webnovel

Khawatir

"Ya Tuhan anak-anak gue kok pada gini yak? Mereka masih kecil tapi kok udah belajar rumus fisika?" Ucap Mami ku yang masih bisa ku dengar walaupun samar-samar..

"Sayang! Kalian berdua lagi ngapain nak?" Ucap Mami yang sedang mengamati ku dan juga adikku yang sedang berada di samping kolam renang..

"Belajar Mi" ucap ku singkat kepada mami..

"Arka, Darka.. Kalian masih kecil sayang, Nikmati Masa kecil kalian.. Masa kecil hanya datang satu kali seumur hidup" ucap mami menasehati kami..

"Kami sedang menikmati nya mami!" Ucap ku kepada mami..

Mami tampak menghela nafasnya panjang .

"Ya sudah.. Lanjutkan jika kalian menikmati nya" ucap Mami dan kemudian mami meninggalkan kami berdua di sini..

"Ya Tuhan tolong anak-anak ku, jangan sampai otak jenius mereka merenggut masa kecil mereka" ucap Mami sambil berjalan menjauh..

Aku Sandra Liona Ferior, nama asliku adalah Sandra Liona Agatha, tetapi karena aku menikah dengan pria yang aku cintai, David Viantara Ferior.. Jadi aku harus mengikuti nama suami ku..

Aku dan David sudah menikah selama sembilan tahun lamanya, dan aku juga sudah memiliki dua putra yang tampan dan sehat..

Tetapi kini aku sungguh menghawatirkan mereka karena mereka tumbuh terlalu cepat..

Bisa kalian bayangkan? Anak berusia delapan tahun tetapi mereka sudah mempelajari rumus fisika? Itu tidak dapat diterima oleh otak dan logika ku..

Jujur aku sangat bingung dengan kedua putraku, karena mereka berdua tidak ada yang mirip kepadaku, sebenarnya anak bungsu ku sedikit mirip dengan ku karena dia sering tersenyum jika aku membuat lelucon untuknya..

Tetapi tidak dengan kakaknya! Aku membuat lelucon lucu untuknya, dia bahkan hanya melihatku tanpa ekspresi..

Anak sulung ku mewarisi 97% sifat ayahnya.. Ya! Suamiku juga begitu.. Dia pria dingin tanpa ekspresi, tetapi kadang dia terlihat imut di depanku..

"Note author : Udah ya Mami! Sekarang gantian Author yang ngenalin Arka dan Darka"

Dia adalah anak sulung dari Mami Sandra dan Papa David, Si jenius Arka Viantara Ferior.. Kini Arka berusia delapan tahun.. Arka adalah anak yang mewarisi 97% sifat Sang Ayah yang terkenal dingin dan di kenal dengan pria tanpa ekspresi..

Arka memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Darka..

Dia adalah anak bungsu dari Mami Sandra dan Papa David, Darka Viantara Ferior.. Kini Darka serusia tujuh tahun.. Ya Arka dan Darka hanya berbeda satu tahun.. Walaupun lebih muda dari Arka, tetapi kejeniusan Darka tidak kalah jauh dari Arka..

Darka tidak sedigin sang kakak.. Dia kadang tersenyum tetapi itu hanya sebentar dan dia langsung bisa mengubah wajahnya menjadi datar kembali..

Kini Arka dan juga Darka tengah belajar sesuatu yang baru.. mereka berdua pergi ke samping kolam berenang dan mulai belajar ilmu fisika.. Arka mengajarkan semua yang dia ketahui kepada Darka..

Jika kalian pikir Arka cuek terhadap Darka? Kalian salah besar! Justru hanya kepada Darka lah Arka sering bercerita dan tertawa, begitupun sebaliknya dengan Darka..

Saat kami sedang asik belajar di samping kolam berenang, aku melihat mami datang dari dapur.. aku melihat dari ujung ekor mataku, aku melihat mami yang tampak khawatir dengan kami berdua..

Padahal kami sudah terbiasa dengan ini, Aku dan Darka pun bingung terhadap diri kami sendiri.. Kami tumbuh dengan cepat, dan kami juga cepat belajar dari sesuatu yang kami lihat.. Kalian boleh menganggap kami aneh, tetapi inilah kami! Kami berbeda dari anak yang lain..

------------------

"Vid.. Kok aku khawatir ya sama Arka dan Darka?" Ucap Sandra kepada sang suami di dalam kamar..

Sang suami sedang mengerjakan kerjaannya yang menumpuk..

Sandra sudah terbiasa dengan hal ini.. Tetapi dia tau bahwa suaminya sedang mendengarkan nya berbicara, jadi Sandra memutuskan untuk terus berbicara..

"Vid.. Gimana kalau kita ajak Arka dan Darka liburan? Jujur aku khawatir dengan mereka! Mereka tumbuh terlalu cepat, aku tidak ingin mereka kehilangan masa kecil mereka" ucap Sandra kepada sang suami..

"Terserah" ucap David sambil mengotak ngatik laptop dan berkas yang ada di depannya..

Sandra tampak berfikir tentang anak-anaknya, Sandra menatap keluar jendela sambil menghela nafas berat..

"Jangan dipikirkan! Aku akan mengurus liburan mereka" ucap David sambil membaca berkas yang ada di tangannya..

"Hanya mereka? Bagaimana dengan kita?" Ucap Sandra protes karena ucapan sang suami..

"Ya, hanya mereka.. kita hanya perlu memantau mereka dari sini" ucap David santai sambil meneruskan pekerjaannya..

"Tidak! Aku tidak setuju! Bagaimanapun juga mereka tetap anak-anak! Akan sangat berbahaya jika mereka pergi sendirian tanpa kits awasi!" Ucap Sandra tidak setuju dengan keputusan suaminya..

David menutup laptopnya dan menatap Sandra dengan santai..

"Kau lupa kejadian tahun lalu? Bagaimana Arka dan Darka di culik? Dan bagaimana mereka berdua bisa lolos dan pulang dengan selamat?" Ucap David mengingatkan tingkah hebat kedua putranya..

Sandra tampak mengingat kejadian yang dulu pernah membuatnya panik setengah mati karena penculikan yang terjadi kepada kedua putranya yang masih kecil.. tetapi dia begitu takjub dengan anaknya karena mereka berhasil selamat berkat bantuan otak jenius mereka, tetapi bagaimana pun juga Sandra tetap khawatir dengan keselamatan kedua putranya yang masih kecil..

"Ya, aku mengingat kejadian itu.. Tetapi tetap saja aku khawatir dengan mereka! Bagaimana pun mereka tetaplah anak kecil!" Ucap Sandra yang masih kekeh menolak usulan sang suami yang menyuruh kedua putranya liburan sendirian ke luar negeri tanpa mereka di sisinya..

"Tenang! Aku Ayah kandung mereka! Aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi kepada mereka! Lagian aku juga tidak akan membiarkan Arka dan Darka pergi jauh tanpa pengawasan ku!" Ucap David datar..

Sandra tampak termenung memikirkan ucapan suaminya.. Dia yakin David adalah ayah yang bertanggung jawab..

"Ya Tuhan, tolong lindungi kedua putraku selalu" batin Sandra berdoa kepada sang kuasa..

------------------

Sedangkan di sisi lain, Arka dan Darka sedang mengerjakan PR mereka..

"Aku bisa mengerjakan ini dengan waktu kurang dari lima menit" ucap Arka sambil mengisi jawabannya..

"Darka.. Bagaimana Pr mu?" Ucap Arka bertanya..

"Aku sudah mengerjakan Pr ku" ucap Darka yang sedang mencari informasi di handphone canggihnya..

David dan Sandra tidak keberatan jika Arka dan Darka sudah memegang handphone sejak usia dini, Arka Dan Darka berbeda dari anak yang lain..

Mereka menggunakan ponselnya secukupnya, Mereka juga tidur tepat waktu, dan handphone itu juga tidak menggangu aktifitas dan nilai akademik mereka.. Jadi Sandra dan David tidak keberatan jika mereka sudah menggunakan ponsel di usia dini..

"Darka.. Jika kau sudah lebih baik kau tidur!" Ucap Arka sambil membereskan buku-bukunya..

"Arka! Besok kau pulang lah lebih dulu! Aku akan berlatih Taekwondo!" Ucap Darka sambil mematikan ponselnya dan berjalan menuju tempat tidurnya..

"Aku akan menunggu mu! Aku juga akan berlatih menembak" ucap Arka menyusul Darka ke tempat tidur..

Ya memang benar, David harus melatih kedua putranya agar tumbuh menjadi pria yang kuat agar mereka bisa menghadapi dunia yang kejam ini..

Awalnya Sandra menolak ini karena menurutnya putranya masih sangat terlalu kecil untuk berlatih hal keras seperti itu, tetapi David meyakinkan Sandra bahwa kedua putranya memang harus di didik dari kecil agar saat besar mereka tidak kesulitan untuk mengahadapi dunia yang kejih..

Hey Hey Heyy.. Sekarang author ada cerita baru.. Semoga menikmati ya.. Maaf tapi semua cerita author (Aku, Kamu, Dan Jarak) (Jodohku BodyguardKu) (Jenius & Mafia) SEMUA NYA SLOW UPDATE YA!

Mohon jangan kritik author ya hehehe.. Author janji bakal tamatin tiga tiga nya.. Tetapi inget SLOW UPDATE!

JessicaDeariacreators' thoughts
Next chapter