122 Tak Berkabar

"Eh, sudah sampai ya.." ujarnya masih baru sadar.

Andin terkekeh. "Iya. Mbak turun ya.. kamu biar diantar mereka sampai rumah." Ujarnya.

Dira menggeleng. "Aku telpon abang aku aja mbak. Biar dia kesini."

Andin menggeleng mencegah tangan Dira untuk mengeluarkan ponsel. "Udah. Ini sudah malam.. jalanan malam kalau di Jakarta itu rawan. Mending kamu diantar mereka dan pulang. Daripada nunggu abangmu malah lebih lama lagi."

Galang ikutan mengangguk. "Iya Ra.. lo bareng kita aja. Tenang aja kali, sama kita aman kok." Ujar Galang agar Dira mau.

Andin mengangguk lagi. "Iya udah ya udah malam. Mbak juga capek dan ayah mbak udah nungguin di pos satpam. Kamu pulang ya.. jangan lupa besok kita libur satu hari."

Dira mengangguk saja sembari membenarkan joknya pada keadaan semula.

Usai Andin benar-benar sudah di luar mobil dan melambaikan tangannya, Dira menghela napasnya lelah. Ia merasakan lehernya agak panas.

"Lo gak sakit kan?" Tanya Raga.

Dira menggeleng pelan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter