1 Episode 1

Akhirnya waktu yang saya tunggu tiba juga yaitu hari dimana saya akan bertemu dengan pacar ku yang bernama Titah, saya dan Titah menjalin hubungan jarak jauh (LDR).

Jujur saja saya tidak tau harus bagaimana perasaan ini campur aduk antara senang dan deg deg an ketika ingin bertemu dengannya.

Oh ya hampir saja saya lupa memperkenalkan diri, nama saya adalah Irfandi.

Oke langsung saja kita masuk ke cerita.

Purwokerto

Di rumah pak Joko,

Di kamar Irfandi..

"Yes akhirnya bisa ketemu sama yayang ku, Titah Kesumawardani", kata Irfandi yang kesenangan.

"Irfandi.."

"Inggih Arfan, enten menapa ?"

(Iya Arfan , ada apa ?), tanya Irfandi.

"Ngesuk lunga jam pira ?"

(Besok pergi jam berapa ?), tanya Arfan juga.

"Jam lima esuk, punapa emange?"

(Jam lima pagi, kenapa memangnya?), tanya Irfandi lagi.

"Ora takon tok.."

(Gak tanya doang), jawab Arfan.

"Oh..", seru Irfandi.

"Nggih, oh nggih Fandi.."

(Ya, oh ya Fandi..)

"Apa meneh Arfan ?"

(Apa lagi Arfan ?), tanya Irfandi lagi.

"Ora sido Fandi"

(Gak jadi Fandi), jawab Arfan lagi.

Bandung

Di rumah pak Krisna,

Di halaman samping rumah..

"Tah.."

"Muhun bapa, aya naon ?"

(Iya ayah, ada apa ?), tanya Titah.

"Pacarmu iraha hayang ka imah ?"

(Pacarmu kapan mau ke rumah ?), tanya pak Krisna juga.

"Enjing bapa, ti Purwokerto tabuh lima isuk nyampe kira-kira tabuh sebelasan bapa, pan lami perjalan Purwokerto ka Bandung genep tabuh, naha emangna bapa ?"

(Besok ayah, dari Purwokerto jam lima pagi nyampe sekitar jam sebelasan ayah, kan lama perjalan Purwokerto ke Bandung enam jam, kenapa memangnya ayah ?), tanya Titah lagi.

"Henteu bapa wangkul taros wae"

(Tidak ayah hanya tanya saja), jawab pak Krisna.

"Oh abdi sangki naha"

(Oh saya kira kenapa..)

Purwokerto

Di rumah pak Joko,

Di depan rumah..

"Yank ku lagi apa ya sekarang, chat saja deh, eh iya hp ku mati", kata Irfandi yang merindukan Titah.

"Fan.."

"Nggih, ngopo ?"

(Ya, kenapa ?), tanya Arfan.

"Irfandi ngopo ta fan, merengut wae saka wau ?"

(Irfandi kenapa sih fan, diam saja dari tadi ?), tanya Arif.

"Biasa rif, galau piyambakipun"

(Biasa rif, galau dia), jawab Arfan.

"Galau punapa fan ?"

(Galau kenapa fan ?), tanya Arif lagi.

"LDR loh rif, ra peka, peka ugi ta sampean ?"

(LDR loh rif, gak peka, peka juga sih kamu ?), tanya Arfan juga.

"Oh LDR, lah bisa vc ta Fandi, ngono wae kok bingung"

(Oh LDR, lah kan bisa vc Fandi, gitu saja kok bingung)

"Hp ku loh ajal rif, nek ra wis tak vc yank ku saking wau"

(Hp ku loh mati rif, kalau gak sudah ku vc yank ku dari tadi)

"Lah kepriwe kowe nduwe loro hp ta Fandi, agem bae sing sitok e maning, ngono bae bingung"

(Lah bagaimana kamu kan punya dua hp fan, pakai saja yang satunya lagi, gitu saja bingung)

"Udu ngono rif, hp ku loro-loro ne ajal, dadi ya tak cas"

(Bukan gitu rif, hp ku dua-duanya mati, jadi ya ku cas)

"Kowe bisa nyilih hp ne Arfan ta Fandi.."

(Kamu kan bisa pinjam hpnya Arfan ta Fandi..)

"Emoh.."

(Gak mau)

"Sakarepmu bae lah Fandi.."

(Terserah kamu saja lah Fandi..)

Aku pun masuk ke dalam kamar untuk melihat hp yang ku cas sudah penuh atau belum, ternyata sudah, lalu aku kembali ke depan rumah lagi dan aku juga meminjam gitar pada temanku, lalu aku video call dan menyanyikan satu buah lagu untuk Titah, pacarku.

Di kamar Irfandi lagi..

"Lihat hp dulu ah, sudah penuh atau belum ya, oh ternyata sudah, ke depan rumah lagi ah..", kata Irfandi yang melihat baterai hpnya dan mengambil hpnya.

Di depan rumah lagi..

"Banter banget kowe, Fandi, wis kebak urung Fandi hp mu ?"

(Sebentar sekali kamu, Fandi, sudah penuh belum Fandi hp mu ?), tanya Arif.

"Hp ku wis kebak rif, rif.."

(Hp ku sudah penuh rif, rif..), jawab Irfandi.

"Nggih, punapa Fandi ?"

(Ya, kenapa Fandi ?), tanya Arif.

"Inyong nyilih gitar sampean dong"

(Saya pinjam gitar mu dong), jawab Irfandi yang meminjam gitar pada temannya.

"Nggo apa ?"

(Untuk apa ?), tanya Arif.

"Ana deh, engko ugi kowe mangertos kok rif, nggo apa"

(Ada deh, nanti juga kamu mengerti kok rif, untuk apa), jawab Irfandi.

"Oh nggih sampun, kiye gitar e Fandi"

(Oh ya sudah, ini gitarnya Fandi), Arif memberikan gitarnya pada Irfandi.

"Oke..", seru Irfandi.

                     ** 

Percakapan Irfandi dan Titah lewat video call, whatsapp.

"Assalamualaikum yank..", Irfandi memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam mas..", Titah menjawab salam dari Irfandi.

"Lagi ngapain yank ?", tanya Irfandi.

"Lagi tiduran saja mas..", jawab Titah.

"Dimana itu yank ?", tanya Irfandi lagi.

"Di kamar aku, mas..", jawab Titah lagi.

"Oh, sama siapa yank di kamar ?", tanya Irfandi lagi.

"Sendiri saja mas, mas lagi apa ?", tanya Titah juga.

"Lagi ngumpul sama teman, yank..", jawab Irfandi.

"Oh..", seru Titah.

"Yank.."

"Iya mas.."

"Mas mau menyanyikan satu buah lagu untuk kamu, kamu dengarkan ya"

"Inggih mas.."

(Iya mas..)

"Oke..", seru Irfandi.

                     ** 

Salam tresno - Irfandi.

Syumilir angin wengi Kang tumetes

(Dinginnya angin malam yang berhembus)

Anambaih kangenku sangsoyo gedi

(Menambahkan Kangenku yang menggebu)

Titipan rindu iki sangsoyo akeh

(Titipan Rindu ini semakin besar)

Amung biso dedungo, Angenku nggo kowe..

(Hanya bisa berdo'a Anganku bersamamu)

Sliirahmu siji Tresnoku yo mung siji

(Kepalamu cuman satu cintaku ya cuman satu)

Tak simpen lan tak jogo Tekaning mati

(Disimpan dan kujaga sampai mati)

Panyuwunku kanggo riko Njogo tresno nisun

(Permintaanku untukmu Jagalah cintaku)

Sayang Aku tulus tresno sliramu… uuuu

(Sayang aku tulus Cinta padamu)

Tresno ra bakal ilyang

(Cinta tak akan hilang)

Kangen sang soyo mbekas

(Kangen yang selalu membekas)

Tembang rindu kanggo riko

(Lagu rindu untuk kamu)

Janji suci tekan ning pati

(Janji suci sampaiku mati)

Salam tresno di jogo

(Salam Cinta di jaga)

Senajan adoh panggonanmu

(Walaupun jauh kau berada)

Sumpah tulus kanggo riko

(Sumpah tulus untuk kamu)

Salam rindu neng sliramu…..

(Salam rindu hanya padamu)

                     ** 

Percakapan Irfandi dan Titah lewat video call, whatsapp.

"Bagaimana suka gak sama lagunya yang mas nyanyikan untuk kamu, sayang ?", tanya Irfandi.

"Suka mas..", jawab Titah.

"Mas duet yuk.."

"Yuk, mau lagu apa sayang ?", tanya Irfandi lagi.

"Tunggu ya mas..", jawab Titah lagi.

"Siap ibu negaraku, hehe.."

Lima menit kemudian..

"Mas Irfandi.."

"Iya sayang, sudah ?", tanya Irfandi lagi.

"Sudah mas..", jawab Titah lagi.

"Lagu apa sayang ?", tanya Irfandi lagi.

"Kesayanganku, boleh gak mas ?", tanya Titah juga.

"Boleh dong..", jawab Irfandi.

                     ** 

Kesayanganku - Al Ghazali ft Chelsea Shania / Irfandi dan Titah.

Dengarlah cinta hatiku remuk redam

Jika tak ada kamu

Menemani aku (bagian Irfandi)

Dengarlah cinta ku memanggil namamu

Disetiap malamku

Ku memikirkan kamu (bagian Titah)

Aku sepi sepi sepi sepi

Jika tak ada kamu (bagian Irfandi)

Aku mati mati mati mati

Jika engkau pergi (bagian Titah)

Dengarlah kesayanganku

Jangan tinggalkan aku

Tak mampu jika ku tanpamu (bagian Irfandi)

Dengarlah kesayanganku

Hidup matiku untukmu

Kumohon pertahankan aku (bagian Titah)

Dengarlah cinta hatiku remuk redam

Jika tak ada kamu

Menemani aku (bagian Irfandi)

Dengarlah cinta ku memanggil namamu

Disetiap malamku

Ku memikirkan kamu (bagian Titah)

Aku sepi sepi sepi sepi

Jika tak ada kamu (bagian Irfandi)

Aku mati mati mati mati

Jika engkau pergi (bagian Titah)

Dengarlah kesayanganku

Jangan tinggalkan aku

Tak mampu jika ku tanpamu (bagian Irfandi)

Dengarlah kesayanganku

Hidup matiku untukmu

Kumohon pertahankan aku (bagian Titah)

Dengarlah kesayanganku

Jangan tinggalkan aku

Tak mampu jika ku tanpamu

Dengarlah kesayanganku

Hidup matiku untukmu

Kumohon pertahankan aku (bagian Irfandi)

Dengarlah kesayanganku

Hidup matiku untukmu (bagian Titah)

                     ** 

Percakapan Irfandi dan Titah lewat video call, whatsapp.

"Sabar ya sayang, besok mas berangkat dari Purwokerto jam lima pagi ya sayang pake motor", kata Irfandi yang memberitahu Titah.

"Sama siapa mas ke rumah ?", tanya Titah.

"Sama mas Arfan sayang dan teman aku juga, hehe..", jawab Irfandi.

"Oh, iya mas.."

"Itu siapa sayang ?", tanya Irfandi.

"Itu siapa mas ?", tanya Titah juga.

"Itu yang di belakang kamu, siapa ?", tanya Irfandi lagi.

"Oh ini kakak aku, namanya Renal dan Tiyo", jawab Titah.

"Oh.., aku kira siapa yank.."

"Yank sudah dulu ya, besok aku kabari kamu kalau sudah sampai Bandung"

"Iya mas.."

"Assalamu'alaikum", Irfandi memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Irfandi.

Bandung

Di rumah pak Krisna,

Di kamar Titah..

"Pacaran mulu, yuk jadi gak hari ini ke pasar, mama sudah nunggu tuh ?", tanya Renaldy.

"Jadi dong..", jawab Titah.

"Ya sudah hayuk..", ajak Tiyo.

"Eh tunggu dulu deh..", kata Titah.

"Ngapain lagi sih ?", tanya Tiyo.

"Pamit yayang dulu, ya sudah kalian berdua tunggu di luar gih..", jawab Titah.

"Emm dasar bucin..", keluh Renaldy.

"Bodo ah..", sambung Titah.

                     ** 

Percakapan Titah dan Irfandi lewat whatsapp.

"Assalamu'alaikum mas, aku pamit pergi ke pasar ya", Titah pamit pada Irfandi.

Di depan rumah..

"Loh yo, kamu kok disini, Titah mana ?", tanya bu Dewi.

"Biasa mah, bucin", jawab Tiyo.

"Oh..", seru bu Dewi.

Purwokerto

Di rumah pak Joko,

Masih di depan rumah..

"Fandi.."

"Nggih.."

(Ya..)

"Hp sampean moni"

(Hp mu bunyi)

"Oh nggih, enteni inyong lagi melayani sing tumbas loh rif.."

(Oh ya, tunggu saya sedang melayani yang belanja loh rif..)

"Oke..", seru Arif.

Dua menit kemudian..

"Saka sinten rif ?"

(Dari siapa rif ?), tanya Irfandi.

"Emboh inyong Irfandi.."

(Gak ngerti saya Irfandi..), jawab Arif.

"Arfan.."

"Inggih Irfandi, ana apa ?"

(Iya Irfandi, ada apa ?), tanya Arfan.

"Tulung layani dhisik, ana sing tumbas kiye"

(Tolong layani dulu, ada yang belanja ini), jawab Irfandi.

"Oh nggih Irfandi.."

(Oh ya Irfandi..)

"Yayang ku..", kata Irfandi yang melihat hpnya dan mendapatkan pesan chat lewat whatsapp dari Titah.

"Seneng banget, wau merengut wae"

(Senang sekali, tadi cemberut saja), keluh Arif.

"Meneng rif.."

(Diam rif..), sambung Irfandi.

"Inggih Irfandi.."

(Iya Irfandi..)

                     ** 

Percakapan Titah dan Irfandi lewat whatsapp.

"Assalamu'alaikum mas, aku pamit pergi ke pasar ya", Titah pamit pada Irfandi.

"Wa'alaikumussalam, iya yank, hati-hati di jalan ya sayang, nanti kalau sudah pulang kabari mas ya..", kata Irfandi yang meminta kabar dari Titah.

"Inggih mas, mangke kula kabari menawi sampun ngantos griya"

(Iya mas, nanti saya kabari kalau sudah sampai rumah)

"Oke, mas tunggu kabar ya"

"Inggih mas.."

(Iya mas..)

                     ** 

Dan esokan harinya aku membuka whatsapp dan mendapatkan kabar dari Titah, kalau dia sudah pulang dari pasar, ketika aku ingin memberikan nya kabar kalau aku akan berangkat ke Bandung.

Keesokan harinya..

Di rumah pak Joko,

Di kamar Irfandi..

"Alhamdulillah, akhirnya yang ku tunggu-tunggu untuk bertemu dengan nya tinggal menghitung jam saja", kata Irfandi dalam hati yang gugup karena ingin bertemu dengan pujaan hatinya.

"Irfandi.."

"Inggih Arfan.."

(Iya Arfan..)

"Sumangga, sampun jagi loh, selak awan loh"

(Hayuk, sudah siap loh, keburu siang loh..)

"Enteni dhisik.."

(Tunggu sebentar..)

"Sampeyan ngapain ?"

(Kamu ngapain ?), tanya Arfan.

"Biasa kabari yayang dulu dong, kalau aku mau berangkat", jawab Irfandi.

"Hadeh, dasar bucin.."

"Bodo ah, daripada kamu"

"Inyong ngapa inyong Fandi ?"

(Saya kenapa saya Fandi ?), tanya Arfan lagi.

"Ora awan, ora wengi di anggurin terus, hehe.."

(Gak siang, gak malam di anggurin terus, hehe..), jawab Irfandi yang meledak Arfan.

"Semprul.."

"Hehe.."

"Kana gih enteni neng njaba wae, mengko inyong nyusul sakwise membalas chat saka yayang, hehe.."

(Sana gih tunggu di luar saja, nanti saya nyusul setelah membalas chat dari yayang, hehe..)

"Inggih Fandi.."

(Iya Fandi..)

                     ** 

Percakapan Titah dan Irfandi lewat whatsapp.

"Assalamu'alaikum mas, saya sudah ada di rumah ya, mas sudah tidur belum ?", tanya Titah.

"Wa'alaikumussalam sayang, terimakasih ya sudah kabari mas, mas mau jalan sekarang ya, nanti lanjut lagi ya sayang, dan kalau sudah mau sampai aku kabari kamu, muah..", Irfandi memberikan kabar pada Titah.

Bandung

Di rumah pak Krisna,

Di ruang tengah..

"Dolan awan awan pupuran mero mero nduwe anak perawan mati di slentak kebo"

(Main siang siang dandan menor menor punya anak perawan meninggal di seruduk kebo), Paijo bernyanyi sambil mengelap kaca meja di ruang tengah.

"Mas Paijo.."

"Inggih, eh mas Betta enten menapa ?"

(Iya, eh mas Betta ada apa ?), tanya Paijo.

"Itu hpnya bunyi", jawab Betta.

"Hp kula, eh iki hpnya mbak Titah dudu nduwe kula Betta"

(Hp saya, eh ini hpnya mbak Titah bukan punya saya, Betta)

"Oh saya kira punya mas Paijo"

"Emm, mas Betta.."

"Iya ada apa mas Paijo ?", tanya Betta.

"Tolong lanjutkan ngelap kacanya sebentar, saya mau antar hpnya mbak Titah ke dalam", jawab Paijo yang meminta bantuan kepada Betta.

"Oh ya sudah biar saya gantikan tugas mas jo, eh tapi sebentar saja kan ?", tanya Betta.

"Inggih mas Betta, sedhela wae kok.."

(Iya mas Betta, sebentar saja kok..), jawab Paijo.

"Ya sudah.."

"Oke..", seru Paijo.

"Sekarang ngelap kaca, loh lapnya mana, mas jo, lapnya mana, haduh bagaimana saya mengelap kacanya, mati.."

Di meja makan..

"Titah mana, kok belum ada di meja makan ?", tanya bu Dewi.

"Kenapa mah ?", tanya pak Krisna juga.

"Itu loh ayah, Titah kok belum ada di meja makan, kan biasanya sudah ada, tumben banget kan ayah ?", tanya bu Dewi lagi.

"Titah.., oh iya benar kok belum ada di meja makan, Yo.., Yo.., Tiyo.."

"Muhun bapa, aya naon ?"

(Iya ayah, ada apa ?), tanya Tiyo.

"Tulung anjeun panggilkan Titah nya"

(Tolong kamu panggilkan Titah ya), jawab pak Krisna.

"Timanten bapa ?"

(Dimana ayah ?), tanya Tiyo lagi.

"Pilari atuh Tiyo, di kamar atawa di mana kitu,anjeun pan teurang biasana anjeunna di manten.."

(Cari dong Tiyo, di kamar atau dimana gitu, kamu kan tau biasanya dia dimana..), jawab bu Dewi.

"Leres tuh, naon anu di ngomong mama, atos ditu pilari"

(Benar tuh, apa yang di bilang mama, sudah sana cari)

"Oh oke..", seru Tiyo.

"Ya sudah yah, duduk.."

"Yeh dia balik lagi..", keluh Pras.

"Haa.., balik lagi.., kamu ngapain balik lagi Yo ?", tanya pak Krisna lagi.

"Lamun Titah teu aya di kamar atawa di tempat biasana kumaha bapa ?"

(Kalau Titah tidak ada di kamar atau di tempat biasanya bagaimana ayah ?), tanya Tiyo juga.

"Nya pilari di tempat sanes atuh Yo.."

(Ya cari di tempat lain dong Yo..), jawab bu Dewi.

"Oh oke..", seru Tiyo lagi.

"Haduh Tiyo, Tiyo..", keluh bu Dewi dan pak Krisna.

"Hadeh balik lagi yah..", keluh Pras lagi.

"Kunaon deui Yo ?"

(Kenapa lagi Yo ?), tanya bu Dewi.

"Ketempat anu sanes eta pamaksudanna di manten ?"

(Ketempat yang lain itu maksudnya dimana ?), tanya Tiyo juga.

"Ayah.."

"Muhun mah.."

(Iya mah..)

"Walon patarosan Tiyo"

(Jawab pertanyaan Tiyo)

"Kumakarep anjeun hoyong pilari di manten"

(Terserah kamu mau cari dimana), jawab pak Krisna.

"Oh gitu, ya sudah oke.."

"Mudah-mudahan gak balik lagi..", keluh bu Dewi dan pak Krisna lagi.

"Amiin..", sambung Pras.

Di ruang tengah lagi..

"Loh itu kan mbak Titah, sepertinya mencari sesuatu, kira-kira apa ya, Emm tanya saja deh", kata Betta dengan kebingungan.

"Mbak Titah.."

"Io ada apa mas Betta ?"

(Iya ada apa mas Betta ?), tanya Titah.

"Kita perhatikan dari tadi mbak Titah sedang kebingungan, apakah ada yang mbak Titah cari di sini ?"

(Saya perhatikan dari tadi mbak Titah sedang kebingungan, apakah ada yang mbak Titah cari di sini ?), tanya Betta.

"Kita sedang mencari hp saya, mas Betta lia tara hp kita ?"

(Saya sedang mencari hp saya, mas Betta lihat tidak hp saya ?), tanya Titah juga.

"Hp mbak Titah.."

"Io mas Betta lia tara, tadi kalo tara salah kita taruh di meja, tapi kok tara ada ya ?"

(Iya mas Beta lihat tidak, tadi kalau tidak salah saya taruh di meja, tapi kok tidak ada ya ?), tanya Titah lagi.

"Io mbak Titah, kita lia tadi di meja, tapi su di bawa mas Paijo"

(Iya mbak Titah, saya lihat tadi di meja, tapi sudah di bawa mas Paijo), jawab Betta.

"Oh ya su kalo begitu kita cari mas Paijo saja deh, terimakasih ya mas Betta"

(Oh ya sudah kalau begitu saya cari mas Paijo saja deh, terimakasih ya mas Betta)

"Sama-sama mbak Titah"

Aku yang masih dalam perjalanan menuju ke rumahnya masih menunggu balasan chat darinya membuat diriku gelisah.

Lalu tak beberapa lama setelah aku melihat hp ku, dia membalas chat ku, ternyata dia sedang mencari hpnya.

Sekarang hatiku menjadi lega, dan aku pun bisa melanjutkan perjalanan kembali.

avataravatar
Next chapter