35 Pencarian Petunjuk

Kota Thurnalduhr merupakan ibukota Kerajaan Galilea. Letaknya berada di sebuah bukit batu yang dipahat dengan teratur menjadi jalan yang dihiasi dengan rumah-rumah batu di kanan kirinya. Saat melihatnya Jack teringat dengan kerajaan para dwarf di sebuah film yang pernah ia tonton.

Bau asap tercium di sepanjang jalan, arang yang beterbangan di udara serta pria-pria berbadan kekar yang terlihat membawa kapak beliung di pundak mereka memberikan image kota pertambangan dan surganya para pandai besi ini semakin kental.

Tang! Tang! Tang!

Dentuman suara besi yang beradu itu terdengar puluhan meter dari sumber bunyi. Pagi itu, bersama dengan penambang yang hendak mengadu nasibnya di lubang-lubang pertambangan, Jack, Pak tua Izack dan Tarud berjalan ke arah suara tersebut berasal.

Suara pintu yang berderit dengan tiba-tiba menghentikan dentuman ritmik yang mereka dengar di sepanjang jalan. Seorang pria kekar berjenggot panjang berbalik dan menghadap ke arah mereka bertiga seraya bertanya.

"Ada urusan apa kalian kemari? Terutama kau Tarud." Tanya pria berjenggot panjang itu ketus.

"Maksud kami ke sini ingin menanyakan tentang pesanan seseorang berpakaian hitam yang memiliki tanda seperti ini di bajunya." Jawab Pak tua Izack sambil menunjukkan sebuah logo organisasi Shadowcifer.

"Aku tidak tahu, orang itu tidak pernah ke sini. Kalau cuma itu yang ingin kalian tanyakan cepat pergi, pekerjaanku masih banyak." Jawab pria itu ketus.

"Banyak nyawa manusia bergantung pada informasi itu Tognuhr. Tolong ingat-ingat lagi." Sambung Tarud.

"Sudah kubilang tidak ada. Cepat pergi!" bentak Tognuhr dengan nada keras. Setelah mengatakannya ia berbalik dan melanjutkan pekerjaannya.

"Maafkan dia, dari dulu memang orangnya seperti itu. Meski kata-katanya kasar, aku jamin kalau dia mengatakan yang sejujurnya." Kata Tarud.

"Kalau begitu kita harus berpencar, aku dan Jack akan mencari di sebelah utara kota Thurnalduhr. Kau cari di sebelah selatan." Perintah Pak tua Izack.

Saat tangan Tarud memegang gagang pintu untuk menutupnya, suara serak dan tinggi terdengar dari dalam ruangan.

"Cari Udrorn." Suara pukulan ritmik itu pun kembali terdengar setelah ia mengatakannya.

"Di mana kita bisa menemukan Udrorn?" Tanya Pak tua Izack pada Tarud.

Tarud sempat terdiam dan terlihat tengah berpikir. Beberapa saat kemudian ia berkata, "Setahuku dia berada di wilayah utara Thurnalduhr, tapi aku tidak tahu di mana lokasi persisnya."

"Ayo ke sana, kita akan bertanya kepada orang-orang di wilayah itu." Kata Pak tua Izack.

Mereka bertiga berjalan ke arah utara sambil mengamati kondisi di sekitar kota Thurnalduhr. Peradaban di kota itu cukup maju, jalan dan rumah dibangun teratur, selokan dan sanitasi juga terjaga dengan baik. Setiap beberapa meter terdapat lentera untuk penerangan jalan di malam hari karena kota ini dijuluki kota yang tidak pernah tidur.

Siang hari mereka mencari penghidupan dengan berladang, beternak, menambang, menukang, ataupun mencoba membuat alat baru. Sedangkan malam harinya akan ada pesta, bar-bar mulai ramai, ada juga yang menjual senjata, kebutuhan sehari-hari dan alat-alat yang mereka buat. Jack pun dapat melihat kertas buatan workshopnya dijual di tempat itu, benar-benar kota yang sangat aktif.

Setelah sampai di wilayah utara, mereka mulai bertanya kepada penduduk yang kebetulan mereka temui tentang lokasi pandai besi Udrorn dan setengah jam kemudian mereka pun mengetahui kalau ia membuka sebuah toko di sebuah gang di belakang jalan utama. Tarud mengatakan bahwa Udrorn memang suka menjual senjata-senjata buatannya di pasar gelap atau pada para kriminal untuk mendapat bayaran yang lebih tinggi.

Saat mereka melewati sebuah gang sepi delapan orang yang membawa senjata tajam tiba tiba menghadang mereka dari depan. Beberapa saat kemudian muncul lima orang lainnya dari belakang mereka.

"Tinggalkan barang berharga yang kalian miliki dan kalian akan kubiarkan tetap hidup." Kata salah seorang pria yang memakai ikat kepala hitam dengan suara tinggi.

Pak tua Izack tertawa kecil saat mendengarnya, seketika itu Jack melihat mana yang memancar dari tubuhnya memenuhi gang tersebut. Tiba-tiba orang-orang yang menghadang mereka terlihat takut dan tertekan. Tangan mereka gemetaran, beberapa saat kemudian senjata mereka berjatuhan ke atas tanah, bahkan ada beberapa yang pingsan.

'Ini …!' Jack tertawa di dalam hatinya. 'Aku harus meminta Pak tua Izack untuk mengajariku teknik ini. Keren ...! Seperti 'conquer*r's haki' aku ingin sekali mempelajarinya.' Batin Jack dengan mata yang berbinar-binar.

Setelah beberapa saat, mereka pun kabur dari tempat itu, hanya senjata mereka saja yang tertinggal.

Melihat senyuman di wajah Jack, Pak tua Izack menggodanya. "Aku tahu kau ingin aku mengajarimu teknik ini bukan? Belum saatnya, mana dan teknikmu masih belum memadai." Ia tertawa lepas setelah mengatakannya.

"Ayo, kita tidak punya waktu untuk main-main." Ajak Pak tua Izack.

Pintu depan toko milik Udrorn tertutup rapat saat mereka tiba di depan tokonya. Setelah mengetuk dan memanggilnya beberapa kali tanpa ada balasan, Tarud mengangkat palu besarnya dan menghempaskan pintu besar itu sekali pukul. Tapi tidak ada siapa-siapa di dalam ruangan tersebut. Saat melihat perapian yang masih menyala dan sebuah besi merah menyala yang ditinggalkan di atas paron besi, Pak tua Izack berkata. "Mereka baru saja pergi lewat pintu belakang, ayo kita kejar." Serunya.

Mereka pun mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh Udrorn dan komplotannya ke sebuah bukit batu yang berada di luar kota Thurnaldur. Pak tua Izack mencoba menggunakan teropong baru mereka untuk mengamati bukit itu dari Jauh.

"Luar biasa, dengan teropong ini kita dapat melihat benda yang lebih jauh dengan jelas dibandingkan dengan teropong yang kita punya sekarang." Katanya ketika melihat sebuah gua besar di bukit tersebut. Mereka pun bergegas menuju ke sana.

Saat mendekati sebuah daerah berbatu, Pak tua Izack tiba-tiba mengaktifkan empat lingkaran sihir di tangannya dan melesatkan empat bola api yang berputar ke arah gundukan batu yang berada di depan mereka dan mengenai empat orang berbaju hitam yang tiba-tiba keluar dari balik gundukan batu itu. Mereka tewas seketika terkena ledakan itu.

Mata Jack bersinar saat melihatnya. Dengan penglihatan mananya, Ia tahu apa yang baru saja Pak tua Izack lakukan.

Pak tua Izack melebarkan jangkauan mananya sejauh beberapa puluh meter dari tubuhnya untuk mendeteksi musuh yang mungkin sedang menghadang mereka. Setelah memperkirakan kapan mereka akan muncul, ia melancarkan serangan bola api secepat kilat ke arah empat orang yang berniat menyerang mereka secara tiba-tiba itu. Inilah mengapa skill penglihatan mana sangat penting, terutama saat melawan seorang penyihir.

'Tarud tidak terkejut, sepertinya mereka pernah bekerja sama sebelum ini.' Batin Jack.

Lima orang berpakaian hitam lainnya muncul. Pak tua Izack melakukan hal yang serupa, tapi kali ini hanya satu orang yang terkena bola api berputarnya.

Empat orang lainnya berlari ke arah mereka sambil menghunuskan pedang. Tarud maju menyambut mereka dengan palu besar di tangannya, sementara pak tua Izack bersiap untuk membantunya dengan dua bola api yang terbang di kedua sisi tubuhnya.

Karena Jack merasa tidak per membantu Tarud dalam pertarungan jarak dekat, ia berjaga di dekat Pak tua Izack dan mengaktifkan lingkaran sihir di tangan kanannya sambil melebarkan jangkauan mananya tujuh meter dari tubuhnya.

Benar, seketika itu ia merasakan seseorang sedang mengendap-endap di belakang Pak tua Izack. Anehnya, Jack tidak menyadari orang tersebut sebelum ia masuk ke dalam jangkauan mananya. meski telah menggunakan penglihatan mana dan melihat ke arah orang itu datang beberapa saat yang lalu.

Ia pun mengambil kesimpulan bahwa ada lingkaran sihir yang dapat membuat orang tidak terlihat seperti skill stealth yang dimiliki oleh Assassin dalam game RPG, bahkan dengan penglihatan mana sekalipun.

Setelah orang itu cukup dekat, Jack tiba-tiba berbalik dan menembakkan bola api di tangannya ke arah orang itu dan membuatnya terpental sejauh beberapa meter setelah menahan bola api itu dengan kedua tangannya.

Jack mengejarnya, lalu mengayunkan pedangnya saat sosok itu masih terbaring di atas tanah.

Clang!

Serangannya di tahan oleh sepasang belati berwarna hitam yang disilangkan di dada orang itu. Melihat sosok itu berputar dan melayangkan tendangan ke dadanya, Jack melompat ke belakang dan mengangkat tameng untuk bersiap menghadapinya.

'Orang ini hebat, ia bisa menahan seranganku dengan tangannya yang sedang teruka cukup parah.' Batin Jack berusaha mengukur kekuatan lawannya.

Sosok baju hitam itu mengaktifkan lingkaran sihirnya dan menghilang lagi dari pandangan Jack. Meski dapat meresakan sosok itu dengan mananya, ia sedikit kewalahan saat musuhnya itu bergerak secara zig-zag ke arahnya dengan sangat cepat.

'Kiri, kanan, kiri, kanan. Kiri!'

Clang!

Jack menahan serangan orang itu dengan tamengnya dan membuatnya terlihat lagi. Tanpa memberikan kesempatan baginya untuk kembali menghilang, ia melancarkan serangan demi serangan setelah mendekat dengan tameng terangkat dan mencari titik lemah musuhnya itu. Tapi sayang tidak ada satu pun serangannya yang dapat melukai sosok tersebut. Beberapa saat kemudian ia mundur dan pergi dari tempat itu sebelum mengaktifkan lingkaran sihir pada tubuhnya dan menghilang di luar jangkauan mananya.

Setelah menunggu selama beberapa detik dan memastikan kalau orang itu tidak kembali, Jack menonaktifkan deteksi mananya dan berbalik untuk melihat pertarungan Tarud dan Pak tua Izack dengan empat orang di berbaju hitam.

Ia kaget saat melihat kedua orang itu ternyata sudah selesai menghabisi musuh-musuh mereka. Tidak hanya itu, mereka malah terlihat sedang duduk santai sambil menonton pertarungannya.

'Mungkin musuhku tadi lari karena menyadari semua teman-temannya sudah tumbang.' Batin Jack.

"Cukup bagus, kau sudah menguasai teknik deteksi mana dengan cukup baik. Satu hal yang perlu di garis bawahi, kau dapat memberi sedikit ruang di antara manamu untuk memperlebar jangkauannya." Puji Pak tua Izack sambil memberikan sedikit masukan.

'Hmm, benar juga ya.' Batin Jack sambil manggut-manggut.

Mereka kembali mengikuti jejak Udrorn menuju ke bukit tersebut. Meski di Jalan mereka harus berhadapan dengan dua kelompok Shadowcifer yang menghadang mereka seperti tadi. Tapi dengan kekuatan Tarud dan Pak tua Izack, kami dapat melaluinya dengan mudah.

Dari jauh mereka melihat sebuah kereta kuda pengangkut batang di depan gua besar dimana jejak Urdon berasal. Kereta itu dikelilingi oleh beberapa kuda yang kelihatannya siap untuk bepergian.

Pria paruh baya berbadan kekar dengan wajah seperti seorang psikopat melihat ke arah mereka dari atas sebuah kuda gagah berwarna hitam.

"Tarud! akan kubuktikan kalau carakulah yang paling benar." Teriak orang itu kepada Tarud sambil tertawa seperti orang gila.

"Udrorn." Kata Tarud pelan.

Mereka pun berlari ke arah pria itu untuk mencoba menghentikannya. Tapi monster tiba-tiba keluar dari gua di belakang mereka.

"Orc Knight!" teriak Jack saat melihat tidak hanya satu tapi dua orc knight keluar dari gua tersebut. Di belakang mereka puluhan dark goblin mengikuti sambil membawa pentungan besi yang memiliki duri di ujungnya.

Jack, Tarud dan Pak tua Izack hanya dapat pasrah melihat kereta kuda berisi sebuah rangkaian besi itu pergi bersama Udrorn dan beberapa anggota Shadowcifer.

avataravatar
Next chapter