20 19

Kamipun memutuskan untuk kembali kerumah, aku terus saja memikirkan kejanggalan yang kutemukan tadi, berbagai pertanyaan muncul dibenakku dan firasatku mengatakan bahwa Jeon yang sekarang bersama kami bukanlah Jeon yang kami kenal tapi, apa mungkin dia adalah orang lain? Tapi, bagaimana mungkin.

" Kau memikirkan apa?"

" Kejanggalan yang aku temukan tadi"

" Aku pikir kantor itu adalah kantor rahasia"

" Maksudmu?"

" Kau tahu CIA dan FBI?"

" Tentu, jadi maksudmu Jeon adalah salah satu agen itu?"

" Iya begitulah"

" Apa mungkin FBI?"

" Tidak, FBI mempunyai seragam khusus"

" Berarti dia adalah agen CIA"

" Tapi, Youngboun itu tidak mungkin. Jeon sudah menyerah akan hidupnya tiga tahun lalu, dan butuh waktu lama untuk mengetahui bahwa Rex membuka perusahaan kejam itu. Observasi dan pengintaiannya pun butuh waktu yang lama"

" Aku tadi mendengar bahwa Jeon bisa ditahan, ia juga dipanggil Jackson bukan Jeon"

" Kalau Jackson itu adalah nama belakangnya, Rex juga sering memanggilnya begitu. Tapi, kalu sampai ia ditahan berarti ia membuat masalah"

Siapa sebenarnya dirimu Jeon? Apa kau sebenarnya bukan Jeon? Semua hal darimu sekarang terlihat mencurigakan, bahkan kami memata-matai dirimu seakan-akan kau ini adalah orang jahat. Apa yang kau coba sembunyikan dari kami? Sampai kapan kau menyembunyikan hal ini dari kami? Dan apa masalah yang kau buat sampai kau diancam akan ditahan oleh mereka?

..........

Matahari sudah muncul, Ivy masih dalam pelukanku karena semalam ia terlalu banyak berpikir dan menebak-nebak siapa sebenarnya Jeon ia tidak bisa tidur dan meminta aku memeluknya. Kurasa aku harus mengintai Jeon lagi agar mendapat kejelasan..

" Chagi-ya.. bangun ini sudah pagi"

" Aku masih mengantuk"

" Ayo kita bikuti Jeon lagi, tidak adil jika kita tidak mencari kejelasan tentangnya"

" Baiklah, aku akan bersiap. Kau tunggulah diluar"

" Baik"

Akupun juga mempersiapkan diriku, Lucas masih tidur mungkin ia kelelahan setelah menenangkan Clarissa semalam. Bimo masih dengan kebiasaannya mendengkur dipagi hari.

" Youngboun, kemana saja kau semalam?"

" Steve, kau mengagetkanku!"

" Maaf"

" Aku kencan dengan Ivy, bukannya kau sudah tahu?"

" Ah… kencan rupamya.. Our baby boy sudah punya kekasih rupanya"

" Kau menyapaku hanya untuk mengejekku hah?!"

" Bukan, aku hanya becanda Younboun-ahh. Tadi malam saat Jeon pergi, aku diam-diam masuk kekamarnya dan menemukan ini"

Steve menyodorkan sebuah kalung dengan adanya tanda J

" Kalung?"

" Aku menemukan ini dibawah bantalnya, aku pikir kau tahu tentang ini"

" Seingatku Jeon tidak memakai kalung"

" Itu dia yang membuatku merasa janggal, dulu Jeon tidak pernah memakai kalung bahkan ia tidak suka dengan kalung"

" Begini saja, kau geledah lagi kamar Jeon aku dan Ivy akan membuntuti kemana ia pergi"

" Baiklah"

Akupun segera mengambil kunci mobil begitu melihat Ivy sudah siap dan bertepatan sekali dengan perginya Jeon. Sepertinya Jeon akan pergi ketempat lain, bukan kantor yang ia datangi semalam, Aku dan Ivy sama-sama menebak pikiran masing-masing mengenai Jeon. Dan ia berhenti didepan toko bunga.

" But, wait! What?? Toko Bunga? Apa ia akan bertemu dengan kekasihnya?" Ivy trkejut saat tau Jeon membeli bunga,

" Kekasih? Apakah Chrysan?"

" hahahahahah…. Chrysan kau bilang? Mereka berdua tidak saling menyukai!"

" Tapi, saat sebelum kami kemari mereka sangat mesra"

" Tentu saja mereka begitu manis saat berdua, Mereka itu dulu saling bergantung satu sama lain, tapi, bukan berarti mereka saling menyukai"

" Jinja? WOAHHH!! Daebak!! Kalau begitu aku nyatakan perasaanku saja saat itu pada Chrysan"

" Dasar Buaya Darat!"

" Ani-ya.. Chagi. Aku tidak seperti itu"

" I don't care! Itu Jeon pergi lagi, cepat ikuti!"

Akupun segera menyusulnya, sepanjang jalan kami berdua dilanda keheningan karena tidak ingin kehilangan jejak Jeon. Dan ia berhenti didepan reruntuhan gedung markas itu. Untuk apa ia kesana? Ia terlihat seperti berbicara sendiri lalu menaruh bunga yang ia baru saja ia beli dan pergi begitu saja. Tunggu, kenapa ia menaruh bunga disitu? Untuk Rex?

" Ayo kita turun Ivy" ujarku berlari menghampiri bunga yang ditaruh Jeon

Sungguh aku tersontak saat melihat tulisan yang ada di bunga tersebut. Aku tidak bisa berkata apapun, tidak bisa kupercaya semua ini.

" Ada apa babe? Kenapa Kau…"

To : Jeon Jackson

Rest in Peace

Ini tidak mungkin, tidak mungkin Jeon mati! Tidak, aku tahu ini tidak benar. Ini hanya mimpi buruk, iya ini hanya mimpi buruk. Yang perlu kulakukan adalah bangun. Ayo Youngboun bangun!

" Yeobo, katakana ini tidak benar! Kumohon Youngboun, katakana ini hanyalah kebohongan kecil bukan?"

Ivy terus mengguncang tubuhku, air matanya mulai mengalir. Tidak mungkin Jeon mati, tidak mungkin. Tubuhku melemas tidak percaya akan semua ini. Ivy masih menangis tidak percaya. Jeon mengapa kau cepat sekali pergi, kau berjanji pada kami akan selamat juga. Kau bohong Jeon! Kau bohong! Kau pembohong Jeon!

......….

Aku terbangun dan mendapati mataku sembab karena menangis semalam, Entahlah aku sudah lelah dengan sikap Jeon yang terus saja bersikap dingin, Aku pergi keluar kamar tidak ada orang, Lavender masih tertidur aku tidak tega membangunkannya. Kemana semua orang pergi? Aku pergi ke kamar Lucas, dan mendapati bahwa ia dan Bimo masih tertidur, Kamar Ivy kosong, Youngboun yang biasanya tidur diruang tengah juga tidak ada. Jeon? Ah malas sekali aku masuk kekamar Jeon, mungkin ia akan mengusirku.

Tapi, lagi-lagi hatiku mengalahkan akal sehatku, aku penasaran apakah Jeon masih tidur. Ku beranikan diriku membuka pintu kamar Jeon dan apa ini?! Steve?? Apa mala mini Steve tidur dikamar Jeon? Bukannya waktu itu Jeon melarang siapapun masuk kedalam kamarnya?

" Steve? Apa yang kau lakukan disini? "

"sttt! Jangan berisik!"

" Apa yang Kau lakukan disini Steve?" tanyaku berbisik

" Youngboun menyuruhku untuk memeriksa kamar Jeon"

" Untuk?"

" Ah akhirnya kutemukan!"

" Apa yang kau temukan?"

Steve hanya menarikku keluar dari kamar Jeon kedalam kamar Ivy, lalu mengeluarkan sebuah gelang dan foto dari sakunya.

" Aku menemukan ini, kalung dan foto dari kamar Jeon"

" kalung? "

" Sebaiknya kita tunggu Youngboun dan Ivy kembali, kau akan mengetahuinya nanti"

Steve membuatku semakin penasaran, sebenarnya apa yang telah terjadi? Mengapa mereka seperti mencurigai Jeon? Apa karena sikap Jeon yang berubah? Berbagai pertanyaan muncul dibenakku tanpa henti, dan sialnya Youngboun tidak kunjung datang semakin lama aku bertanya-tanya.

avataravatar
Next chapter