webnovel

Rencana Konyol

"Bapak galak banget sih! Biasa aja kali, kelihatan banget tuanya tau," celetuk Bulan ketus sesaat ia di bentak oleh Galaxi.

"Pak! Bisa gak kita mulai saja pembelajarannya, saya pengen cepet selesai dan pulang. Saya gak mau lama-lama di sini," ucap Bintang yang akhirnya mengeluarkan suara juga.

Galaxi pun menghela napas panjang, ia tahu bahwa wanita yang ada di depannya sangat terlihat malas untuk di bombing olehnya.

"Baiklah kalo begitu, saya akan langsung membahas tentang skema kepenulisan yang baik dan benar, semua tulisanmu akan di revisi hari ini, jadi perhatikan baik-baik," kata Galaxi yang mulai serius dengan pelajaran yang akan ia berikan kepada Bintang.

"Ya," jawabnya singkat dengan raut wajah datar.

"Bulan, kamu jangan ganggu," sambung Galaxi kearah Bulan mencoba mengingatkan saudara kembarnya Bintang itu untuk tidak mengganggu proses bimbingan.

"Iyeeee," jawab Bulan santai semari membuka ponselnya.

Galaxi tampak memberikan arahan-arahan di atas buku yang di buka oleh Bintang, satu persatu kalimat yang ada di bukunya bintang itu pun di coret-coret oleh Galaxi, Bintang yang awalnya tampak malas itu berurusan dengan Galaxi, tidak terasa ia malah serius dan semakin memperhatikan setiap kata-kata yang di lontarkan oleh Galaxi.

Bintang mulai paham dengan pembahasannya itu, bahkan Bintang tidak segan-segan untuk bertanya kepada Galaxi, semuanya bagai arus mengalir begitu saja, tampaknya Bintang merasa nyaman di ajar oleh guru yang merupakan calon suaminya itu.

Bulan yang niatnya mau mengganggu kakaknya itu agar tidak melewati batas, tampaknya Bulan malah asyik dengan ponselnya, Bulan terlalu sibuk melihat anime kesayangannya itu.

Sesaat waktu pun sudah hampir dua jam, Bulan yang tidak sengaja mengambil air minum di dalam tasnya itu teralihkan dengan pemandangan kakaknya dan Galaxi yang sedang asyik berduaan dan saling diskusi dengan sangat serius, seakan diantara keduanya tidak terjadi apa-apa.

"Oon banget sih aku! Bisa-bisanya aku kelupaan!" gerutunya kesal. Lalu Bulan pun berjalan menuju Galxi dan Bintang.

"Oke sudah dulu ya, sampai di sini saja pembahasannya, kita lanjut besok," ujar Galaxi menghela nafas menggambarkan bahwa bimbingan pertama itu cukup melelahkan. Sedangkan Bintang hanya senyum tidak berkata apapun.

"Bagus! Aku telat!" sambung Bulan kesal di dalam batinnya.

Prok Prok Prok!

Tangan mungil bulan itu pun bertepuk tangan, seakan memberikan apresiasi kepada Galaxi. Tampaknya, Bulan berpura-pura untuk tetap terlihat baik-baik saja di depan Galaxi, padahal hatinya sangat kesal melihat kedeketannya itu dengan Bintang.

"Baiklah kalo begitu, sampai ketemu besok lagi," ucap Galaxi dan langsung meninggalkan Bulan dan Bintang.

"Kamu kena pelet Bang Galaxi yah Bin! Kok kamu jadi enjoy gitu, berbeda dengan kemarin. Sikap kamu seakan welcome sama Bang Galaxi, apa jangan-jangan kamu lupa misi kamu itu?" tanya Bulan khawatir.

"Tenang saja Bulan, aku gak akan lupa tentang misi kita kok, tadi aku terlalu serius dengan karya tulisku ini, sampai lupa kalo yang ngajarin aku itu adalah musuh terbesarku saat ini, tapi aku juga harus sebisa mungkin menghasilkan pembelajaran yang baik selama di bimbing olehnya, bagaimanapun karya tulisku ini akan di lombakan," jelas Bintang sembari membereskan buku-bukunya.

"Ahh… syukur deh kalo gitu, asalkan kamu tidak kepelet sama Bang Galaxi aku jadi tenang. Dan kamu benar juga Bintang, bagaimanapun kita harus memperhatikan karya tulismu ini, di samping misi yang akan kita jalani itu," kata Bulan tampak membantu kakaknya untuk membereskan buku-buku yang masih berserakan di atas meja.

"Jadi bagaimana dengan keputusanmu, apakah kamu mencoba untuk melupakan syarat dari Bang Galaxi?" tanya Bulan.

"Aku akan memikirkannya lagi malam ini Bulan, aku harus benar-benar matang dengan pilihan apapun yang akan aku ambil," jawab Bintang.

"Yaudah kita pulang sekarang, ini sudah terlalu sore," sambung Bintang kemudian keduanya pun meninggalkan perpustakaan itu.

"Bimbingan besok kamu pura-pura jadi aku ya Bul!" celetuk Bintang.

"Apa!" aku nggak salah dengar nih," jawab Bulan dengan terkejut.

"Iya, serius," balasnya singkat.

"Haha… jangan ngadi-ngadi luh yah Bintang, kesambet apaan sih kamu? Tiba-tiba meminta hal yang gak jelas kayak gitu," kata Bulan sembari melipatkan kedua tangannya di atas dada dengan raut wajah tertawa sinis.

"Ih kamu Bul, gak bisa di ajak serius! Aku minta kekamu hal konyol ini cuman sekali kok, cuman besok Bul! Sepertinya aku gak bisa bikin Bang Galaxi kesal dan benci denganku, jika aku sudah focus dengan tulisanku, aku akan lupa siapa Bang Galaxi sebenarnya, dan aku akan sangat serius belajar dengannya, bukankah itu akan menjadi masalah besar?" ujar Bintang tidak main-main,

Bulan pun berdiri mematung, setelah ia mendapat alasan yang menurutnya sangat masuk akal itu, walaupun permintaan kakaknya itu sangat konyol.

Ya, memang bukan sekali dua kali mereka berdua melakukan hal konyol itu, bahkan mereka tak segan-segan saling bertukar posisi kelas satu sama lain, jika salah satu dari mereka sedang berhalangan masuk sekolah.

Namun, bagi Bulan permintaan kakaknya yang ingin bertukar posisi kali ini jelas berbeda, karena posisi Bintang tidak bisa di gantikan begitu saja, melihat Bintang adalah peserta lomba yang sangat penting di sekolahnya.

Bulan pun terhenti dari gerak langkanya itu, ia menghela napas sejenak, lalu seketika Bintang pun ikut terhenti dari gerak langkahnya dan melihat kearah Bulan yang tiba-tiba berhenti.

"Kamu serius mau melakukan hal gila ini lagi? Kita memang sering melakukan pertukaran posisi, tapi itu hanya berlaku di kelas kita, dan situasi kali ini berbeda banget loh Bint, Bang Galaxi! Dia bukan sembarang orang yang sepertinya tidak mudah untuk di kelabuhi begitu saja. Dan kamu juga sebagai orang yang sangat penting dari bimbingan ini, bukankah kamu yang bilang padaku barusan?" kata Bulan bertanya-tanya. Ia seakan tidak percaya dengan permintaan kakaknya yang tiba-tiba itu.

"Aku sudah memikirkan hal ini beberapa menit yang lalu Bulan, menurutku tidak ada salahnya kita mencoba dulu, lagian Bang Galaxi juga belum tahu ciri-ciri dari perbedaan kita kan? Dan untuk masalah pembahasan pelajaran yang akan di ajarkan besok sama Bang Galaxi cukup kamu rekam saja perkataannya," jawab Bintang dengan ide brilinnya itu.

"Emmm… apa yang kamu katakana betul juga sih Bint, tapi-"

"Pliss lah Bulan… kita coba yah! Ayolah… aku hanya punya kamu untuk mengatasi hal ini, setelah itu aku akan berusaha sendiri lagi untuk membuat Bang Galaxi jera," ucap Bintang memohon.

"Hadeuhh… beginilah kalo punya saudara kembar yang sama-sama oonnya," gumam Bulan sembari menghela nafas kasar.

"Oon? Kita bukan oon Bulan, tapi sedikit miring ajah pemikirannya, tapi ini demi kebaikan kita juga kok!" balas Bintang sembari tersenyum lebar seraya jempolnya itu di acungkan.

"Baru kali ini aku melihat orang yang di bilang Oon, bisa tersenyum lebar," sambung Bulan dalam gumamnya.

Next chapter