webnovel

Impurity Stone

"Arquene, ada di sini sejak kapan?" Tanya Jack pada gadis elf yang tengah merawatnya itu setelah Tarud dan Tigreal pulang.

Setelah menyelipkan rambut pirang panjangnya ke belakang telinga, sambil malu-malu Arquene menjawab, "Sejak dua hari yang lalu saat Tarud membawamu ke sini, Umm … Francis memintaku merawatmu untuk sementara waktu."

'Ah, jadi Francis yang memintanya.' Batin Jack.

Ruangan itu pun hening, suara kicau burung pun terdengar di kejauhan. Saat Arquene membuka mulutnya seperti seolah-olah hendak mengatakan sesuatu, pintu kamar tiba-tiba terbuka lagi.

"Jack! Kudengar kau sudah siuman, bagaimana keadaanmu? Apa tangan kirimu sudah membaik?" begitu masuk, Jaxson menghujaninya dengan pertanyaan.

Arquene mundur dan merapikan rambutnya melihat Jaxson dan ketiga temannya masuk ke dalam kamar.

Saat sadar telah mengganggu mereka berdua, lidah Jaxson kelu. Sambil menggaruk kepalanya ia pun terkekeh.

"Lebih baik, aku mulai bisa menggerakkan jari telunjukku." Jawab Jack sambil tersenyum.

Sesudah mengamati keempat orang itu, ia bertanya "Apa kalian baik-baik saja?"

"Kami baik-baik saja, Cuma Kyle yang terluka cukup parah dan harus istirahat untuk beberapa waktu. Tapi jangan khawatir, kondisimu jauh lebih buruk darinya," Jawab Jaxson sambil tersenyum.

"Kami ke sini untuk mengantar senjata dan armormu saja, maaf mengganggu." Setelah menaruh armor, tombak dan pedang Jack mereka pun pergi. Sembari keluar, Jaxson, Martin dan Fábián mengacungkan jempolnya untuk menyemangati Jack.

Hening pun kembali menyelimuti kamar itu, berusaha memecah rasa canggung di antara mereka Jack mencoba untuk bertanya. "Apa aku boleh bertanya sesuatu?"

Melihat anggukan Arquene, Jack melanjutkan "Kata Francis bangsa elf sudah menutup diri dari dunia luar. Apa ada elf lain yang masih menjadi seorang adventurer?"

"Ada, selain aku ada dua elf lain yang masih di sini. Masing-masing mereka punya alasan tersendiri untuk tetap tinggal" Jawab elf cantik dipedannya sambil malu-malu.

"Boleh aku tahu alasanmu?" sahut Jack karena penasaran dengan ceritanya.

Arquene menghela nafasnya, kemudian mulai menjelaskan dengan suara pelan, "Saat Kerajaan Aruvindell diserang, ibuku harus kembali ke sana untuk membela tanah kelahirannya. Beliau meninggalkanku di sini karena takut aku akan terluka kalau ikut ke medan perang. Tapi … Setelah sekian lama beliau belum kembali juga. Aku bahkan tidak tahu apakah ibuku masih hidup atau tidak karena temannya yang kembali ke guild setelah peperangan usai menolak menceritakannya."

'Ternyata begitu ceritanya.' Melihat ekspresi wajah Arquene yang sedih, Jack merasa bersalah telah menanyakannya. Untuk mengubah suasana, ia mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Hmm … Aku dengar elf sangat pandai menggunakan mana dan lingkaran sihir, apa kau tahu cara kerja lingkaran sihir?"

Setelah berpikir sejenak, Arquene menjawabnya. "Aku hanya tahu dasarnya saja. Ibuku menjelaskan bahwa lingkaran sihir terdiri dari tiga komponen. Komponen paling tengah dinamakan inti sihir yang merupakan bagian input, tugasnya mengatur jumlah mana yang masuk ke dalam lingkaran sihir tersebut.

"Komponen tengah adalah proses, jadi mana yang mengalir dari inti sihir akan diubah menjadi bentuk lain seperti api sesuai proses yang telah disusun sedemikian rupa dalam lingkaran sihir tersebut.

"Setelah itu, api hasil dari proses sihir tersebut akan dibentuk dengan komponen paling luar untuk menjadi sebuah sihir yang dapat dikeluarkan oleh penggunanya.

Sesaat ia berhenti dan merapikan rambut pirangnya lagi sebelum melanjutkan, "Umm … Ibuku juga mengatakan kalau lambang-lambang yang dipakai dalam lingkaran sihir adalah warisan dari nenek moyang kami bangsa elf, merekalah orang yang pertama kali menemukan lingkaran sihir."

Jack terkejut mendengar ucapan Arquene barusan. 'Apa maksudnya ini? Apa nenek moyang mereka seorang transmigrator sepertiku? Mungkinkah ia berasal dari daerah yang sama denganku?' Tanya Jack di dalam hati setelah mendengar penjelasan tersebut. Ribuan pertanyaan muncul di benaknya, hasrat untuk pergi ke Kerajaan Aruvindell pun muncul.

'Jaid benar kalau lingkaran sihir itu sebuah program. Hmm, pantas saja inti sihir yang ada di buku 'Sihir Sehari-Hari' semuanya sama. Mungkin karena mana yang diperlukan lingkaran sihir yang ada di buku itu jumlahnya sama. Hehe … dengan petunjuk ini aku bisa melanjutkan penelitian aksara Jawa dan lingkaran sihirku.' Batin Jack sambil memegangi janggutnya. Matanya bersinar seperti melihat sebuah harapan baru di dalam hidupnya.

Melihat Jack sedang memikirkan sesuatu Arquene bangun dan berkata, "Aku akan mengambil makan siangmu di rumah Tarud dulu." Setelah sedikit mengangguk, ia pun keluar dari kamar itu.

"Status"

Jack Walker

Level 10 <Human><Adventurer> EXP- 1954/1900

Title : 'Transmigrator from another world' 'Slime Hunter'

Health : 90/90

Mana : 34/34

STR : 55 +

AGL : 72 +

INT : 55 +

Attack : 10

Speed : 12

Magic : 11

Resp. : 5

Intuition : 1

Ingin segera sembuh, Jack menaikkan levelnya dan mengalokasikan stats pointnya secara merata pada ketiga atribut dasarnya. Setelah melalui proses penyerapan kekuatan yang menyakitkan, ia merasa kondisi tubuhnya jauh lebih baik. Bahkan sekarang ia bisa menggerakkan tangan kirinya.

Setelah Arquene kembali membawa makan siang, mereka pun menikmatinya bersama sambil berbincang-bincang sambil membahas lingkaran sihir di buku karangan Pak tua Izack. Dari sana Jack belajar sisi lain tentang lingkaran sihir, pemahamannya mengenai masalah itu pun semakin meningkat.

'Aku akan meminta Pak tua Izack untuk mengajariku mengukir lingkaran sihir di sebuah benda' batin Jack setelah pemahamannya tentang lingkaran sihir meningkat. Ia ingin mencoba membuat sesuatu dengan menggunakan lingkaran sihir tersebut. Banyak ide-ide konyol mulai muncul di benaknya setelah membayangkan sihir-sihir yang ia pernah lihat di anime kesukaannya.

Sore pun datang. Jack meminta tolong Arquene untuk mengambil lima botol mana potion yang ia beli dari Departemen Pengembangan Obat dan mendepositokan 4 koin emas di sana saat ia hendak pulang.

"Tok! Tok! Tok!"

Suara ketukan pintu yang menggema di kamar Jack malam itu membuatnya tersentak kaget. Khayalan dan ide-ide yang sedang dipikirkannya spontan buyar di telan kesunyian.

"Masuk."

Francis, Tarud dan Pak tua Izack masuk ke kamar Jack dan melihatnya sedang membaca sebuah buku berwarna cokelat kekuningan karangan Pak tua Izack.

"Kau sudah bisa menggerakkan tangan kirimu?" Tanya Pak tua Izack yang terkejut melihat Jack terlihat jauh lebih sehat daripada yang ia bayangkan.

Jack menggenggam-genggamkan tangan kirinya dan sedikit menggerakkannya sebelum menjawab sambil tersenyum. "Sudah lebih baik, mungkin dua hari lagi sudah sembuh sepenuhnya."

Tarud dan Francis saling pandang dan menghela nafas lega setelah tahu tidak ada yang perlu mereka khawatirkan.

"Alat ketik kita akan mulai di jual besok, kalau sempat mampirlah ke workshop Jack." Ujar Tarud saat ia menarik sebuah kursi dan duduk.

"Mungkin belum dulu, tubuhku masih sedikit lemas. Ah, aku punya ide baru untuk produksi kita selanjutnya. Tapi alat ini lebih baik dijual kepada teman-teman yang kita percaya saja."

Merasa penasaran Francis Bertanya, "Ala apa itu Jack?"

"Sebuah teropong dengan dua teleskop yang di jadikan satu, sehingga kita dapat melihat sebuah benda yang jauh dengan lebih jelas. Satu lagi, di dalamnya ada cermin cermin kaca berbentuk prisma segitiga untuk memantulkan kembali objek yang kita lihat. Dengan teropong ini, aku yakin kita dapat melihat pemandangan yang lebih jauh dan jelas dari teropong kita saat ini." Papar Jack sambil menggambar sebuah desain teropong binokular sederhana di atas kertas.

Ketiga orang di depannya manggut-manggut. "Sempat-sempatnya kau memikirkannya dalam kondisi seperti ini." Pak tua Izack terkekeh melihat Jack penuh semangat saat menjelaskannya.

'Ukh … ini memang bukan ideku sendiri pak tua, aku hanya menconteknya dari sebuah artikel yang kubaca di internet' Jack menggeleng-gelengkan kepalanya di dalam hati.

Jack terkekeh lalu melanjutkan, "Kita masih harus menyempurnakan desain alat ini dan melakukan beberapa percobaan sebelum teropong ini dapat dipakai. Tapi aku yakin dengan teropong ini kita dapat melihat sejauh satu kilometer dengan jelas. Dengan ini kita bisa mengetahui dan mengamati musuh sebelum mereka menyadari keberadaan kita. Maka dari itu teropong ini lebih baik kita distribusikan pada orang-orang yang kita percaya saja."

"Setuju. Apabila teropong ini jatuh ke tangan pihak militer Kerajaan, mereka tidak akan segan-segan untuk menyatakan perang dengan kerajaan lain." Imbuh Tarud.

Mendengar komentar itu Jack melihat ke arah Izack dan bertanya "Pak tua. Apa ada cara aman agar teropong ini tidak di otak-atik oleh orang lain? Mungkin dengan menempatkan sebuah lingkaran sihir yang dapat aktif secara otomatis bila teropong tersebut di bongkar secara paksa."

Setelah berpikir sambil mengelus jenggotnya, Pak tua Izack menjawab. "Mungkin bisa kalau bahan teropong itu dari kayu, aku punya lingkaran sihir yang cocok untuk itu. Dengan menggunakan batu mana sebagai sumber tenaganya, lingkaran sihir tersebut akan aktif saat segel tertentu rusak."

"Baiklah, ini akan jadi proyek workshop kita selanjutnya. Aku akan memastikan hanya anggota-anggota inti kita saja yang mengetahuinya." Kata Tarud setelah memikirkannya selama beberapa saat.

Mereka pun berbicara lebih jauh tentang desain teropong yang akan mereka buat. Setelah beberapa waktu mereka sepakat untuk mulai mengerjakan proyek ini lusa setelah launching alat ketik esok.

Setelah diskusi mereka selesai Jack bertanya kepada Izack, "Pak tua, apa kau tahu tentang Impurity Stone?"

Pak tua Izack pun menjelaskan sambil membelai jenggot putihnya, "Impurity stone adalah batu yang merupakan simbol kekuatan dari para iblis, hanya bangsawan iblis berdarah murni yang memilikinya. Batu itu ada di jantung iblis berdarah murni sebagai sumber kekuatan mereka, batu tersebut membuat mana mereka menjadi hitam. Kalau sampai Shadowcifer dapat membangkitkan kembali iblis itu, Benua Palonia akan kembali jatuh ke dalam peperangan.

"Tapi kau tidak usah memikirkannya, Tigreal dan adventurer kuat lainnya pasti punya jalan untuk mengatasi masalah ini. Yang terpenting bagimu sekarang adalah pulih dan berlatih lebih keras lagi.

'Mana berwarna hitam?' Jack termenung untuk sesaat dan mengingat warna mana yang dikeluarkan oleh anggota shadowcifer yang dilawannya beberapa hari yang lalu sebelum suara Pak tua Izack menyadarkannya dari lamunan itu.

"Oh iya, aku lebih tertarik dengan senjatamu. Menurut cerita yang kudengar dari Tarud, senjata sihir itu dapat berubah bentuk. Apa aku boleh melihatnya?"

Jack tidak tahu harus berkata apa, ia percaya kepada Pak tua Izack tapi masih sedikit ragu saat hendak menjawabnya. Setelah menghela nafas panjang ia akhirnya memutuskan untuk membiarkan pak tua itu melihat senjatanya.

"Hmm … Menarik. Komposisi senjata ini hampir sama dengan pedang yang di pakai Tigreal. Tapi ada sesuatu yang berbeda, pedang ini jauh lebih lemah dari yang seharusnya." Komentar Pak tua Izack setelah memeriksa pedang milik Jack dengan mananya.

"Bagaimana Tarud. Apa kau dapat melihat perbedaan senjata ini dengan senjata lainnya?"

Tarud menggelengkan kepalanya lalu menjawab. "Tidak, bagiku senjata ini sama dengan senjata lainnya." Ia terlihat kecewa karena tidak dapat menemukan keistimewaan pedang itu.

"Hmm … kalau begitu kau perlu belajar banyak tentang mana." Ujar Pak tua Izack.

"Apa tamengnya juga satu set dengan pedang ini?" Tanya Pak tua Izack kepada Jack.

Jack tidak menjawabnya. Karena percaya dengan tiga orang ada di sana, ia mengubah keduanya kembali menjadi senjata slime. Tarud dan Francis tersentak kaget saat melihatnya, senjata yang semula terlihat biasa tiba-tiba bisa berubah menjadi bentuk lain.

Pak tua Izack yang tidak begitu terkejut pun menambahkan "Mungkin kekuatan aslinya baru akan keluar jika kau memiliki seluruh set dari senjata ini. Di mana kau menemukannya? Mungkin kami bisa membantumu untuk mencarinya."

Jack bingung bagaimana harus menjawabnya. Setelah mengumpulkan pikirannya, Ia pun menceritakan kronologi bagaimana ia mendapatkan senjata tersebut dengan mencampur antara yang sebenarnya terjadi dengan sedikit kebohongan. Tentu saja ia tidak menceritakan mengenai level, experience dan kualitas yang dimiliki senjata tersebut karena itu akan membongkar identitasnya sebagai seorang transmigrator.

"Beruntung sekali kau bisa menemukan senjata ini di sana, jadi ini penyebab wajahmu biru lebam waktu itu. Pantas saja kau terlihat gembira waktu itu meski wajahmu babak belur." Pak tua Izack pun tertawa terbahak-bahak.

"Aku akan memberitahumu kalau menemukan senjata lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan senjata ini, atau lebih tepatnya mungkin armor yang serupa. Heeh ..., kau sungguh beruntung dapat menemukannya Jack." Imbuhnya.

Next chapter