webnovel

Episode 2

Hari ini hari minggu niat awal ku, aku ingin bermanja-manjaan dengan kasur, guling dan bantal di rumah tapi tidak dapat ku laksanakan karena Aldo dan Kate sudah datang ke rumah ku yang aku sendiri tak tau kapan mereka datang.

Aldo meminta ku untuk menemani dia dan Kate berbelanja. Aku memikirkannya, masa iya aku jadi obat nyamuk mereka. Akhirnya aku menolak tetapi Aldo terus memaksa dan pada akhir nya aku memutuskan untuk menurutinya dengan syarat Rere ikut untuk menemani ku dan itu di iya kan oleh nya.

Setelah aku ganti baju dan tak luput aku membawa tas yang berisikan ponsel dan duit, kami semua ke rumah Rere yang tak jauh dari rumah ku.

Tiba di rumah Rere, dia mati-matian ga mau pegi. Akhirnya dia luluh dengan permohonanku setelah aku berjanji untuk membelikan cheeseburger mekdi.

Aku dan Rere dudun di kursi belakang, seperti suasana canggung di antara kami berempat hanya suara musik saya yang terdengar sampai akhirnya Aldo memecah keheningan.

"Tumben kalian diem aja, biasanya udah kayak burung beo, " kata nya.

"Sorrygue lagi asik maen game," kata Rere

"Sama gue juga," kata ku yang mencari alasan.

"Hmm kalian satu kampus," kata Rere yang mata nya tetap fokus melihat ponselnya.

"Iya," Jawab Aldo

Akhirnya mobil yang di kendarai sampai juga di mall, setelah parkir akhirnya kami semua keluar dari mobil.

Dan lagi-lagi Aldo yang langaung meemgang erat tangan Kate seakan takut dia hilang

Takut ilang amet sih... ga skalian pakein tali..

Mata ku sesekali melirik gengaman tangan Aldo pada nya.

Karena risih akhirnya aku memilih untuk mengajak Rere menjauh dari mereka setelah aku melihat mekdi.

Dalam mekdi, dia melihat menu apa yang akan dia pilih selain cheeseburger.

"Ra, gue mau ice cream juga,hmm kentang goreng juga deh," pinta nya.

"Oke-oke," kata ku.

Akhirnya aku memesan paket cheeseburger dua serta icecream rasa Strawberry dan cokelat.

Kedatangan ku ke meja Rere sama waktunya dengan kedatangan Aldo dan Kate yang menemukan kita.

"Dih dia udah pesen," kata nya.

"iya lah," kata ku.

Melihat aku yang sudah memesan, akhirnyadia pun ikut memesan, dia yang memesan sedangkan Kate dia suruh untuk duduk bersama kita.

Sedikit kasihan pada Kate karena dia tidak kami ajak bicara, ya gimana lah ya dia tidak bisa bahasa Indonesia dan kami tidak bisa bahasa Belanda.

"Lo masih suka sama Aldo?" tanya Rere.

"ah, entah lah yang jelas aku seperti iri melihat kemesraan Aldo dengan Kate," jawab ku sambil menghela napas.

"Ayo lah Ra, ini sudah bertahun tahun bahkan sudah 10 tahun lebih dam lo masih suka sama dia? Sedangkan dia tau aja enggak, hellow gue rasa lu harua ke psikiater deh," kata Rere yang hanya ku jawab dengan senyuman.

"Lu pikir gue gila."

"Udah ah ayok makan ga enak ntar Aldo balik dari dengar lagi, kalau Kate sih mungkin ga ngerti obrolan kita."

Setelah kami makan kami pergi ke sebuah mall karena Aldo di suruh mama Wina untuk membeli beberapa keperluan untuk diri nya memasak. Tak ku sangka ternyata catatan yang diberikan mama Wina cukup banyak bukan-bukan tapi sangat banyak sampai troli kita penuh pantas dia meminta aku dan Rere menemani.

Saat dia membayar belanjaannya di kasir aku menitip sebuah teh kemasan dalam botol beserta kripik kentang kesukaan ku.

Melihat itu dia tersenyum, "masih suka keripik kentang ini?"

"iya dong.. ini mah the best,merek lain ga ada yang nandingin," Jawab ku, tak ku sangka dia masih mengingat snack kesukaan ku.

Setelah semuanya akhirnya kita pulang. Sekitar 30 menit kami sampai di rumah nya.

Saat kami masuk seperti dahulu pudding cokelat telah menyambut kami.

"Wah ini nih yang gue kangenin dari Mama Wina," kata Rere.

"Sama gue juga, eh ini boleh di makan kan Ma," kata ku.

"Ya tentu dong," jawab nya.

Setelah mendapat intruksi dari Mama Wina akhirnya aku langsung mengambil pudding yang sudah di cup in.

Kami semua berbincang-bincang sambil ngoborol. Tak terasa sudah sore dan akhirnya aku berpamitan karena aku dan Rere ada janji dengan Kak Martin mau membeli buku cetak yang kemarin Pak Bambang rekomendasikan.

"Do, kayaknya aku pamit pulang deh soalnya temen ku bentar lagi nyampe" kata ku.

"iya pacaranya Rara bentar lagi jemput kebetulan kita baru ingat mau beli buku bareng" kata Rere.

Ha? Pacar sejak kapan aku sama kak Martin berpacaran?.

"Pacar? Oia ? kenalindongRa, masa aku doang yang kenalin pacar" ledek Aldo.

"Nanti kapan-kapan ya" kata ku dengan tersenyum.

Tak lama akhirnya Kak Martin sampai di rumah Aldo dan aku serta Rere berpamitan. Memang tak susah mencari rumah Aldo, karena rumah nya yang dari pintu gerbang tak jauh.

Akhirnya mobil yang kutumpangi sampai juga ke sebuah toko buku dan akhirnya dia memberitahu nama buku yang dia rekomendasikan, setelah mengambil buku aku mencari Rere yang seperti menghilang dari peredaran. Langsung aku mencari dia di buku-buku komik dan benar saja dia sedang memilih-milih komik yang akan dia beli karena seri ke 7 dari salah satu komik kesukaannya sudah ada. Tak hanya itu ternyata dia sudah mengantongi 5 jenis buku komik yang akan dia bayar total yang dia beli 6 buku komik, melihat itu aku hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Setelah membayar semua belanjaan kami, kak Martin dan aku mengantar Rere terlebih dahulu baru dia mengantar aku.

Dengan basa basi aki menawarinya dia untuk mampir, tapi di tolak karena katanya dia bosen melihat Ryan membuat ku tertawa mendengar nya.

"Kamu udah pacaran sama Martin?" tanya kak Ryan.

"Wah kakak ngak nyangka dia gerak cepat juga," tambahnya.

"Ha?sembarangan.. kagak " kata ku mengelak.

"Terus kok kamu bisa dianter pulang?" introgasinya.

"Kebetulan, dia nunjukin buku untuk mata kuliah Ekonomi Mikro" kata ku sambil menunjukan belanjaan.

"Aku pikir udah, kamu tau ga kalau dia itu suka sama kamu tapi kamu aja yang ga peka.. mikirin Aldo terus sih" kata pengakuan kak Ryan.

"Mana mungkin, tipe kak Martin, mah bukan kayak aku" pembelaan ku.

"Udah mending kamu cari pacar gih, kakak ga mau kamu cuman ngarepin cinta monyet kamu itu.. siapa nama nya" katanya.

"Aldo kak.. sok lupa" ingat ku.

"Iya.. kamu harus lupain dia, toh dia aja udah gonta-ganti cewek masa kamu masih berharap sama dia" katanya mengingatkan.

"hmm iy" kata ku yang sambil menuju ke kamar.

Aku langsung masuk kamar lalu mandi. Sambil mandi aku merenungkan apa yang di katakan kak Ryan yang benar adanya.

Tapi cari pacar dimana? Masa iya kak Martin suka sama aku? tipe-tipe dia mah kayak kak Dona yang cantik,putih,langsing lah aku cantik sih mungkin, putih sih ya enggak terlalu, langsing ini.. jauh dari kata langsing yang ada langsung iya.

Setelah aku mengeringkan rambut aku memutuskan untuk tidur karena aku capek seharian pergi.

***

Aku berangkat ke kampus bersama kak Ryan tak sengaja aku melihat Aldo dan Kate yang sedang berjalan pagi melewati rumah ku. Saat melihat keberadaan kami dia langsung menyapa aku dan kak Ryan, karena buru-buru akhirnya kapi hanya ber say hello.

"Sih Aldo uda balik?" tanya nya sambil melajukan mobilnya.

"Lah yang kemarin dateng kan Aldo sama Kate," kata ku.

"Oh, cewek itu pacarany. Ih, maksud kakak dia udah bener menetap ga akan balik lagi kesana gitu," penjelasannya.

"belom, dia cuman liburan" jawab ku.

"Oh di kira.. tuh dia aja udah gandeng pacar, masih mau terkurung dengan cinta lama?" ledeknya.

"enggak," kata ku.

"Pokoknya kalau Martin ngatain cinta terima aja ya, ya anggep aja kamu belajar lupain Aldo. Tapi Martin anak yang baik kok... dia temen kakak dari SMA" kata nya.

"Maksudnya?" tanya ku yang tak mengerti.

"Iya, kamu sih mikir nya Aldo terus" ledeknya.

"Nih ya kakak kasih tau sebenernya Martin itu suka dama kamu dari dulu cuman kamu aja yang ngak peka, eh bukan ding tapi berharap terus sama Aldo," penjelasnnya.

"Ya kalau misal jodoh kamu Aldo nanti juga suatu saat kamu sama dengan dia.. nah karena sekarang belum jodoh kamu sama cowok lain ya adik ku sayang" kata nya.

"Tapi coba dulu aj, ya kalau cinta bisa datang dengan sendirinya," katanya lagi.

"Iya bawel."

Bener juga sih kata kakak ku ini.. tapi jujur aku baru tahu kalau dia kawan kak Ryan padahal aku dengan dia kan satu sekolah dulu.

Masa iya dia suka sama gue.

Saat istirahat dan kebetulan jeda kuliah pertama dan kuliah ke dua cukup lam hampir 3 jam dan ternyata kak Martin yang sudah tidak ada mata kuliah lagi mengajak ku untuk makan di sebuah mall yang tak jauh dari kampus, niat itu tak ku tolak karena kebetulan Rere pergi tak tau ke mana . ya daripada bingung mau ke mana mending terima ajakan kak Martin.

Tak di duga ternyata aku melihat Aldo yang bersama Kate berada di mall yang sama.

Astaga kok bisa ketemu mereka sih.. wah aku harus menghindar nih.

Setelah mencoba menghindar memang seakan aku di takdirkan untuk bertemu dengannya di mall sebesar ini ya ujung-ujungnya kami bertemu, kebetulan mereka makan di tempat makan yang sama dengan kami.

Aku benar-benar berharap dia tidak melihat ku. Seakan alam semesta merestuinya dia akhirnya duduk yang agak berjauhan dengan ku dan walaupun kami berhadapan setidaknya tertutup dengan kak Martin dan kate serta orang yang lewat.

Aku memutuskan untuk memesan tongseng sedangkan dia soto ayam.

Dalam menunggu dia menanyakan hal yang tak ku sangka, yaitu dia menanyakan rumah yang kemarin dia menjemputku adalah rumah Aldo. Kaget saat dia menanyakan itu, pasti kak Ryan yang memberitahu nya.. dasar mulut lemes..

Aku hanya menganggukkan kepala dan aku menjelaskan kedatangannya serta aku pun beralasan bahwa aku sudah tak merasakan apa-apa karena bagi ku cuman masa lalu.

Masa lalu? Iya sih masa lalu tapi melupakan itu sepertinya belum.. bahkan sampai sekarang saat dia memiliki pacar ada rasa sesuatu dalam perasaan yang tak bisa di jelaskan.

Setelah kenyang aku menemaninya untuk membayar di kasir, tak disangka Aldo pun bayaran di kasir.

"Eh, Rara," kata nya.

"Eh, Aldo," kata ku

Ya elah padahal dari tadi coba menghindar .

" ya udah aku duluan ya," kata ku yang tak basa-basi serta tak sempat mengenalkan kak Martin pada nya

"Oh oke," kata nya dengan santai.

Setelah makan aku dan kak Martin berjalan-jalan sebentar kebetulan dia ingin membeli kaos yang langsung aku iya kan untuk menemaninya.

Saat dia dan aku fokus mencari kaos yang cocok dengan kak Martin, pundak ku ada yang menepok saat menoleh ternyata Rere.

"Ngapain kamu di sini?" tanya ku.

"Disini? Gue konser Ra," kata nya.

"Ih, gue serius," jawab ku.

"Yaelah Ra udah tau toko baju ya cari baju masa cari jodoh, eh jodoh.. jodoh ku kan sudah bertemu," kata nya.

"Siapa?" tanya ku penasaran.

"Tuh sebelah kak Martin," tunjuknya.

"Dimas?" tanya ku tak percaya.

"hmm" angguknya.

Ternyata kak Martin sudah membayar kaos yang dia beli, cepat banget pikir ku atau perasaan ku saja karena asyik berbicara dengan Rere. Saat dia melihat Rere dia tak percaya ternyata Dimas pergi bareng Rere.

"Kalian saling kenal?" tanya Dimas.

"iya" kata kami kompak.

Ternyata Dimas bertetangga dengan kak Martin. Setelah itu mereka mengantar kami kembali ke kampus dan kak Dimas serta kak Martin berniat menunggu kami karena ini mata kuliah terakhir kami hari ini.

"Ra, lu tau ga gue ketemu Aldo tadi di mal" kata nya di ruangan sambil menunggu dosen.

"Oia? Sama dong" jawab ku.

"Iya tadi ga sengaja papasan, lah ku kok bisa ketemu dia?" tanyanya penasaran.

"iya kebetulan makan di tempat yang sama" jawab ku dengan singkat.

Jujur aku malas kuliah mata kuliah ini. Rasa nya 1 jam terasa lama banget, dari tadi aku menguap saja kerjaannya.

Akhirnya jam pulang yang di tunggu selesai juga, menunggu 1 jam kayak nunggu 4 jam .. untung mata kuliah ini cuman 2 sks jadi tak lama kalau ga haduh betapa bosannya berada di ruangan tadi.

"Lu beneranudah jadian ma kak Martin?" tanya nya.

"Belom" jawab ku.

"Kok dia rela nunggu gitu" kata nya sambil menunjuk apa yang dia maksud dengan mulutnya.

"Mana gue tau.. tanya dia aja sendiri" jawab ku.

Tanpa di duga dia benar menanyakan hal itu membuat ku yang meminum air mineral tersedak dengan apa yang ku dengar.

Dia gila apa nanya ke kak Martin langsung.

Hanya senyum manis nya yang menjawab pertanyaan gila Rere.

Gila saja dia menanyakan bahwa apa aku dan dia sudah pacaran.. untung saja dia cuman senyum tapi dari senyumannya aku tak bisa menyimpulkan apa pun.

Ya jelas lah mana mungkin dia suka sama aku, mungkin dia hanya menganggap seperti layaknya adik secara dia dan kak Ryan kan bersahabat.

Akhirnya dia mengantarkan ku sampai rumah dengan selamat dan sebelum aku turun dia mengajak ku nonton besok kebetulan ada film yang ingin dia tonton, ajakan itu pun tak ku tolak.

***

Karena kebetulan ini sabtu dan aku tak memiliki kuliah tiba-tiba aku yang sedang bersantai ria dalam kamar sambil berchatan dengan kak Martin di panggil mama dan dia memberitahu Aldi ada di bawah.

Ha? Aldo? Mau ngapain dia?

Aku langsung menyahuti panggilan mama dan turun ke bawah, ternyata dia membawa makanan buatan mama nya untuk kami. Aku melihat dia yang sendiri tanpa Kate, saat aku menanyai ternyata Kate sedang mandi.

Rantang yang Aldo bawa di isi kembali dengan beberapa makanan kesukaan Aldo saat Aldo masih kecil.

Kami berdua mengobrol bersama di teras. Dia pun menanyai siapa pria yang bersama ku, aku pun hanya menjawab bahwa dia hanya teman dan kebetulan di sahabat kak Ryan sekaligus kakak tingkat di kampus ku.

Tak lama kami mengobrol karena dia harus mengantar Kate kembali ke Belanda lalu menjemput adiknya yang kini berkuliah di Amerika.

"Apa? Kamu mau pulang ke Belanda?" tanya ku yang kaget.

"Ha? Bukan aku tetapi Kate, aku masih lama disini kebetulan sih Tania pulang dari Amerika" kata nya.

"ooh" kata ku sambil mengangguk.

"Wah ada yang ga bisa moveonnih" kata Ryan saat aku masuk kembali ke dalam rumah.

"Enak aja" kata ku yang mengelak.

Aku sudah bertekat untuk tidak berharap lebih pada Aldo dan aku benar-benar menganggap Aldo sahabat ku.

Jam menunjukkan pukul 4 sore, aku sudah bingung dengan pakaian apa yang harus aku pakai nanti..

Tunggu ini kan cuman nonton bukan kencan.. kebetulan aja waktunya malam minggu.

Akhirnya aku memilik pakaian yang biasa ku pakai yaitu kaos serta celana beserta sepatu kets kesukaan ku ya memang sepatu ini memang di pakai kalau mau main bukan kuliah.

"mau malmingan atau mau kuliah kamu?"tanya nya.

"Lah emang kenapa? Lagian aku main juga pake baju ini" kata ku.

"Nih liat kakak," katanya sambil menunjukan tampilannya.

"Kakak mau malmingan atau kondangan rapih amet," kata ku yang tak mau kalah.

"22 nya sih," kata nya lalu kami berdua tertawa.

"Udah ah kakak pegi dulu," pamitnya.

Setelah dia pamit dengan papa mama dia dan hendak mengeluarkan mobil

"Ra, pangerannya udah jemput tuh," teriaknya.

"Iya.. mana ada pangeran naik mobil kak dimana-mana naik kuda," kata ku.

" Ye, ini Pangeran jaman now," jawabnya.

"Akhirnya adik gue ga jomblo lagi," kata Kak Ryan.

Eh ini kan kaos yang aku pilihkan. Ternyata dia beli yang ini.. memang sih aku tak melihat isi kantong plastiknya yang kebetulan berwarna hitam.

Karena kebetulan dia sudah membeli tiketnya jadi kami berdua tidak perlu mengantri terlalu lama.

Pantes aja penuh orang filmnya bagus

Setelah keluar dari theateraku ijin ke toilet dan ternyata dia pun sama ingin pergi ke ke toilet.

Ternyata toilet perempuan tak cukup mengantri seperti biasanya.

"Kak Rara,"panggil seseorang.

"Eh Tania,"kata ku tak percaya.

"Sama siapa?" kata ku basa-basi.

"Sama kak Aldo," Jawab Tania.

"Oh, ya udah ya kakak duluan," pamit ku.

Sepanjang jalan aku berharap tidak bertemu dengannya walau rasa tak mungkin karena kalian tau kan bioskop itu segede apa.

Dan benar saja saat aku keluar dari toilet di lawan arah yang berjalan ke arah toilet. Jujur aku gerogi bertemu dengannya karena tak mungkin kan aku pura-pura tak kenal dengannya.

"Ra," panggil kak Martin, mendengar suaranya aku langsung membelokkan arah ke tempat dimana dia duduk.

Aku melihat dia yang berusaha memanggil ku langsung dia urungkan niat nya.

Untung ada kak Martin kalau enggak gimana aku bisa menghindar darinya..

Tania yang sudah kembalinya dari wc kembali menegor ku dan membuat Aldo yang melihat nya langsung menghampiri kami.

"Nonton jam berapa Ra?" tanya Aldo.

"Udah keluar tadi barusan, nih mau pegi makan," Kata ku.

Di momen ini juga aku memperkenalkan Kak Martin pada mereka.

"Aku Aldo, sahabat Rara," kata Aldo.

"Aku Martin, pacarnya Rara," kata Kak Martin.

Apa pacar? Sejak kapan?

"Dan aku Tania adiknya kak Aldo, lam kenal ya kakak.. wah pacar kak Rara ganteng ya," kata Tania.

Mendengar itu aku hanya tersenyum karena aku juga bingung mau jawab apa.

PINTU TEATER 4 TELAH DI BUKA, PARA PENONTON YANG TELAH MEMILIKI KARCIS, DI PERSILAKAN UNTUK MEMASUKI RUANGAN TEATER. MOHON PERHATIAN ANDA, PINTU TEATER 4 TELAH DI BUKA, PARA PENONTON YANG TELAH MEMILIKI KARCIS, DI PERSILAKAN UNTUK MEMASUKI RUANGAN TEATER.

begitulah informasi yang di berikan, ternyata mereka menonton di teater 4, jadi karena itu kami tidak dapat mengobrol lama-lama. Dan akhirnya kita semua berpisah.

"Kita mau makan apa ?" tanya Kak Martin.

"Apa ya? Kita makan ayam geprek aja gimana?"saran ku.

"Boleh, kita makan di Geprek Ben aja gimana?" sarannya.

"Boleh-boleh, kan deket nih dari sini," kata ku yang menerima saran nya.

***

Aku memilih untuk memesan 1 paket Ayam Geprek dan dia pun demikian di tambah adanya kulit ayam crispy dan jamur crispy. Entah ini karena lapar atau bagaimana aku makan dengan sangat lahap sehingga dia yang melihat ku tersenyum karena napsu makan ku.

"Mau nambah ga?" tanyanya.

Aku hanya menjawab dengan menggelengkan kepala.

Karena sudah kenyak akhir nya aku dan Kak Martin memutuskan untuk pulang.

Di dalam perjalan dia mengatakan bahwa dia serius dengan apa yang dia katakana saat bertemu dengan Aldo.

Dia menceritakan bahwa memang dari pertama kali ketemu aku saat di rumah , dia sudah menyukai ku cuman dia belum berani mengungkapkan.

Serta dia pun bilang sebenarnya alasan dia yang dulu sering ke rumah karena dia hanya ingin bertemu dengan ku, dia pun bilang saat dia mendapatkan surat yang pernah ku tulis untuknya membuat dia cukup bahagia walau dia tau sebenarnya bukan dia lah surat itu di tuju.

Dia pun mengatakan kalau sebenarnya dia cukup kecewa juga karena surat itu bukan hanya karena sebenarnya bukan untuk nya tapi juga setelah kejadian itu aku seakan menghindar jika bertemu dengannya.

Mendengar itu aku langsung mengingat kata-kata Kak Ryan yang pernah bilang kalau sebenarnya Kak Martin sejak dulu menyukai ku cuman aku nya saja yang tidak mengetahuinya atau mungkin juga karena ketidakberaniannya mengungkapkan.

Tapi jika saat itu dia mengungkapkannya pun pasti aku menolak karena aku saat itu masih menyukai Aldo dan mungkin berharap ada sebuah mukjizat.

Mendengar ungkapan rasa cintanya pada ku, aku hanya berdiam sambil berifikir dengan apa yang akan aku lakukan. Tetapi untung saja dia tidak meminta ku untuk menjawab secara langsung, dia memberikan waktu untuk aku berfikir dengan itu semua.

BERSAMBUNG ^^

***

Apa Rara akan menerima Cinta Kak Martin ???

Tetap tunggu kelanjutan kisahnya ya...

Jangan lupa untuk Like dan komen ya gais...

Thanks By Autor ^.^

Oia, maaf jika ada beberapa kata atau kalimat yang Typo T.T