webnovel

Aku sangat mencintaimu

Diandra pergi berlalu meninggalka Alexa dan Rifky tanpa kata.Rifky mencoba mengejar dan menghentikannya namun dia menolak,Rifky terus mengikuti Diandra seperti seekor anjing mengikuti tuannya.Diandra merasa tak enak lalu dia berhenti sesaat dan berbalik."Jangan perdulikan aku,tolong urus Alexa dengan baik."

Diandra mengeluarkan ponselnya dan membuat panggilan telpon."Pa bisa jemput aku?" "Tentu mba rara,share lokasinya lewat wa saja",pa Ali mengintruksi.

Diandra sengaja tetap berjalan perlahan meski dia sudah berbagi lokasi dengan pak Ali,setidaknya dia tidak lewat dari jalur jalan utama tersebut,karena jika Diandra tetap tinggal,dia enggan meladeni berbagai pertanyaan dari Rifky.Lagi pula Diandra sebetulnya orang yang cukup dingin dan pendiam,keceriaannya hanyalah sandiwara,dia hanya terlihat asli dihadapan pak Ali dan Evan.

Tidak lama pak Ali datang menjemput,Diandra langsung membuka pintu mobil dan menghempaskan tubuhnya kekursi penumpang bagian belakang.Dia merebahkan diri dan meringkuk seperti anaknkecil.Pak ali melirik lewat spion bagian depan,dia hanya menghela nafas dan mulai melajukan mobilnya.Pak Ali sangat mengenal nonanya ini,jika dia bertingkah sprt itu pasti sesuatu yang buruk sedang terjadi.Akhirnya pak Ali menahan dirinya untuk menyapaikan sesuatu,sampai nonanya terlihat sedikit membaik.

"Mau diantar kemana mba?" "Berputar putar saja",Diandra menjawab singkat.Setelah satu jam berputar putar di tol dalam kota,akhirnya Diandra bangkit dari rebahnya.Diandra duduk bersila dikursi belakang dengan boneka bantal dipangkuannya,dan tangannya menopang dagu,dia seperti sedang melamunkan sesuatu.Kira kira sepuluh menit dari posisinya ini tiba tiba saja dia berkata,"pak aku ingin kerumah besar".pak Ali terkejut dengan keputusan Diandra,sudah lima tahun lebih dia tidak mau kerumah besar,ya setelah tragedi meninggalnya nyonya Lidya,pak Ali masih bergumam dalam hati penasaran dengan apa yang diinginkan diandra."Baik mba".

Rumah besar yang Diandra maksud adalah rumah hadiah perkawinan dari papa Dipo untuk mamanya,Diandra menghabiskan masa kecilnya hingga beranjak remaja dirumah itu.Bagi Diandra rumah itu adalah surga namun itu dulu,sebelum tante vina memulai tragedi yang berujung nyonya Lidya meninggal.

Setibanya dirumah besar

"Pa dimana istri bapa?" "masih dikampung mba",sepeninggal nyonya Lidya Diandra sudah tidak lagi tinggal dirumah besar,dia sangat trauma namun disisi lain rumah itu menyimpan banyak kenangan,mau tidak mau Diandra masih mempertahankan rumah itu.

"Pak dimana kunci ruang bawah tanah?" Pa Ali hanya terdiam mendengar Diandra bertanya,dia berpikir Diandra salah bicara atau dia yang salah dengar.Diandra mau datang kerumah besar sudah merupakan kejutan,dan sekarang ini dia malah ingin turun keruang bawah tanah.

"Pa dimana kuncinya?"Diandra mengulang pertanyaan,"Sebentar mba biar saya ambilkan".Setelah mendapatkan kuncinya,Diandra meminta pak Ali pergi,dia membuka pintu ruangan itu perlahan,memejamkam mata dan kejadian lima tahun lebih yang lalu mengisi semua ingatannya.

"Jangaaaan,kumohooon jangan sakiti putriku dimana dia?" "Haaahaaa dia akan baik baik saja didalam peti itu,selama kamu mau menuruti kata kataku"."Katakan bahwa kamu mencintai Rio,sangat mencintainya,kalian melakukannya atas dasar suka sama suka,dan semua kenyataan yang kamu katakan hanyalah upaya untuk merayu Dipo"."Baik aku akan melakukannya,kapan aku harus mulai?" "Sekarang!!!"

"Aaaaku sangat mencintainya,aku sangat mencintai Rio..."Belum sempat Lidya meneruskan kalimatnya Rio datang dan menjawab "Aku sangat mencintaimu".

Sementara itu Diandra yang masih remaja hampir kehabisan nafas didalam peti,darah terus mengalir dari dalam hidungnya....dia kedinginan berhari hari disekap diruang bawah tanah.

Next chapter