1 Eps 1

Perkenalkan namaku Nadia Sazkiya Harumi, Aku baru saja lulus SMA kira-kira umurku 18 tahun, orang-orang bilang wajahku terkatagori cantik, Aku memiliki bentuk wajah yang oval, kulitku putih, mataku bening dan bibirku terlihat sangat seksi serta memiliki warna merah asli tanpa polesan lipstik. Tentu saja aku sangat bersyukur . . Aku hanya memiliki seorang ibu yang sangat menyayangiku.

Dan Aku juga memiliki seorang pacar yang sebentar lagi akan Resmi menikahiku. Tentu statusku akan berubah menjadi seorang istri. Walaupun usiaku masih terbilang muda namun Aku telah siap untuk menjalani lika liku kehidupan berumah tangga.

Aku berharap Aku bisa menjadi istri yang baik bagi calon suamiku ataupun Anakku kelak.

Kami hanya tinggal berdua saja. . Karena Ayahku pergi meninggalkan ibuku begitu saja dan ketika itu umurku baru 5 tahun.

Entah . . Apa penyebab Ayahku pergi.

Yang aku tahu ibuku saat itu hanya menangis sambil memohon-mohon agar Ayah tak meninggalkannya. Dan aku masih sangat polos. Sampai saat inipun ibuku masih tertutup tentang kepergiaan Ayahku.

Setiap hari ibuku bekerja sebagai seorang penjual gorengan saja.

Itu sebabnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah, karena untuk makan saja masih sangat sulit.

Untuk itulah aku bertekad membantu usaha ibuku saja, walaupun sebenarnya aku bisa mencari pekerjaan lainnya. Namun aku sangat kasihan pada ibuku.

" Nadia... bisa kah hari ini kamu menggantikan pekerjaan ibu ? Ibu sedang tak enak badan ? Wanita setengah baya itu berkata.

" ya ... tentu saja bu ? Ibu istirahat di rumah saja ? Jawabnya kalem sambil tersenyum manis.

" kamu sudah tau kan resep-resepnya ?

" iya bu ? Ibu jangan khawatir ? Aku segera membereskan beberapa peralatan yang akan aku butuhkan.

Setelah beberapa menit...

Aku sudah berpakaian rapi dan mengemasi semua barang-barang.

" bu... Nadia pergi dulu ? Aku berpamitan sambil mencium tangan ibuku. " jangan lupa doain nadia ya bu ? Aku tersenyum.

" iya ... hati-hati di jalan ? Ibuku balas tersenyum.

Aku berjalan menuju halaman rumah, di situ sudah ada gerobak yang memang sebagai alat untuk ibuku bekerja.

Perlahan ku dorong gerobak yang cukup berat ini...

Ku lihat Di balik pintu, ibu sedang menatapku...

" yaa .. Tuhan aku hanya memiliki seorang ibu, di usianya yang hampir senja, bisakah aku membahagiakannya ? Batinku berkata, aku sangat sedih.

Sudah bertahun-tahun Ayahku tak pernah kembali. Entahlah ... dia masih hidup apa sudah meninggal atau mungkin saja dia sudah bahagia bersama isteri barunya.

Aku berjalan menyusuri pinggiran kota..

Aku berharap gorenganku laku terjual.

Tiba-tiba aku mendengar suara mas Fandi berteriak-teriak memanggil namaku.

" Nad ... Nadia ...? Panggilnya, aku menoleh

Ku lihat tunanganku tengah tersenyum manis. Yaa ... sebuah senyuman yang selalu menggetarkan dadaku. Selain tampan dan manis mas fandi juga sesosok pria yang baik hati. " kok ... gak telpon-telpon kan Mas bisa bantuin ? Ujarnya datar.

" gak apa mas? Aku bisa ngelakuin nya sendiri kok ? Lagian pasti mas sangat sibuk !

" yea ... gak lah kalau buat calon istriku, aku selalu ada buat kamu ?

" hem... pintar sekali merayu ! Tapi rayuan itu keliatan lebay tau gak sih mas? Aku mencoba fokus, mas fandi hanya tersenyum sambil meraih gagang gerobak yang tengah ku pegang.

" udah ... sini biar mas aja yang dorong ?

" mas ?

" sstt ... no coment ?

Ku lepaskan saja gerobak itu, mas fandi pun mendorongnya.

avataravatar