38 Butuh Waktu Lama Untuk Mengenali Kebaikan dan Kejahatan Hati Manusia

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Zhu Haimei tahu bahwa ibu mertuanya sengaja menyuruhnya melakukan ini dan itu saat tengah malam. Sekarang, ibu mertuanya sudah tertidur pulas di bantalnya karena kelelahan. Saat ini, kamar pasien tersebut menjadi begitu sunyi, Zhu Haimei kemudian bersandar di kursinya dan tertidur. Hari ini terlalu melelahkan baginya, bahkan jauh lebih melelahkan daripada saat ia menggambar sepanjang malam. Dulu, ia pernah mendengar dari rekan kerjanya bahwa jika ibu mertua sudah sulit untuk disenangkan hatinya, maka ia akan terus bersikap seperti itu.

Ketika ia baru saja tertidur, ia mendengar ibu mertuanya berteriak, "Hualian! Hualian!"

Zhu Haimei pun bergegas untuk bangun. Meskipun ibu mertuanya memanggil kakak iparnya, tetapi matanya menatapnya. "Lapar." Ujar ibu mertuanya yang terbangun karena kelaparan.

Kebetulan sekali ibu mertuanya lapar, jadi barang yang ia beli tidak terbuang sia-sia. Kali ini ibu mertuanya tidak bisa mengatakan kalau ia sembarangan menghabiskan uang, kan?

"Ibu ingin meminum pasta wijen yang kental atau encer? Apa perlu ditambahkan gula?" Zhu Haimei bertanya dengan sabar. Butuh waktu lama untuk mengenali kebaikan dan kejahatan hati manusia, tetapi ia percaya bahwa lama kelamaan, ibu mertuanya akan tergerak hatinya. Mungkin ia dan Shen Dongyuan tidak dapat berjalan bersama sampai akhir, tetapi ia tidak ingin menjadi orang yang dibenci semua orang.

Ibu Shen Dongyuan merasa terkejut saat mendengar Zhu Haimei bertanya dengan hati-hati. Sifat Zhu Haimei benar-benar berubah sejak ia kembali dari rumah putra bungsunya yang ada di wilayah militer. Zhu Haimei berubah menjadi bersemangat, kurus, rapi, bahkan lebih sopan daripada orang kebanyakan. Dulu, setiap kali Zhu Haimei disuruh, ia pasti akan menjawab; Jangan menyuruhku. Jika kamu lapar, kenapa kamu tidak memasak sendiri?

Zhu Haimei kemudian menoleh ke arah ibu mertuanya dan menunggu jawabannya.

Ibu Shen Dongyuan menatap mata Zhu Haimei dengan tatapan yang tenang, tiba-tiba ia merasa bahwa sikapnya tadi terlalu memalukan. Namun, Ia lagi-lagi teringat akan masa lalu Zhu Haimei, dan perasaan memalukan itu menghilang dalam sekejap.

Setelah minum semangkuk pasta wijen, ibu mertua Zhu Haimei tidak menyuruh-nyuruhnya lagi. Saat dini hari, Zhu Haimei akhirnya bisa tidur dengan tenang. Akan tetapi, ia tidak bisa tidur dengan nyaman karena ia harus tidur di atas kursi. Malam ini tetap menjadi malam yang berat bagi Zhu Haimei.

Keesokan harinya, kamar pasien ibu mertua Zhu Haimei menjadi sangat ramai.

Orang-orang yang ada di desa segera datang untuk menjenguk ibu mertuanya saat mereka

mendengar bahwa ibu mertuanya sudah siuman, bahkan ibu Zhu Haimei sendiri juga datang untuk menjenguk.

Begitu melihat Zhu Haimei, ia pun menangis. "Anakku, mengapa kamu menjadi begitu kurus? Apakah bajingan itu menyiksamu?"

Zhu Haimei akhirnya tahu mengapa sang pemilik tubuh asli bertubuh gemuk, karena ibunya adalah orang yang gemuk. Akan tetapi, ibu dari sang pemilik tubuh asli lebih pintar dan lihai darinya.

Kamar pasien yang tadinya masih ramai, sekarang menjadi sunyi dalam sekejap.

Ibu Shen yang sedang berbaring di tempat tidur hampir melompat dari ranjangnya saat mendengar ucapan ibu Zhu Haimei barusan. "Ibu Haimei, apa maksudmu? Bagaimana mungkin keluarga kami menyiksanya? Ia tidak mau memberi makan ternak di rumah, juga tidak mempedulikan ladang, dan malah pergi ke kota, tetapi kamu masih bilang kami menyiksanya? Coba katakan padaku, bagaimana kami bisa menyiksanya setelah semua yang sudah terjadi?"

Shen Yousheng adalah pria yang jujur, tetapi istrinya tidak. Sebenarnya istrinya memang tidak menyukai Zhu Haimei. Sudah sejak lama ia ingin menemukan alasan untuk membuat keributan, dan sekarang adalah waktu yang tepat.

Sementara itu, ibu Zhu Haimei tampak mengusap wajahnya. "Mana ada menantu perempuan yang baru masuk ke rumah mertuanya sudah disuruh untuk bekerja? Lihatlah, putriku sekarang menjadi kurus seperti ini."

Tanpa menunggu ibu mertuanya merespons, Zhu Haimei segera menarik ibunya untuk keluar ruangan.

"Apa yang Ibu lakukan? Bukankah bagus jika aku kurus, energik, dan rapi?" Ujar Zhu Haimei tanpa sungkan, mungkin karena orang yang kini berdiri di hadapannya adalah ibu kandung dari sang pemilik tubuh asli. Entah mengapa, Zhu Haimei tiba-tiba merasa aneh karena bisa merasa begitu nyaman saat berbincang dengannya.

"Ibu tidak melakukan apa-apa. Kenapa kamu bodoh sekali? Ibu sengaja mengatakan itu, karena Ibu takut kalau mereka tidak memperlakukanmu dengan baik." Ia kemudian menarik Zhu Haimei dan melihat dari atas ke bawah untuk melihat perubahan pada tubuh putrinya. "Tidak hanya kurus, ternyata putriku juga cukup cantik."

Zhu Haimei bisa merasakan ketulusan dari kata-kata ibunya barusan. Ia juga bisa melihat tatapan khawatir dari mata ibunya. Hal tersebut membuatnya menjadi terharu, lalu ia memanggil ibunya dengan suara pelan diiringi dengan air mata yang mulai menetes dari kedua matanya.

"Ada apa? Ada apa? Apa Shen Dongyuan benar-benar memperlakukanmu dengan buruk?"

Zhu Haimei menggelengkan kepalanya. "Tidak, jangan bicara omong kosong. Aku hanya merindukanmu."

Ibu Zhu Haimei lalu menghela nafas lega setelah mendengar ucapan putrinya barusan. "Kamu mengagetkanku saja." Lalu ibu Zhu Haimei tampak gugup lagi. "Kemarilah, Ibu mau bertanya padamu." Ia kemudian menyeret Zhu Haimei ke sudut.

"Ibu mau tanya, dapat dari mana uang untuk ibu mertuamu berobat? Aku dengar perlu biaya minimal lima atau enam ratus yuan untuk operasi. Dari mana uang itu berasal? Apakah semua itu uangmu?"

Bagaimana mungkin Zhu Haimei berpikir ibunya akan menanyakan hal ini? Ia tidak pernah berbohong sebelumnya, jadi ia tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan ibunya.

Ibu Zhu Haimei lalu mencubit lengan Zhu Haimei hingga ia berteriak kesakitan, "Apa yang Ibu lakukan?!"

"Kamu yang memberikan semua uang itu, kan??"

Zhu Haimei lalu memantapkan hatinya untuk berkata, "Tidak!"

"Sungguh?"

"Iya, sungguh!"

"Ibu beritahu satu hal, menantuku itu adalah putra tertua dan merupakan anak yang berbakti, tetapi kalian berdua masih harus menjalani hidup. Jadi, jangan mau mengeluarkan uang untuk membiayai operasinya. Kaki ibu mertuamu ditabrak oleh anak dari keluarga Paman kedua Shen Dongyuan, seharusnya mereka lah yang membayar biaya pengobatannya. Lagipula, kondisi keuangan keluarga Wang Chunlai juga cukup bagus. Kamu jangan mau jika disuruh membayar semua biaya pengobatannya, apa kamu mengerti?"

Zhu Haimei benar-benar tidak berpikir bahwa ibu dari sang pemilik tubuh aslinya adalah orang yang hebat karena bisa berpikiran demikian. "Aku mengerti. Aku lahir dari perut ibu, jadi aku pasti akan mempertimbangkan itu."

Ibu Zhu Haimei lalu mengulurkan tangannya lagi untuk menoyor kening putrinya. "Memangnya kamu bisa mempertimbangkan apa? Memangnya Ibu tidak tahu kalau kamu ini mudah dibodohi? Baiklah, Ibu juga tidak akan membuang-buang waktu di sini. Ibu harus pulang untuk mencabuti rumput liar yang tumbuh di halaman rumah. Jadilah wanita yang pintar, karena Ibu mertuamu adalah orang yang kejam. Jangan biarkan ia menindasmu."

Setelah berkata demikian, ibu Zhu Haimei masih merasa cemas, dan bahkan mengulangi nasehatnya beberapa kali. Setelah Zhu Haimei meyakinkannya, ia baru benar-benar pergi. Saat Zhu Haimei teringat dengan wajah marah ibu mertuanya, nyalinya tiba-tiba menciut. Akan tetapi ia tidak punya cara lain selain menjalani kehidupannya yang sekarang. Karena sedang ada banyak tamu yang datang untuk menjenguk ibu mertuanya, maka Zhu Haimei tidak boleh membiarkan kakak iparnya menjamu tamu sendirian. Zhu Haimei lalu memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan.

Kondisi ibu mertuanya membaik dari hari ke hari, tetapi Zhu Haimei sangat menderita karena keluarga kakak iparnya itu memiliki dua anak, jadi saat siang hari ia akan menjaga ibunya dengan kakak iparnya, tetapi begitu malam tiba, kakak iparnya harus pulang dengan naik sepeda.

Sekarang Zhu Haimei sangat menderita, dan tidak bisa tidur dengan nyenyak di malam hari. Ia juga tidak bisa beristirahat di siang hari. Begitu dokter mengatakan kalau ibu mertuanya bisa meninggalkan rumah sakit, ia akhirnya bisa menghela nafas lega, karena itu berarti ia bisa beristirahat.

Ibu mertua Zhu Haimei harus berjalan menggunakan tongkat. Ia menyuruhnya dan kakak iparnya agar segera berkemas karena ingin cepat pulang.

Zhu Haimei langsung khawatir saat melihat gula merah, mi, camilan, dan juga telur yang dibawa oleh orang-orang yang datang menjenguk, menumpuk seperti bukit. Ia lalu berpikir, 'Bagaimana cara memakan semua ini? Barang-barang ini adalah makanan yang mudah busuk dan kedaluwarsa. Telurnya mungkin masih bisa diasinkan menjadi telur asin, tapi bagaimana dengan yang lainnya?'

"Jangan lihat barang-barang itu, kamu tidak akan bisa memakannya. Aku akan mengirimnya ke agen pemasok dan pemasaran, dengan begitu aku bisa mendapatkan uang." Ujar ibu mertuanya dari arah samping. "Cepat bersihkan, Chunlai akan segera datang." Imbuh sang ibu mertua.

Zhu Haimei tidak mengerti maksud ucapan ibu mertuanya. Apakah semua barang itu tidak akan dimakan, tapi dikirimkan ke agen pemasok dan pemasaran untuk dijual?

Ibu Shen yang menganggap Zhu Haimei masih memikirkan untuk memakan setumpuk bahan makanan itu kemudian mendesaknya. "Mengapa Chunlai belum datang? Apakah kalian sudah selesai membereskannya?"

Lalu ada perawat muda yang berteriak dari luar, dan memanggil pihak keluarga untuk mengurus formalitas sebelum ibu mertuanya meninggalkan rumah sakit. Zhu Haimei lalu bergegas keluar untuk menyelesaikan biaya formalitas sebelum meninggalkan rumah sakit, tetapi ibu mertuanya segera menghentikannya dan berkata, "Biarkan Kakak iparmu pergi bersamamu."

Shen Hualian yang sedang sibuk mengemasi barang lalu bertanya, "Buat apa aku ikut pergi bersamanya?"

Ibu Shen Dongyuan lalu mengangkat kruk nya dan mengetukkannya ke lantai hingga mereka terkejut. Shen Hualian yang mengerti maksud ibunya pun segera menghampiri Zhu Haimei. Ibunya sedang mengkhawatirkan adik iparnya, ia pasti takut Zhu Haimei akan mengatakan kalau biaya pengobatan ibunya menghabiskan banyak uang, padahal hanya menghabiskan sedikit.

Ia benar-benar tidak tahu apakah ibunya bingung atau masih sulit mengubah pandangannya tentang Zhu Haimei. Beberapa hari ini, adik iparnya sudah melakukan banyak hal. Setiap hari, adik iparnya akan membawakan makanan lezat dari luar. Di malam hari, ia juga mencoba melakukan yang terbaik, bahkan tidak pernah tidur untuk menjaga ibunya. Lalu ibunya ini mau membuat masalah yang seperti apa lagi?

Tetapi ini bukanlah waktu yang tepat untuk berdebat mengenai hal tersebut, karena itulah ia segera mengikuti Zhu Haimei yang sudah pergi keluar.

avataravatar
Next chapter