1 Permulaan

Di sebuah mansion kelas atas, sedang duduk seorang pria tampan berusia sekitar 34 tahun lebih. Usia yang cukup matang bagi pria dewasa. Pria yang cukup tampan dengan kulit putih dan berhidung mancung tersebut terlihat sedang santai memainkan ponsel nya yang saat itu sedang di genggam nya

Tubuh nya yang tegap seakan menambah kesempurnaan pria tampan yang telah menikah sebanyak enam kali dengan lima kali perceraian dan istri pertama meninggal. 34 tahun merupakan usia yang matang bagi seorang pria, namun berbeda dengan Devan yang sikap nya begitu kekanakan-kanakan meskipun ia kerap kali mengalami kegagalan dalam rumah tangga nya.

Hari itu ia telah membuat janji dengan seorang gadi bernama Sheryl, hari Minggu yang begitu cerah secerah hati nya saat itu. Ia begitu antusias untuk mengangkat panggilan telepon nya ketika melihat notifikasi panggilan masuk dari seorang gadis yang selama ini di pacari nya.

Rencana perjodohan nya dengan seorang gadis yang telah di siapkan oleh orang tua nya seakan tak menjadi persoalan berarti buat nya, toh kalau dalam kenyataannya tidak cocok ia bisa depak kapan saja wanita itu dengan hanya mengandalkan pengacara keluarga nya. Pikir Devan saat itu.

"Sayang, kamu sudah datang menjemput ku atau belum?" Ujar suara gadis itu dengan penuh keceriaan.

"Ini on the way sayang" Jawab Devan tak kalah lembut nya, meskipun ia hanya berbohong untuk menyenangkan sang gadis semata. Devan merupakan pria romantis yang dengan mudah merayu wanita, wanita banyak bertekuk lutut padanya, di samping kaya raya, ia juga sangat tampan. Titel duda 6 kali sama sekali tak menyurut kan hati wanita yang ingin mendekati nya.

Tak berapa lama Devan bermaksud untuk pergi keluar dari kediaman nya, saat ia melewati ruang tengah ia berpapasan dengan putra semata wayangnya nya yang sedang bermain dengan ayah nya tuan Alexander.

"Ayah tunggu, ayah mau ke mana apa aku boleh ikut?" Tanya Aslan putra nya dari istri pertama nya.

"Ayah mau pergi dulu sayang, kamu bermain lah dengan opah dan mba Susi ya?" Ujar Devan seraya mengecup kening putra nya.

"Ingat kata-kata ayah tadi pagi!" Ucap Alexander setengah berteriak

"Ya ayah, atur saja" jawab Devan singkat tanpa menoleh me arah sang ayah yang terus menatapnya.

Di dalam mobil Devan lebih banyak berkonsentrasi pada jalanan. Ia sudah tak mempermasalahkan jika harus menikahi seorang wanita pilihan ayah nya yang ia yakin pasti bukan lah selera nya.

Drrrrttt drrrrttt getaran suara ponsel yang ia letakkan di atas jok sebelah pengemudi membuat ia membuyarkan lamunan nya.

"Sayang, kamu sampai di mana?" Ujar seorang perempuan dengan nada yang sangat manja..

"Sudah dekat ko sayang" Jawab Devan dengan kata-kata khas seorang buaya darat.

Tak lama berselang mobil telah sampai di depan sebuah rumah mewah, Devan menghentikan mobil nya lalu kembali menelpon seorang putri pemilik rumah.

Seorang gadis yang sangat cantik keluar dari rumah tersebut dan menemui Devan yang telah menunggu nya?

"Sudah?" Tanya Devan setelah perempuan itu masuk ke dalam mobil nya.

"Sudah" jawab gadis cantik di samping nya dengan senyum yang mengembang dari wajah nya.

"Kalau sudah silahkan turun" ujar Devan seraya menggoda gadis di samping nya

"mas.. nggak lucu" ujar Sheryl gemes.

***Siang itu dalam perjalanan Devan bersama sekertaris pribadi nya sedang berada di dalam sebuah mobil pribadi nya yang di kemudikan oleh Dendi sang sekertaris. Sesekali pandangan Dendi tertuju pada bos di depan nya yang terlihat agak pendiam dari biasa nya.

"Den" ucap Devan ketika melihat Dendi dalam kaca spion yang terlihat sedang menatap nya

"Ya tuan" jawab Dendi singkat

"Apa kamu mengetahui rencana perjodohan ku dengan seorang wanita?" Tanya Devan pada asisten nya tersebut. Ia hafal betul sifat dendi yang selalu tau urusan bos nya tak terkecuali rencana ayah nya yang juga sangat dekat dengan nya.

"Untuk kali ini saya tidak tahu tuan, apakah itu ada hubungannya nya dengan kekasih tuan?, Maksud saya apakah orang yang di jodoh kan dengan tuan ada nona Sheryl?" Tanya Dendi menanggapi perkataan bos yang duduk di belakang nya itu.

"Tidak, ini beda, aku juga belum mengenal nya" ujar Devan dengan nada serius.

"Apakah tuan menyetujui nya?" Tanya Dendi dengan hati-hati.

"Tentu saja aku menyetujui nya" ucap Devan dengan ragu-ragu.

"Lalu bagaimana dengan nona Sheryl?" Tanya Dendi

"Itu bukan urusan mu" ucap Devan mulai tidak suka kehidupan nya di campuri oleh asisten nya itu.

"Maaf tuan" Jawab Dendi singkat.

Kedua nya tak lagi ada yang bersuara, seketika mobil itu hening, hanya suara deru mesin kendaraan lain dari luar, juga suara knalpot yang memakai kan telinga. Kedua nya lantas Sibuk dengan pikiran masing-masing

sebelum akhir nya Devan kembali berbicara pada Dendi.

"Kamu saya tunggu untuk datang ke ruangan setelah memarkirkan mobil!" Ucap Devan dengan nada rendah.

"Baik tuan" ujar Devan setelah selesai berbicara dengan asisten nya tersebut.

Devan turun dari mobil lalu memasuki sebuah lobby gedung perkantoran, lalu memasuki lift khusus yang ia gunakan menuju ke ruangan nya.

Tak berapa lama Dendi menyusul nya memasuki ruangan nya setelah mengetuk pintu ruangan nya.

"Dendi,"

"Ya tuan"

***To be continue***

jangan lupa dukung cerita ini dengan vote dan masukan ke library ya.. di tunggu juga kritik dan saran nya. terima kasih

____&&_____&&_____

Note: dalam cerita ini terdapat banyak pengulangan kata yang belum sempat di revisi akibat kesalahan update di awal-awal yang belum sempat di revisi. Mohon maaf untuk ketidaknyamanan ini

avataravatar
Next chapter