webnovel

Teman pertama

waktu itu kehidupan Alex yang semula baik-baik saja mulai berubah, seorang anak laki-laki dengan warna mata yang berbeda dari mayoritas penduduk di negara nya mendekat dengan senyum yang manis. hati Alex mulai berdebar melihat senyuman yang merekah dari bibir mungil dan sedikit berisi, tangan berwarna putih mulus itu mengukur ke arahnya.

"namaku Jean, siapa namamu?" ujar Jean

"Alexandre" jawab Alex dengan raut wajahnya yang datar

"kenapa kamu duduk di sini sendirian, kenapa kamu tidak bergabung dengan teman-teman di sana" Jean menunjuk ke arah anak-anak yang masih bermain dengan teman sebayanya.

"terlalu kekanakan" Alex hanya melirik ke arah Jean menunjuk.

"ah kamu ini benar-benar, apa aku boleh duduk di sini?" Jean menepuk bangku disebelah kanan Alex.

"ya kamu boleh" Alex tanpa ragu menjawabnya

dengan usaha yang keras akhirnya Jean dapat mengobrol dengan Alex tanpa ada kata canggung diantaranya, Alex yang melihat Jean tanpa ragu-ragu mendekati nya dan berusaha keras untuk berteman dengannya akhirnya Alex membuka hatinya menerima Jean sebagai teman pertamanya.

"ah ini sudah waktunya aku masuk ke kelas, maaf Alex aku harus pergi sekarang" Jean melihat jam tangannya dengan gugup.

"iya pergilah Jean " Alex jawab seadanya, bibirnya enggan untuk mengucapkan kalimat yang lebih panjang.

"Alex itu tidak sopan, kamu harus panggil aku kak Jean karena aku lebih tua tiga tahun dari mu" ujar Jean mencubit pipi Alex yang bersikukuh tidak tersenyum dari pertama dia kenal.

"Jean!! ayok masuk ke kelas kita sudah hampir telat" ujar seseorang anak laki-laki dari kejauhan melambai kepadanya.

"iya!! Alex, kakak ke kelas dulu ya sampai jumpa hari esok" Jean melepaskan tangannya dari pipi Alex lalu berganti dengan kecupan kecil di pucuk kepala Alex.

mata Alex melebar tubuhnya diam bagai patung, ini pertama kali baginya. sebelum Alex sadar dengan apa yang dilakukan Jean, anak laki-laki manis itu sudah berlari menjauhi nya dengan lambaian singkat.

"tuan muda, maaf saya datang terlambat tadi tuan muda Paul menyuruh saya menunggunya" ujar supir pribadi Alex.

Alex hanya mengangguk sambil berjalan menuju ke mobilnya, saat Alex mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil tangan yang halus bak porselen Manarik tubuhnya yang kecil ke dalam pelukan hangat seorang anak laki-laki.

"ah pangeran kecil ku, kakak merindukan mu" anak laki-laki yang memeluknya tidak lain adalah Paul, kakaknya sendiri.

"kak, apa kau ingin membunuh ku?" Alex hanya diam dengan tatapan matanya yang datar.

" maaf Alex, kakak tidak sengaja" Paul melonggarkan pelukannya dan masih bersikukuh memeluk adiknya itu.

"bukannya kakak seharusnya ada di Jerman" Alex melepaskan tangan kakaknya dan duduk dengan santai namun berkarisma.

"kakak selesaikan foto model yang semula dilakukan satu Minggu jadi tiga hari, ah betapa lelahnya. Alex terimalah tubuh kakak ini yang lelah dalam perawatan mu" Paul hendak memeluk Alex namun tangan Alex segera menghentikannya.

"jangan bilang kamu pulang dari Jerman langsung ke rumah ku kak" Alex menatap wajah Paul dengan tajam.

"yah.. itu.. hahaha, seperti yang diharapkan dari pangeran kecil kita ini sangat sulit untuk di bohongi" Paul menyenderkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

Alex memperhatikan wajah anak laki-laki di sampingnya itu dengan seksama, bulu matanya yang panjang, hidungnya yang kecil namun tidak pesek, bibirnya yang berwarna pink kemerahan dan wajahnya yang kecil membuatnya lebih terkesan imut untuk ukuran seorang anak laki-laki.

tiba-tiba saja Paul membuka matanya dan menatap langsung ke mata Alex, Alex pun langsung memalingkan wajahnya menatap ke luar kaca mobil.

"Alex, nanti SD kamu masuk ke sekolah yang sama dengan kakak ya. ah kakak ini tidak ingin pangeran kecil kita jauh dari pengawasan kakak" Paul tersenyum sambil mengusap kepala Alex.

Alex hanya mengangguk mengiyakan.