webnovel

Rasa Yang Tertinggal

Tentu kita tak akan pernah menyangka sebelumnya ketika bertemu seseorang sahabat, yang darinya kita menghargai satu sama lain berbeda dari teman yang biasa saling acuh ta acuh. Bisa jadi kita tak menduga akan dipertemukan dengan wanita cantik yang terkenal di dunia kampus yang darinyalah kita belajar menghargai seorang wanita. Hal-hal seperti itu tekadang luput dari pengamatan kita. Padahal bisa jadi dari mereka pula jalan keburukan dan kebaikan menjadi muara pilihan

Diantara sekian banyak teman dan wanita yang pernah saya jumpai di setiap persinggahan saya baik di desa maupun kota, walau sebentar, walau sekilas, tapi mereka memberi makna besar bagi kehidupan, meski seringkali di acuhka dan di anggap seperti bocah kemarin yang baru belajar. Tetapi mereka tidak tersinggung dengan kata tersebut bahkan mereka selalu mengontrol masyarakat yang menyebutnya anak kemarin sore tersebut. Dengan senyuman manis mereka berkata kepadaku "akal adalah perangkat manusia yang tidak pencipta sertakan pada makhluk-Nya yang lain. Emosi adalah pakain yang juga dipakaikan terhadap manusia untuk menjadikan kehidupan dinamis dengan berbagai dimensi dan ekspresinya.

keragaman manusia memang bermacam macam, serta strata sosial, ketidaksamaan nasib dll. Dan pada akhirnya saya berbicara satu sama lain bersama mereka membahas tentang bagaimana pengalaman hidup mereka beserta bertanya tentang kehidupan masyarakat di kota yang akan kita bandingkan dengan yang ada di desa namun ketika mendengar percakapan yang keluar dari bibirnya kemudian aku melihat ke arah yang lain dan menatap apa yang terjadi di tempat tersebut, sehingga ketika menyaksikan orang lain yang bernasib tidak seberuntung kita, hendaklah emosi kita terpantuk untuk bersimpati dan berempati kepada mereka.

kita juga harus bersyukur bahwa kita yang sering merasa kekurangan, ternyata masih banyak yang jauh lebih kekurangan dari kita. Bahkan mereka yang mau memperjuangkan hak orang yang kekurangan tersebut dikatan seperti anak yang kemarin sore yang di anggap reme oleh sang penguasa tersebut, akan tetapi penguasa tersebut tidak mengerti apa yang di perjuangkan anak yg dianggap kemarin sore tersebut, sebagai makhluk yang diciptakan secara sosial sudah barang tentu menjadi kewajiban masing masing kita untuk melibatkan diri dengan penderitaan orang lain kita harus membantu mereka semaksimal mungkin tanpa membedakan latar belakangnya jadi para penguasa bukan kah anak yang kau katakan kemarin sore bisa berfikir dengan sebuah otak akan tetapi kamu yang selalu merasa berkuasa hanya berfikir seperti anjing yang menggonggong.

Chamberz Fd sahabat saya sejatinya ketika menceritakan ini kepada saya, saya sempat tidak percaya apa yang dikatakannya namun melihat penguasa lain yang ada di desa tersebut aku baru bisa mempercayai kata sahabatku tersebut, jadi dapat saya simpulkan bahwa walaupun kita berpendidikan tinggi ketika kita kembali di desa tersebut kita tetap di sebut anak yang baru pergi jauh 4 tahun lalu tetapi sekeras apa pun yang terjadi mereka sudah bisa membela orang yang lemah.

Di saat yang sama saya mengagumi sahabat saya tersebut sehingga ada rasa saling menghargai tersebut antara satu sama lain semenjak diceritakan nya kejadian tersebut.

Lalu aku ingat ketika kami Masi anak botak atau semester awal kami di saat perkuliahan selesai kami berlima selalu makan bersama di tempat pecal lele favori kami, warung tersebut berada di jalan sukaria belakang kampus Bosowa Makassar kami memilih tempat tersebut karna harga makanannya cuku murahlah bagi anak kos-kostan yang malam cuma mengisap rokok ketengan serta kopi saset. Keterbiasaan kami itu berlangsung sampai kami sampai di semester 7 dan perlahan lahan candaan yang selalu terdengar di kamar tersebut mulai hening satu per satu pun mempunyai kesibukan masing-masing, Pada suatu malam itu aku berfikir untuk keluar kota untuk mencari kesibukan sendiri dan paginya aku pergi ke tempat tujuan yang sudah di pikirkan semalam, 15 panggilan tak terjawab 17 pesan masuk dari teman-teman yang menanyai dimana keberadaanku sekarang, satu jawabanku hanya berkata aku lagi nanjak,mereka percaya dan mereka tidak bertanya lagi. kemudian aku berjalan di desa yang tidak sama sekali aku ketahui cuma motor yang membimbingku untuk ada di tempat tersebut, beberapa waktu kemudian, muncul seorang anak dengan seragam pakaian putih merah menjinjing tas yang ada buku di dalamnya. Anda pasti sudah bisa langsung menebak, 'kan? iya adalah anak Sekolah Dasar (SD) yang pertama menegur aku selama hampir 2 jam di desa tersebut.

Setelah berbicara bersama anak itu kemuadian teman-temannya datang bersamaan untuk berkenalan dengan saya, dalam hatiku berkata begitu welcome nya masyarakat di desa tersebut anak SD saja begini apa lagi orang yang dewasa, kemuadian setelah beberapa menit kami mengobrol mereka pergi pulang ke rumah dan aku bingung mau pergi kemana. Kemudia aku berjalan ke toko yang menjual rokok ketengan dan bertanya dimana tempat warung makan yang berada di desa tersebut, kemudian ada langkah kaki yang tidak begitu asing di telinga ku aku melihat kebelakang sambil memanggil nama Tea

" Tea apakah kampungmu berada disini sehingga kau menemukanku" sambil melihat kebelakang

" Maaf aku bukan Tea" lalu wanita itu berjalan semakin dekat dengan tempat saya membeli rokok ketengan, belum sempat sampai saya langsung minta maaf atas sikapku tadi yang mengira mbak adalah Tea teman saya dan kemudian dengan santainya wanita itu membalas "iya nggak apa kok" kemudian aku pergi perlahan keluar dengan rokok yang hanya harga 5.000 rupiah, didalam pikiranku ketika aku meninggalkan toko tersebut maka tujuan kedepannya akan pasrah apa yang akan terjadi.

Seketika aku pergi makan di rumah makan di desa tersebut aku mendengar suara

Disini negeri kami

tempat padi terhampar

samudranya kaya raya

tana kami subur tuan...

Dinegeri pemai ini

berjuta rakyat bersimbah rugah

anak buruh tak sekolah

pemuda desa tak kerja...

mereka dirampas haknya

tergusur dan lapar

bunda relakan darah juang kami

padamu kami berjanji

- Lirik"Darah Juang"

lirik lagu itu keluar dari bibir seorang anak perempuan yang begitu mungil beserta teman teman anak SD yang aku temukan tadi. lirik itu seakan akan mengingatkanku pada teman-teman yang berada di kota aku berpikir dalam hatiku apa yang mereka sedang lakukan, apaka mereka tertawa bersama lagi atau apakah Masi hening seperti sebelumnya.

tetapi seketika itu pemikiranku bertanya tanya dari mana anak anak tersebut bisa mengetahui lagu tersebut' apa ada mahasiswa di kampung tersebut atau apakah ada yang mengajari mereka. tetapi saya tidak berpikir lagi sambil menyantap makanan yang sudah ada di atas meja makan tersebut.

Dan kemudian aku berjalan kedepan anak tersebut sambil tersenyum sambil memberikan mereka sekotak coklat yang yang tidak terlalu mahal dan mereka berterima kasih telah di berikan hadia walaupun itu hargannya cuma 1000 rupia per kotak tetapi mereka terlihat bahagi, Sore menjelang malam aku tidak merasakan pada diriku karena terbawa suasana anak anak tersebut sehingga waktu semakin cepat berputar bagiku, didesa tersebut aku tidak memiliki tempat tinggal dan hanya beristirahat di atas motor kemudian terdengar suara dari kejauhan yang memanggil sebutan anak muda tetapi aku tidak melihat kebelakang karena berpikir bukan aku yang di teriaki anak mudah tersebut, hampir 5 menit berlalu suara tersebut Masi terdengar dan bapak tersebut semakin dekat denganku kemudian berteriak anak muda apakah kau memiliki tempat tinggal di desa ini, aku menjawab aku belum mempunyai tempat tinggal lanjut berkata sebenarnya aku ingin menemui kepala desa untuk meminta izin apak bisa tidur di masjid atau di tempat posko jaga, kemudian bapak itu berkata nggak usah di mesjid atau posko tidur aja dirumahku sambil memperkenalkan diri padaku dan aku pun memperkenalkan diriku padanya bahwa namaku adalah Quary saputra dan kemudian kami jadi akrab satu sama lain.

ketika malam menjelang pagi suara ayam semakin ribut berkotek karena sudah menandakan bahwa sudah pagi hari. Dan tidak lama kemudian aku melihat cewek kemarin yang aku anggap adalah Tea sedang menyiram bunga yang begitu cantik, aku bertanya kepada Watt anak kepala desa tempat aku tinggal yang kemarin orang yang menemuiku pertama di desa ini " siapakah dia orang yang sedang menyiram bunga tersebut" jawaban yang aku tunggu pun akhirnya datang bahwa wanita tersebut ada "ICHA" begitulah orang orang memanggil nya seketika itu aku tidak bertanya lagi kepada Watt.

Menit penuh menit jam pun berganti hari tidak terasa hampir 2 hari aku di tempat kediaman bapak Darwin selaku kepala desa tersebut dan selama 2 hari tersebut aku selalu melihat Icha yg sedang bekerja bersama temannya yang pertama kali aku lihat seperti ini adalah "titipan dari Tuhan untukku mungkin aku dikirim disini untuk melihatnya", akan tetapi aku merasa tidak layak untuk wanita tersebut karena kebaikan yang ada pada dirinya wanita tersebut bernama Indri.

Dan akhirnya akupun dekat dengan Icha saling mengobrol baik empat mata maupun di telvon kita saling mengenal satu sama lain, sehingga kaku yang dulu berhadapan dengan Icha seakan merasa senang apabila berada di pusat penglihatan mataku, walaupun ada tempat yang paling indah di depan mataku aku tidak akan pernah memalingkan mukaku terhadap Icha yang biasa pangillanku untuk dia adalah "Isya"

Seketika itu perasaan ku mulai menyukai dia sebagai wanita bahkan di setiap detik pun aku selalu memikirkanya dan disitulah kebodohan yg pertama aku lakukan untuk percaya pada ucapan wanita padahal sebelumnya aku sudah mengatakan bahwa wanita semakin cantik semakin berbahaya karena Padahal bisa jadi dari mereka pula jalan keburukan dalam kesenangan kita sebagai lelaki, dan kemudian aku berpikir apakah Icha mengangapku sebagai pria atau cuma teman disaat dia lagi sendirian, pikiranku seperti itu pun selalu muncul dalam sehari itu bahkan karena penasaran terhadap pertanyaan itu aku sambil bertanya kepada Watt tentang pacar Icha tersebut dan jawaban dia akan segera di lamar oleh orang kaya Gaga berani berpangkat keturunan Bugis..

Akupun mendengar jawaban itu langsung terdiam begitu lama seakan-akan hati yang mulai membaik lagi karena luka lama semakin sakit ketika luka baru berada, setelah itu aku langsung memasukan pakaianku ke tas dan minta izin untuk balik lagi ke kota kepada kepala desa yg sudah aku anggap seperti bapak keduaku, keberangkatanku tidak ada yang mengetahui cuma bapak saja, bahkan Watt tidak mengetahunya.

Lama dalam perjalanan hp yang ada di tas mulai perlahan habis dayanya sehingga ketika ada yang memanggil no yang di hubungi tersebut tidak akan aktif. Aku kemudian tinggal di sebuah tempat peristirahatan yang sangat indah untuk menghilangkan rasa kecewa yang ada dalam pikiranku, aku tinggal di tempat tersebut selama 4 hari dan disana aku banyak belajar untuk mengikhlaskan apa yang telah terjadi dan selama disana aku selalu mengingat kutipan yg akan aku ingat selamanya "jalanku Jalanmu adalah seni"

Hp ku selama 4 hari ini tidak pernah lagi aktif, kemudian aku pamit kepada paman petani yang selalu memotivasi aku sehingga bisa kuat lagi seperti semula dan aku berharap wanita yang aku cinta sedalam hati ini bisa bahagia bersama pria yang tidak aku tau bahkan namanya pun aku tidak tau...

"pandanglah awan yang selalu setia memandang langit jadilah orang yang selalu berfikir positif untuk tidak akan di tinggal oleh rasa kebencian"

AF