3 Makan Malam

"Erina.." Arion terkesiap saat melihat Erina tengah membaca Ayat suci Al-Quran dengan sangat fasih dan merdu

Arion mengusap matanya untuk meyakini apa yang tengah dilihatnya benar lalu menatap ke sekitar shaf wanita yang tampak sepi. Hanya ada Erina seorang diri di dalam shaf wanita ini.

Erina menyudahi mengajinya lalu menutup Al-Quran kecil yang selalu dibawanya kemanapun Erina pergi saat mendengar suara seseorang menyebut namanya. Erina mengedarkan pandangannya menatap ke sekitarnya namun tidak menemukan siapapun di sana.

Ya. Arion bergegas keluar mushola saat menyadari Erina menghentikan membaca Al-Quran. Arion lantas meninggalkan mushola kembali ke ruangannya dalam kondisi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya di mushola kantornya. Sedangkan Erina meninggalkan mushola kantor setelah merapikan perlengkapan sholat yang digunakan Erina.

"Kamu baru makan siang?" tanya Arion saat melewati meja kerja Erina

"Iya pak. Maafkan saya pak. Tapi saya berjanji akan menghabiskan makanannya sebelum jam satu pake. Nanti jam satu ada meeting di luar kantor dengan PT Adikarya Sentosa pak," balas Erina

"Jam satu masih dua puluh menit lagi. Silahkan kamu melanjutkan makannya. Jangan terburu-buru," lanjut Arion meninggalkan meja kerja Erina menuju ruangannya

Erina menghela nafas pelan lalu mengusap dadanya merasa lega. Erina mengira jika Arion akan memarahinya karena Erina masih menikmati makan siang. Namun Erina mencoba berpikir logis karena jam istirahat masih cukup lama jadi tidak mungkin Erina dimarahi Arion. Erina melanjutkan menikmati hidangan makan siang yang dimasaknya pagi tadi sebelum waktu istirahat habis.

***

Nara mengernyitkan dahi saat masuk ke rumah dengan suasana yang sunyi. Bahkan pekerjaan yang biasanya berlalu lalang di rumahan mereka tidak ada yang dilihat Nara. Rumah benar-benar sangat sunyi. Nara melangkahkan kaki menaiki nakal tangga menuju ke kamarnya dilantai dua yang berada di samping kamar sang adik kembar, Arion.

Ceklek..

Nara kembali mengernyitkan dahi saat melihat sebuah bingkisan berwarna merah muda di atas meja riasnya. Nara membuka bingkisan itu untuk mengurangi rasa penasarannya. Satu buah kertas berisi catatan kecil dari Karin yang diletakan diatas bingkisan itu semakin membingungkan Nara.

"Papa dan mama menunggu kamu dan Arion pukul tujuh malam di cafe cahaya," mama Karin

Nara meletakan kertas itu di atas meja riasnya lalu mengambil barang yang berada di dalam kotak berwarna merah muda tadi. Nara membolakan matanya saat mengetahui isi dari kotak itu sebuah gaun malam berwarna merah muda senada dengan warna kotaknya. Nara mengambil dan mengangkat gaun itu lalu menempelkan di tubuhnya dengan banyak pertanyaan dalam pikirannya.

"Maksud papa mama apa sih kasih aku baju kaya gini? Ada apa di cafe cahaya nanti malam sih?" tanya Nara pada diri sendiri di depan cermin

Nara meletakan gaun malamnya di atas kasur lalu melangkahkan kaki kelair kamar saat mendengar deru mobil sang adik memasuki halaman depan rumah mereka.

"Dek.. Cepetan mandi. Jam tujuh kita ditunggu mama di cafe cahaya," ucap Nara setelah adiknya berada di depan kamarnya

"Cafe cahaya? Ngapain kak?" tanya Arion

"Kakak juga nggak tahu. Cepatan mandy. Habis sholat maghrib kita kesana bareng," tukas Nara

"Iya kakak aku yang bawel." Arion mengambil langkah seribu menuju kamarnya sebelum kakaknya mengeluarkan tanduk banteng di atas kepalanya

"Arion!" Nara berteriak kesal dengan sikap Arion yang selalu saja meledeknya

Arion mengacuhkan teriakan kakaknya yang cukup keras dan melanjutkan langkah kakinya masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Nara dengan raut wajah kesal kembali masuk kamar untuk mempersiapkan diri ke cafe cahaya seperti apa yang ditulis mamanya dalam pesannya di secarik kertas.

***

Nara dan Arion mengayunkan langkah masuk ke dalam cafe cahaya dimana papa dan mamanya telah menunggu disana. Nara dan Arion berjalan dengan bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih bagi siapa saja yang melihat mereka. Tidak terkecuali Erina yang tengah membersihkan meja tamu. Erina menatap kearah pintu masuk dimana Nara dan Arion masuk ke dalam cafe tempatnya bekerja dengan tatapan sulit diartikan. Sedangkan Arion yang tidak menyadari kehadiran Erina di cafe itu berjalan santai menuju ruangan VIP di lantai dua yang telah dipesan papa dan mamanya.

"Jadi itu pacar pak Arion. Cantik. Modus. Elegan. Pantas gue dibilang wanita kampungan," gumam Erina semberi menaruh piring dan gelas kotor ke dalam keranjang yang dibawanya

Erina berjalan menuju ke dapur meletakan peralatan makan kotor yang baru saja dibawanya dari salah satu meja pelanggan. Namun Erina terkejut saat mendengar bisnya di cafe memanggil namanya.

"Erina.." Pak Richard memanggil Erina yang baru keluar dari dapur

"Iya pak," balas Erina sembari menundukan kepala

"Saya minta tolong kamu handle pelanggan di ruang VIP 1 iya. Sebentar lagi makanan mereka akan segera diantar. Kamu saya tugaskan untuk mengantar makanan ke ruang VIP 1. Mengerti Erina?" tukas Oak Richard

"Baik pak. Saya mengerti," balas Erina

"Bagus. Saya yakin kamu bisa diandalkan. Saya kembali ke ruangan. Kamu jangan lupa sama tugas kamu," tukas Pak Richard sebelum kembali ke dalam ruangannya

"Baik pak," seru Erina sembari mengusap dada setelah pak Richard meninggalkannya

Ya. Erina merasa lega saat mengetahui pak Richard memanggilnya untuk memberikan tugas baru kepadanya. Pada awalnya Erina berpikir jika pak Richard memanggilnya karena Erina melakukan kesalahan. Ternyata apa yang dipikirkan Erina salah besar. Pak Richard termasuk bosnya yang baik dan adil kepada karyawan di tempat Erina bekerja saat ini.

***

Arion dan Karin mengernyitkan dahi ketika masuk ke dalam ruang VIP dan melihat papa mamanya tengah mengobrol bersama beberapa orang. Arion dan Nara mantap melanjutkan langkah kakinya menghampiri papa dan mamanya walaupun seribu tanya ada dalam benak mereka.

"Assalamu'alaikum." Nara dan Arion mengucapkan salam sebelum meriah tangan papa dan mamanya untuk bersalaman

"Wa'alaikumsalam," balas mereka semua yang berada di dalam ruangan VIP

Arion dan Nara duduk di kursi yang kosong setelah mengecup punggung tangan papa dan mamanya dengan takdzim. Arion dan Nara saling menatap saat melihat seorang pria yang berusia sekitar tiga puluh tahun berada diantara mereka. Pikiran Arion dan Nara mulai travelling kemana-mana melihat keadaan saat ini.

"Baiklah. Nara dan Arion telah berada disini, sepertinya kita langsung saja ke inti acara pak Jonatan sebelum kita memulai makan malam yang sebentar lagi akan diantarkan pramusaji," ucap Papa Naren yang semakin membingungkan Nara dan Arion

Pak Jonatan menganggukan kepala membalas ucapan papa Naren, "Baik pak Maren dan bu Nara. Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih atas undangannya kepada keluarga pak Naren dan bu Nara. Disini kami ingin melamar Nara untuk menjadi istri anak saya Derren. Seperti apa yang telah saya bahas dengan pak Naren beberapa waktu lalu tentang perjodohan Nara dan Derren," jawab Pak Jonatan yang sangat mengejutkan bagi Nara

Duarrrr..

avataravatar
Next chapter