1 EPISODE 1 - Putus

    Di ruang ganti kecil dekat arena pertarungan, terlihat laki-laki yang memakai jas hitam menghampiri seorang pemuda.

"Rio sudah waktunya" pria dengan jas hitam itu menepuk bahu pemuda tersebut.

"Terima kasih atnan, hari ini akan ku balas berkali-kali lipat apa yang pernah di perbuat bajingan itu kepadaku dulu" pemuda itu mengepal keras tangannya.

"Kalau begitu rebut kemenangan hari ini kawan"

Setelah mengatakan itu atnan langsung pergi ke sisi arena.

Atnan adalah teman masa kecilku sekaligus managerku. Sejak SD atnan di kenal sebagai jenius karna otaknya yang pintar, atnan juga lulusan bisnis terbaik ketika dia kuliah di UI.

 

"Para hadirin sekalian, hari ini di arena paling mega seindonesia kita akan menyaksikan pertarungan antara sang juara bertahan aryo, melawan sang penantang yang mengalahkan musuhnya kurang dari 10 gerakan, mari kita sambut Rio!".

"Hump, 10 gerakan? Aku rasa itu terlalu berlebihan, aku bisa mengalahkanmu kurang dari 10 gerakan" terlihat wajah penuh bangga aryo.

"Nggak usah banyak bacot, mari kita lihat siapa yang bertahan paling akhir dialah pemenangnya"Balas ku.

"Sombong!" terlihat wajah merah padam aryo.

Wasit segera masuk ke arena bersiap-siap memulai pertarungan.

"Kalian siap?"

Aku mengatur kuda-kuda lantas mengangguk takjim. Aryo juga melakukan hal yang sama bersiap-siap memulai pertarungan.

"sudah tau peraturannya kan? Di larang memukul bagian belakang kepala, dilarang mengunci persendian kecil, ,dan di larang menyerang bagian kemaluan, di larang menggunakan siku dalam bentuk apapun, di larang menendang/menginjak kepala lawan apabila tangan dan kaki lawan ada di lantai".

Aku dan aryo mengangguk, peraturan dari dulu tidak pernah berubah.

"Bersiap, Mulai!" Lonceng pertarungan di bunyikan bersamaan dengan di mulainya pertarungan.

 

***

Di taman kota, terlihat seorang pemuda berlari menghampiri wanita yang duduk di kursi taman.

"Semoga via suka dengan hadiahnya" pemuda itu tersenyum sambil berlari menghampiri seorang wanita yang duduk di kursi taman.

"Via aku punya hadiah untukmu" Pemuda itu mengeluarkan iphone XII Versi terbaru.

"Aku harap kamu suka dengan hadiahnya, maaf jika aku baru bisa ngasih kamu hadiah sekarang" pemuda itu tersenyum sambil menyerahkan Iphone XII kepada Wanita itu.

Wanita itu menatap pria itu lamat-lama sebelum menolak hadiah dari pemuda itu.

"Maaf Rio, aku nggak bisa nerima hadiah dari kamu" Suara wanita itu terdengar datar.

"Eh, Apa kamu nggak suka hadiahnya?" wajah Rio terlihat cemas, dia membelikan handphone itu dengan gaji serta sisa uang tabungan terakhirnya, jika via menolak hadiahnya maka uangya terbuang sia-sia.

"Bukan itu rio, aku mau hubungan kita sampe disini saja"

"eh?" wajah rio keliatan kebingungan mendengar perkataan dari via.

Lengang sejenak via melanjutkan perkataanya.

"aku udah nemuin laki-laki yang lebih baik dari kamu, dia juga seorang petarung terkenal, kamu mungkin pernah mendengar namanya, dia adalah aryo, petarung nomor 1 seindonesia".

 

Selesai berkata demikian, Via beranjak pergi meninggalkan rio sendirian di taman itu yang masih tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi, Wanita yang dia cintai meninggalkannya hanya karna dia miskin.

Di depan pintu taman tmobil Lamborghini Aventador LP700 mengahampiri Via, dan terlihat Via memasuki mobil itu.

"Bagaimana, kamu sudah memutuskannya?" Laki-laki tampan di dalam mobil itu menanyai via.

"Laki-laki miskin sepertinya, tidak cocok denganku yang cantik dan anggun ini"

Mendengar perkataan via, laki-laki itu tertawa lantang. Laki-laki itu adalah aryo sang petarung nomor satu seindonesia.

"Kamu benar sayang, wanita secantik kamu memang tidak pantas dengan laki-laki miskin sepertinya, dan lagi hari ini kamu janji akan menginap di rumahku kan?"

Mobil Lamborghini Aventador LP700 melaju di jalanan meninggalkan taman.

 

Rio masih berdiri di taman menatap hp yang ada di genggamannya

"Jadi ini ya, yang namanya patah hati" rio menatap langit mendung yang di perkirakan sedikit lagi hujan. Air mata rio menetes diikuti rintikan hujan dari langit. 15 menit kemudian rio meninggalkan taman itu.

avataravatar