187 Sebuah Perintah

Minggu pagi kini Abim menikmati bercocok taman di halaman belakang rumah orang tuanya. Memang Ayah dan Ibunya senang bercocok tanaman. Tanaman yang banyak ya tanaman sayur. Itu semua Ibunya yang menanam. Paling banyak ada cabai dan tomat. Jadi kalau berbuah, Ibunya jarang sekali beli dua hal itu di tukang sayur. Lumayan saja untuk perlengkapan memasak.

Abim kini hanya sibuk memberi pupuk secara merata kepada semua tanaman. Tanaman hias dan tanaman sayur di pisah menjadi dua golongan. Ada golongan kanan dan golongan kiri, yah sudah seperti golongan apa saja. Halaman belakang memang khusus dibangun untuk tanaman, bentuknya persegi panjang dengan atap-atap bening yang bisa memfilter cahaya matahari. Jadi semua tanaman nampak tetap sehat.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter