webnovel

prolog

"Udah selesai Lev." tanya seorang gadis di depan bangku leva.

"Gak." sahut gadis ini dengan nada tak peduli.

Meski kata yang di lontarkan sangat pendek, gadis di depan bangku leva sangatlah mengerti. siapa lagi yang akan mengerti dirinya selain sahabatnya quinsha yunita.

Dan satu lagi sahabat leva dan quinsha, namanya ghesia novalia anaknya agak gesrek.

ghesia duduk di pojok bangku yang berjarak tiga deret dari mereka berdua. ghesia memilih duduk disana supaya bisa memandangi adik kelas cowok yang lewat di depan kelas mereka.

Duduk di pojok kelas juga sangat beresiko, karena kebanyakan guru sering menunjuk anak yang di pojok untuk maju kedepan.

ghesia tidak ambil pusing masalah itu karena ghesia termasuk anak berprestasi dan pintar,setiap pertanyaan dari guru, rata rata bisa di jawabnya.

"Ghe sudah belum?" teriak quinsha dari bangkunya.

"Udah, mau dicocokin?"

"Gak, gue masih percaya diri." sahut quinsha menolak.

"Leva udah belum? " Tanya ghesia.

Leva tidak memberi respon atau kode apapun, gadis ini dari tadi sibuk mencari rumus yang ada di buku catatan miliknya.

Ghesia berjalan menuju bangku Leva dengan santai.

"Nih salin, lima menit lagi istirahat." ujar ghesia sembari menaruh bukunya di atas meja leva.

"Ok.." leva hanya membalas dengan satu patah kata sambil tersenyum lebar.

"Gitu dong senyum, gimana mau dapet pacar kalau dinginmu kayak es batu." pekik ghesia melontarkan kata.

"Gampang ,nanti kalau kalian punya pacar aku kan tinggal belok kanan, dapet deh." ujar leva santai sambil lanjut menyalin tugasnya.

"Levaaa..." teriak kedua sahabatnya sambil menggubris rambut panjang leva.

"Lo emang jarang ngomong tapi sekali ngomong pedesnya minta di cocol" ucap quinsha mendesis layaknya orang kepedesan, sambil melipatkan kedua tanggannya di depan dada.

Bel istirahat.....

Bel pun dibunyikan Leva dan kedua sahabatnya kini pergi menuju ke kantin.

Saat ini kantin terlihat sangat ramai. Banyak meja bangku yang sudah tidak kosong lagi. mereka bertiga kebingungan mencari bangku kosong untuk diduduki.

"Kalian cari bangku, gue mau ke wc dulu kebelet banget" ujar Leva meminta izin sambil memegangi perutnya.

"Oke, nanti gue wattsapp tempatnya, kalau udah dapet." balas quinsha.

Tanpa memberi balasan, leva langsung menuju kamar mandi karena sedari tadi dirinya sudah kebelet buang air besar.

gadis ini tidak membaca tulisan yang terletak di pintu masuk. tanpa disadari dia memasuki kamar mandi bergender pria.

sedangkan kamar mandi cewek masih tinggal tiga langkah lagi untuk di tempuhnya.

"Astaghfirullah neraka macam apa ini?" Leva langsung menutup matanya menggunakan kedua tangannya tanpa melontarkan kata maaf.

Saat gadis ini keluar, dia menabrak seorang pria.

"..." Leva langsung beranjak pergi tak peduli.

"..." pria yang ditabrak nya juga tidak melontarkan satu patah kata apapun. Bisa dibilang sifat keduanya tidak bertolakan.

🍔🍔🍔

Gadis ini celingak celinguk ke kanan dan kekiri karena kebingungan di kantin, layaknya orang mencari sesuatu yang tidak pasti.

Hingga Leva mendengar suara cempreng ghesia yang memanggilnya.

"Leva...."

Refleks panggilan itu serentak membuat sebagian siswa di kantin menoleh ke asal suara.

Ghesia hanya bisa mematung malu berpura pura tidak terjadi apa apa dengan menyuapkan telur puyuh kedalam mulutnya.

Leva yang di panggil, berjalan menuju ke meja yang diduduki oleh kedua sahabatnya.

Ghesia dan quinsha duduk berhadapan dengan tiga orang pria.

"Lo." ujar leva pada salah satu pria yang baru saja ia temui di kamar mandi.

"ya...." balas Arka dengan kata singkat dan padat.

Arka adalah anak sma kelas sepuluh, alumni smp leva saat ini. Dia selalu kemari karena ada kesalahan pada nilai ijazahnya.

"Syukur deh kalau kalian udah kenal, jadi Lev mereka ini kakak kelas kita, kebetulan bangku kantin pada full, jadi gue gabung deh" ujar ghesia tanpa menanyakan apa yang sudah terjadi pada Leva.

"O..." Leva menjawab singkat karena kesal pada kedua sahabatnya.

Leva dan Arka hanya diam tidak merespon teman temannya yang bercengkrama rama dan tamah. Hingga bel masuk terdengar oleh mereka.

Leva dan kedua sahabatnya pergi meninggalkan kakak kelas yang tetap duduk dikantin sekolah, sambil menyantap nikmat yang haqiqi dari bakso mbok Eka.

Mereka memasuki kelas dengan semangat, dikarenakan guru pelajaran ipa tidak masuk.

Saatnya anak kelas sembilan sejenak tidak fokus dengan mata pelajarannya.

Teman teman Leva banyak yang mengisi jam kosong nya dengan memainkan hp, mencorat coret papan, dan lain semacamnya.

Leva sembari menunggu bel pulang, ia mengisi kosong jam pelajaran dengan menuliskan ungakapannya di sebuah buku kecil bercover beruang berwarna coklat muda.

Sampai bel terdengar, yang menandakan siswa maupun siswi bisa meninggalakan sekolah.

Banyak siswa yang mulai keluar dari kelas masing masing. entah apa yang membuat mereka ingin pulang sekolah cepat cepat.

menurut Leva, pulang ke rumah itu adalah hal yang membosankan, karena di rumahnya dia hanya bersama abangnya. Sedangkan kedua orang tuanya bekerja tanpa ada waktu untuk mereka berdua.

Quinsha dan Ghesia berpamit pulang pada leva.

Leva mau tidak mau harus ikut meninggalkan sekolah.

Leva berlari kecil menuju halte bus dikarenakan hujan datang dengan cukup derasnya.

gadis ini mencoba menghubungi abangnya. Tetapi kali ini abangnya tidak bisa di hubungi. terlintas di benak leva bahwa pasti abangnya jam segini masih mandi dan meninggalkan hpnya di charger.

Mau tidak mau leva harus memesan taksi online.

Leva memaklumi taksi online yang lama datangnya, dikarenakan saat ini hujan yang semakin deras pasti jalanan sedang terkena kemacetan.

Tak lama leva menunggu. arka pun ikut berteduh di halte dekat sekolah leva.

Tak ada lontaran kata yang mereka bicarakan meski hanya sekedar kata hai saja, sebagai ucapan bahwa keduanya pernah bertemu.

Maklumi saja bahwa mereka sama sama memiliki sifat dingin.

Taksi online leva pun tiba.

Tanpa menunggu lama leva langsung masuk ke dalam taksi.

Arka tetap mematung di halte, sambil memejamkan matanya seperti seseorang yang sedang mengingat sebuah kenangan di bawah derasnya hujan.

Mungkin sesuatu yang dipikirkan arka di dalam benaknya terlalu indah untuk dilupakan.

🍔🍔🍔

Leva pun tiba di rumahnya, tanpa memberi salam setelah masuk rumah dan mengacuhkan kakaknya yang baru selesai mandi.

"Dek, habis pulang sekolah?" Tanya seorang pria berbahu lebar dengan rambut belum di rapikan siapa lagi kalau bukan alex, abang leva.

"Ya."

"Kasih salam dulu"

"Assalamualaikum" ujar leva langsung menuju kamarnya.

Dengan sikap leva yang seperti itu alex sudah mengerti bahwa adiknya sedang marah kepada dirinya.

"Udah makan?" Tanya alex

"Gak napsu" jawab leva sambil menutup pintu kamarnya dengan kencang.

Alex hanya menggeleng gelengkan kepalanya dengan sikap leva pada dirinya.

Alex menaiki tangga dan mengetuk kamar leva sambil membawa burger mozarella kesukaan leva.

"Dek....abang bawak burger"

"Yah masuk aja bang, gak di kunci" sahut leva di dalam kamarnya dengan nada seusai menangis.

Saat membuka pintu, alex melihat leva yang berada di pojokan kamarnya sembari melihat album foto bahagia keluarganya, yang saat ini sedang leva rindukan.

Bukan hanya leva yang merindukan keluarga hangatnya itu, tetapi alex juga ikut merasakan.

Tapi mau bagaimana lagi, kedua orang tuanya sibuk semenjak perusahan milik mereka di nyatakan dalam krisis kebangkrutan.

Alex menaruh burger di atas kasur spring bed milik leva dan langsung menghampiri  leva yang sedari tadi berseru menangis.

"Ada abang dek, gak usah nangis, mama sama papa kerja buat hidup kita" alex memeluk tubuh leva yang menangis berseru seru.

"Gue tau bang, setidaknya luangkan waktu mereka untuk gue sama lo, gue juga pingin punya keluarga kayak temen temen bang!"

Alex hanya bisa terdiam dengan ungkapan leva yang seperti ini.

"Yaudah makan yuk, burgernya entar dingin, nanti kejunya gak nikmat." Ujar alex disertai mengusap air mata leva yang berwarna coklat.

Mata gadis ini mulai terlihat membengkak, karena dari tadi dirinya sudah menangis yang berakibat baju alex basah penuh dengan air mata leva.

Leva mengikuti perkataan abangnya, karena jika menyangkut burger mozarella leva akan lupa sejenak tentang masalah di hidupnya itu.

°°°

Ini cerita pertama saya mohon ditegur apa bila ada kesalahan penggunaan kata, typo, penggunaan bahasa yang kurang tepat dan lain sebagainya.

Mohon di maklumi ya

Sekian dari saya semoga kalian suka ya:)

See you...