kalo dia bohong! batin Kinan.

" Sayang! Alex pergi bekerja, kita pulang setelah pengumuman, Ok!" kata Luciano.

" Siapa yang mendapatkan penghargaan, pa?" tanya Kinan.

" Tentu saja calon suamimu, sayang!" kata Luciano bangga.

" Apa? Calon su...ami?" tanya Kinan tercekat.

" Ya! Kamu akan bahagia dan puas jika Leon menjadi suamimu! Karena dia memiliki banyak ramuan untuk semua hal di dunia!" kata Luciano.

" Ckkk! Aku bukan wanita seperti itu, Pa!" kata Kinan kesal dan sedikit malu.

" Cihhh! Apa kamu pikir papa tidak tahu dengan kelainan sexualmu?" kata Luciano menyindir putri angkatnya itu.

" Papa!" teriak Kinan malu.

" Papa jamin kamu tidak akan kecewa padanya!" kata Luciano.

" Ckkk! Mana mungkin!" kata Kinan. Orang masih pemula gitu! batin Kinan.

Sementara seorang pria sedang membersihkan tubuhnya di kamar mandi dan memakai sabun khusus yang dibuatnya agar aroma tubuh dan kulitnya harum dan bersih. Dia menggosok seluruh tubuhnya tanpa terlewatkan, lalu mencuci tangannya dan mengambil botol yang berbeda, diteteskannya cairan tersebut dan diusapkannya pada miliknya hingga ke bagian bawah.

Beberapa saat kemudian dia mengeringkan tubuhnya lalu melilitkan handuk pendek yang hanya menutupi bagian dibawah perut dan pahanya saja. Pria itu berjalan melihat ke arah jarum jam dan mendudukkan bokongnya diujung ranjang dengan kaki terbuka. 1...2...pintu kamarnya terbuka saat dia menghitung dari dalam hati. Dilihatnya seorang wanita dengan sebuah mantel hitam berdiri di pintu kamar itu.

" Kamu memang brengsek, Lee!" ucap wanita itu.

" Aku mengenalmu dengan sangat baik, Ella!" balas Leon. Wanita itu menutup pintu yang terkunci secara otomatis lalu berjalan sambil emmbuka tali mantelnya dan membukanya. Leon menelan salivanya saat melihat isi dibalik mantel tersebut.

" Kamu selalu tahu isi pikiranku, baby!" kata Leon. Bella melepaskan high heels dan menjatuhkan mantelnya lalu mendekati Leon, dia memeluk kepala pria itu hingga menempel di antara kedua bukit kembarnya.

Next chapter