webnovel

PEDOFIL (18 +++)

Berhari-hari telah berlalu, tetapi tetap saja sikap Joe selalu dingin dan suka menyendiri. Joe tidak suka dengan karamaian dan juga trauma pada pertemanan. Valen hanya bisa melihatnya dari kejauhan dan berpikir bagaimana cara agar bisa mendekatinya.

"huuuftt, kenapa sih itu anak selalu bikin penasaran aja, udah hampir seminggu juga ngga pernah membalas sapaanku atau teman yang lain?" gerutu Valen dalam hati. Akhirnya Valen berencana akan mengikutinya saat pulang nanti untuk mengetahui dimana rumahnya. Joe merasa dia selalu diawasi, dan benar, Dia melihat sekitar ternyata Valen menatapnya begitu lama dengan ekspresi seperti orang bodoh. Joe langsung melempar sebuah buku ke wajah valen "Bisa ngga sih berhenti melihatku terus!!!!" muka kesal Joe yang harusnya terlihat garang tapi malah terlihat lucu dan semakin imut di mata Valen. "Aduh....sakit tau, nah gitu dong ngomong jangan diem terus, aku bingung juga mau mulai dari mana ngobrol denganmu" ucap valen sambil memegang kepalanya yang sedikit sakit. Joe langsung membuang muka begitu saja.

"Eh... Diajak bicara juga malah diem lagi" Valen menggodanya dengan senyuman kecil.

Tetap saja itu tidak berpengaruh terhadap Joe.

Jam pelajaran hari ini telah selesai. Seperti biasa Joe pulang sendiri dengan berjalan kaki. Terkadang Joe membawa sepeda miliknya, akan tetapi pagi tadi ban sepedanya kempes dan terpaksa dia berjalan kaki. Jarak dari rumah ke sekolahnya bisa dibilang cukup jauh 20 menit naik sepeda dan 40 menit dengan berjalan kaki. Tetapi Joe bisa lebih cepat dengan melewati gang-gang yang sepi. Valen mengikutinya dari belakang. "kenapa nih anak lewat jalan sepi coba, ngga takut apa?" dengan mengendap-endap dari kejauhan. Entah itu hari sial atau apa di ujung gang ada seseorang yang berbadan kekar dan tinggi menatapnya terus-menerus sehingga membuat Joe ketakutan. Dia segera cepat-cepat pergi melewati orang itu. Tetapi orang itu juga mengikutinya, Valen yang tadinya mengikuti Joe dari kejauhan kehilangan jejaknya karena waktu bersembunyi bajunya tersangkut sesuatu, sehingga dia susah untuk melepasnya. Setelah berhasil, Valen segera berlari mengikuti Joe tapi dia kehilangan jejak "Yah kan ngilang deh dia, padahal aq udah berlari kenapa ngga kesusul sih?" Perasaan Valen mengatakan klo terjadi sesuatu pada Joe sehingga dia terus mencarinya.

"Kenapa orang itu terus mengikutiku? Apa dia orang jahat? Aku cuma anak SD punya apa, uang juga tidak kan? Haaahh apa dia penculik? Aku harus cepat berlari" dalam hati Joe sangat ketakutan. Akhirnya dia berlari dengan cepat, tapi entah kenapa seperti berat sekali. Orang itu pun juga berlari mengikuti Joe. Dia semakin mendekat, Joe pun terkejut dan berlari sekuat tenaga.

"Di.... Didepan ja... lan ke... Keluar gang.... Hah.. Hah.. Hah..." dengan nafas yang tersenggal-senggal Joe berusaha lebih cepat. Sedikit lagi keluar gang dan Joe berteriak minta tolong.

"TOLONG....TOL..." Joe sudah di pegang dan di bekap di mulutnya sehingga tidak bisa berteriak. Joe di tarik orang itu menuju sebuah gudang kosong yang berada di gang tersebut. Orang itu membawa sebilah pisau ditangan nya untuk mengancam Joe. "KALO KAMU BERTERIAK... PISAU INI TIDAK SEGAN-SEGAN..." Ucap penjahat itu sambil menodongkan pisau ke leher Joe. Orang itu mengikat tangan dan kaki Joe. Dia tidak bisa melakukan apapun saat itu karna sedikit saja dia berteriak pisau itu bakal melukainya. Orang itu adalah seorang PEDOFIL yang menyukai anak-anak, entah perempuan ataupun laki-laki. Joe melihat orang itu semakin mendekati Joe dan tak lupa pisau ditangan kirinya, orang tersebut segera menggerayangi tubuh Joe dan mengendus leher dan telinga Joe. "kau sangat cantik padahal kau laki-laki, tenang... Tenanglah aku tidak akan membuatmu kesakitan. Joe yang mulutnya tertutup oleh lakban hanya bisa menangis dan terus menangis. Orang tersebut mulai menelanjangi seluruh badan Joe yang mungil itu. Dengan tetap mengendusi leher Joe, tangan orang tersebut juga menggerayangi bagian bawahnya Joe, tepatnya daerah bokong. Joe semakin menangis dan semakin ketakutan karena orang tersebut mulai membuka semua pakaiannya. Kemaluan milik orang tersebut sangat besar. Joe melihat itu semakin sangat ketakutan dan berteriak sekuat tenaga dengan mulut tertutupnya. Orang tersebut mulai memasukan Jarinya kelubang pantat Joe yang kecil. Jari orang tersebut sangat besar sehingga Joe meronta kesakitan."hahaha...tenang... Tenanglah jangan kaku, lemaskan tubuhmu agar kau tidak kesakitan" bisik orang tersebut di dekat telinga Joe. Teriakan yang tetap terdengar walaupun mulut Joe tertutup dan membuat Valen yang tidak sengaja lewat depan gudang kosong tersebut Mendengarnya meskipun samar-samar. Valen segera bergegas kedalam gudang itu. Meskipun Valen masih SD, dia terlihat lebih tinggi dan lebih dewasa dari murid lainnya sehingga terlihat seperti anak SMP.

" itu seperti suara Joe, Dimana dia" ucap valen dan segera menelusuri gudang tersebut. Joe tetap merasa kesakitan karena penjahat itu terus melakukannya. Setelah merasa cukup penjahat itu siap memasukan kemaluannya yang sangat besar itu ke lubang milik Joe yang sangat kecil. Sebelum memasukannya Valen yang lebih dulu melihat perbuatan becat orang tersebut langsung memukul penjahat itu dengan Kayu yang ditemukannya tadi di ruangan itu.

DUAAAKK... DUAKK... DUAKKKK.. "Matilah kau.... Dasar penjahat keji" amarah valen yang meluap melihat tindakan orang itu tadi. Dia memukul orang itu di bagian leher sehingga satu pukulan membuatnya pingsan. Valen langsung memeluk Joe yang disana dan segera menenangkannya. Valen dengan cepat memakaikan semua pakaian Joe dan melepas semua ikatan dan lakban pada Joe tadi. Valen mencoba mengajaknya bicara untuk sedikit menenangkannya, tetapi sebelum itu Joe sudah pingsan.

.

.

.

Guys mohon untuk saran dan kritikannya ya komentar dari kalian sangat berharga banget.

Next chapter