Namun semakin banyak dia melewati orang, semakin juga mereka bergosip buruk padanya hingga ia kesal dan melempar rokok nya ke bawah juga menginjak nya.
Setelah itu berjalan ke lorong sana, dia sengaja berjalan di lorong gang kecil karena ingin menghindari mereka yang terus menatapnya.
Di lorong kecil, Chandrea benar-benar berani berjalan sendiri. Dia lalu berhenti berjalan dan napas terakhirnya adalah asap rokok itu yang ia lepaskan ketika melihat sekitar.
Lalu tersenyum senang. "Ehehehemm, tempat ini, sepertinya tidak terhubung di Jalanan Ratu... Aku akan menguasai jalan ini juga..." ia menatap kekosongan tempat itu yang kotor.
Namun siapa sangka, ada suara langkah kaki dari depan. Rupanya ada tiga orang menghalangi jalan nya membuat nya terdiam bingung. Hal yang membuat Chandrea berpikir adalah, itu tiga orang kemarin yang membully gadis culun itu, padahal Chandrea sudah mempermalukan mereka di bus dan sekarang sepertinya mereka ingin membalas dendam.
"Hei, jalang, kau harus di tangkap sialan... Karena kau telah mempermalukan ku," kata satu di antara mereka yang berada di tengah. Dia menggunakan topi untuk menutup kepalanya, mungkin karena rambutnya terbakar kemarin.
"Hm? Aku benar-benar lupa," Chandrea pura-pura menatap bodoh membuat nya kesal. "Cih, cepat tangkap dia!!"
Lalu dua orang itu langsung berlari mendekat, tapi Chandrea menatap dengan tatapan serius, seketika muncul asap dari bibir dan mulutnya dengan tatapan serius, dia berjalan ke samping memegang tiang rambu larangan dan bahkan langsung mencabutnya membuat dua orang itu terkejut dengan kekuatan nya.
Mereka benar-benar tak percaya melihat itu. "(Ba-bagaimana bisa, jelas-jelas papan itu adalah papan yang berat dan sangat kuat tertancap tapi kenapa begitu mudah di ambil oleh wanita itu?!!!)"
"Hoi!! Apa yang kalian tunggu!! Cepat serang dia!!" salah satu orang yang dibelakang mereka tadi berteriak.
Tapi dua orang itu tetap ragu-ragu untuk maju menyerang Chandrea, hingga salah satu dari mereka terpukul kepalanya sampai terjatuh duduk, di tambah selangkangan nya juga terpukul sebelum jatuh, membuat nya jatuh dengan pukulan kedua dari Chandrea, ia lalu juga melakukan hal yang sama pada satunya.
Teman nya yang melihat itu saja merasa ngilu. "Wah.... Pecah bijinya... Pasti sakit banget..." tatap nya dengan menatap ngilu. Tapi karena hal itu, dia juga ikut terpukulkan kepalanya oleh Chandrea menggunakan papan simbol lalu lintas larangan itu.
Chandrea menatap tajam lelaki yang tadi hanya bermulut besar karena sekarang dia hanya diam menatap dua orang nya itu jatuh tumbang di bawah.
Tapi, mereka benar-benar bangkit lagi, dan salah satu dari mereka mengambil tongkat akan melawan. Chandrea terdiam, lalu dia membuang tiang tadi dan langsung menghindari pukulan tongkat lelaki itu, hingga ia memegang tongkat nya.
Ada perebutan pada tongkat itu hingga Chandrea berhasil merebut tongkat itu dengan menginjak kaki lelaki itu yang terkejut lalu Chandrea memukul wajah mereka hingga mereka kembali jatuh tumbang kalah.
Dari awal hingga akhir, dia hanya menunjukkan senyum kecilnya hingga kedua orang itu bangun dan langsung berlari pergi, lagi-lagi, dia berhasil membuat mereka lari terbirit birit tapi menyisakan satu, yakni yang memerintah tadi.
"Ada apa hm? Kucing kecil terlalu takut?" Chandrea menatap merendahkan. Lalu dia tertawa bergumam. "Ehehehemmmm...."
Lelaki itu kesal, dia benar-benar tampak takut tapi kesal, lalu meludah dan langsung berlari pergi, sekali lagi, Chandrea tertawa senang.
Namun di saat itu juga, ponselnya kebetulan berbunyi membuatnya menurunkan senyuman dan merubah wajahnya menjadi datar dan menerima panggilan ponsel itu sambil berjalan pergi dari sana.
Dia kembali lagi ke jalanan dengan tanpa rokok dan menyimpan kembali ponselnya setelah mengangkat panggilan tadi, tapi ia juga berpikir sesuatu. "Aku benar-benar bosan hanya terus berjalan, kira-kira apa yang harus aku lakukan hari ini..." ia bingung, dia tidak memiliki pekerjaan dan sesuatu yang harus dikerjakan membuatnya harus mencari sesuatu yang bisa di bilang menyenangkan.
Lalu tak sengaja menoleh ke sebuah supermarket yang besar, di saat itu juga, dia menjadi memiliki ide pemikiran yang membuatnya tersenyum senang.
Tak lama kemudian, terlihat dia berjalan di antara lorong supermarket yang tidak terlalu kecil maupun tidak terlalu besar. Mengambil tanpa memilih dan hanya mengandalkan penglihatan dan ingatan apa yang akan ia beli. Meletakan nya di keranjang dorong yang ia bawa.
"Hahaha... Sangat menyenangkan, bisa mengambil apapun," dia tak peduli harga mahal hingga murah dan hanya langsung mengambil, meletakan nya di keranjang dorong yang ia bawa dan berjalan terus menuju ke lorong satu dan lorong yang lain nya.
Tubuh nya yang begitu indah membuat semua orang ikut membuat mata mereka menoleh padanya. Sama seperti biasanya, bahkan ada lelaki penata barang disana menyiulkan godaan pada tubuhnya.
Chandrea hanya melewatinya saja karena itu bukan waktu dia bisa bersenang-senang, tapi entahlah, dia mengganggu.
"Hei, putri seksi, kau ingin membeli beberapa sosis enak?" dia menatap menggoda.
"Aku sudah ada, dan ini pilihan terbaik," Chandrea membalas dengan mengambil sosis di bagian daging. Sepertinya dia juga sekalian menggunakan nada mengejek.
Lalu lelaki itu kesal dan berjalan pergi, Chandrea menjadi tertawa dan kembali meletakan sosis itu. "(Hwhehemmm... Dasar orang aneh, sesuka hatilah saja berkata begitu... Jika kau ingin menggoda ku, kau akan dapat yang setimpal...)" pikirnya dengan wajah datar, lalu kembali mendorong keranjang nya dan akan berjalan ke kasir.
Tapi mendadak ada yang berteriak. "Semuanya diam!!"
Hal itu membuat semua orang yang ada di sekitar sana menjadi terkejut. Tapi Chandrea yang baru keluar dari lorong dan melihat, rupanya hanya seorang penjahat kelas kakap yang sendirian.
Tidak menutup wajahnya dan dia bahkan hanya menggunakan jaket bertudung dengan menodongkan senjata jarak jauh yakni pistol.
"Semuanya tiarap!! Dan serahkan uang nya!!" dia juga menodongkan ke wanita kasir yang mulai ketakutan.
Tapi Chandrea berjalan terus. "Percuma saja!!"
"Aku bilang tiarap…!!" lelaki tersebut menodongkan senjatanya pada Chandrea dengan kasar.
Lalu Chandrea mengatakan sesuatu. "Ini masih pagi, pastinya kasir juga masih kosong," tatapannya dengan wajah tanpa takut.
Penjahat itu terdiam, dia lalu kembali menoleh ke kasir dan langsung mengecek di kasir sendiri, rupanya benar, tak ada uang sama sekali di sana karena masih pagi. Pelanggan baru memilih barang yang mereka beli jadi belum ada yang membayar dari tadi.
Dia terdiam mengetahui fakta yang sia-sia. Lalu kembali menodongkan pistol nya pada Chandrea yang masih berdiri di tempat nya.
"Berikan... Dompetmu!" dia malah merampoknya.
Tapi Chandrea tersenyum kecil. "Oh, tentu saja aku tak akan memberikan nya padamu karena manajer telah menekan tombol alarm," ia menunjuk seorang pria berseragam supermarket yang mengangkat tangan nya.
Lelaki penjahat itu ikut melihat dan langsung tampak kesal menatap manajer itu.
"Percuma saja aku bilang, karena polisi sudah benar-benar tiba di sini," tambah Chandrea.
"Ck... Kau ingin mati!!" lelaki itu kembali berteriak.
". . . Sedikit," balas Chandrea membuat lelaki itu terdiam hingga suara sirene polisi tiba.
Penjahat itu menatap dengan tatapan masih kesal, bingung dan marah pada sikap Chandrea. "Hei... Aku tunggu sampai keluar penjara nanti," tatapnya, Chandrea hanya terdiam tersenyum. Lalu polisi akhirnya menangkap orang itu dan semuanya yang ada di sana menjadi bertepuk tangan untuk Chandrea.
"Dia hebat, mengulur waktu..."
"Nona, terima kasih bantuan nya," pria manajer tadi berjalan mendekat.
"Tidak masalah."
"Sekali lagi terima kasih, untuk balasan nya, kau boleh mengambil barang mu tanpa membayar."
"Wah, terima kasih... Ehehemmm... Pria yang baik..." Chandrea menatap menggoda lalu dia melewati pria manajer itu yang terdiam dengan senyum tergoda oleh Chandrea.
Hingga akhir nya wanita itu membawa barang belanjaan gratis, tersenyum senang sambil berjalan di jalanan untuk kembali pulang.
"Whehhemmm... Aku benar-benar senang hari ini, tapi tunggu, apa yang aku lakukan ke depan nya, aku akan mati bosan tanpa apapun... Aku mungkin butuh kegiatan selain kampus..." dia berencana mengisi waktunya yang bebas itu dan mencoba menjadi wanita normal.
Lalu ia secara kebetulan melihat sebuah kafe seberang jalan yang ramai akan pengunjung di sana. Lalu Ia tersenyum lagi.
"Ehehemmm... Aku punya ide..."
--
"Permisi...." Chandrea berjalan mendekat ke pelayan yang tengah mengantar minuman. Seperti nya dia memang ingin melamar pekerjaan di sana karena dia tadi menginginkan bekerja sambilan untuk mengisi kegiatan nya selain kampus dan hanya tertawa tak jelas.
Pelayan wanita itu menoleh pada Chandrea yang mendekat.
"Ya, duduklah di mana saja, aku sibuk," balasnya dengan dingin, berpikir positif saja, dia sibuk dan lelah karena pelanggan di sana memang sangatlah banyak.
Tapi Chandrea tidak bisa menerima hal itu, dia membalas dengan wajah dingin dan tangan menyilang. "Aku ingin bertemu manajer mu," tatapnya.
Di saat itu juga wanita pelayan itu langsung menghela napas panjang dan meletakan nampan yang ia bawa tadi di meja minuman dengan keras, lalu menatap menantang.
"Hei... Kau itu baru datang di sini! Kenapa harus bertemu manajer ku!! Apa pelayanan ku buruk! Silahkan bilang begitu! Sudah banyak orang yang mengadu, mereka adalah babi yang tidak bisa di katakan baik dan tertib... Aku lelah dengan semua ini, jika kau ingin protes hanya karena aku bahkan tidak memberikan senyuman ketika bicara padaku, lakukan saja ketika kau tidak di sini!" dia menatap kesal. Seperti nya dia baru saja meluapkan kekesalan nya karena kerja lelah nya.
Chandrea terdiam sebentar, dia lalu menatap para pelanggan di sana yang rata-rata adalah pria mesum yang menatap mereka dengan senyuman menggoda.
"Hahaha... Bertarung.... Ayo bertarung! Wanita seksi, bertarung… Bertarung~"
Chandrea menjadi menurunkan wajahnya, dia juga menghela napas panjang dan di saat itu juga, asap keluar dari napasnya membuat wanita itu terkejut dengan fenomena itu. Itu adalah hal yang dua kali dilakukan.
"Baiklah, kau sudah selesai bicara? Jika sudah, dengarkan aku dulu..." Chandrea menatap, tiba-tiba saja dia mencengkram kerah wanita itu dan bahkan langsung menariknya mendekat, dia berbisik.
"Aku mencari Manajer mu untuk melamar pekerjaan, bukan untuk menjadi sesuatu untuk kekesalan mu..."
Wanita itu yang mendengarnya menjadi terkejut dan diam, lalu dia menarik dirinya agar menjauh dari Chandrea.
"Ba-baiklah, akan aku panggil..." ia langsung berjalan pergi. Seperti terkena apa, dia langsung seperti sedikit ketakutan.
Lalu orang-orang yang ada di sana menjadi tertawa bercanda. "Wo… Bagus cewek... Kamu menang wkwkwk."
"Hahaha... Sini hadiahnya di peluk hahaha..."
"Sebentar lagi dia mengadu ke manajer!! Haha..."
Chandrea yang mendengar itu menjadi berpikir. "(Kenapa rata-rata, restoran cepat saji di Amerika Serikat ini memiliki bentuk sosialiasi yang seperti ini, pelanggan yang buruk membuat kami tak bisa membuat kekesalan langsung. Mereka menindas pelayan yang akan membuat pelayan tak bisa kesal padanya karena dia wanita... Lihat saja, aku akan menjadikan tempat ini neraka untuk mempermalukan pelanggan seperti kalian...)"