175 Rasa yang Tertahan

Abim terkekeh dan melepas jasnya, kemudian ia letakkan di tempat duduk yang kosong. Melonggarkan dasinya dan membuka kancing ujung lengan daj ia gulung kemejanya menjadi tiga perempat tangan. "Udah.. lanjut aja makan. Boleh kan saya makan siang sama kamu?" Tanyanya.

'Udah main duduk, copot jas, masih aja nanya?! Kalau aja ini bukan tempat umum. Udah gue booking aja semua tempat duduk di kantin.' Ujar Dira begitu kesal di dalam batin.

"Nggak ada larangan." Jawab Dira singkat. Memang benar kan? Kantin kan memang bebas. Bahkan Dira juga sudah sering makan berhadap-hadapan dengan karyawan lain yang tidak ia kenal.

"Kamu jadi banyak cueknya sama saya." Ujar Abim sambil mengaduk soto yang nasinya dicampur jadi satu. Menambahkan perasan jeruk nipis, kecap dan sambal lalu diaduk lagi. Es jeruknya juga baru saja datang.

"Nggak kok. Biasa aja."

Abim terkekeh lagi. "Maafkan saya deh. Maaf.. kali ini saya serius minta maaf." Ujar Abim yang terdengar serius.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter