1 Kembali

"Setelah 5 tahun meninggalkan kota ini ... akhirnya aku kembali." pikir Bayu yang sedang menaiki kereta.

"Muka mu terlihat murung anak muda, apa kau baru saja dicampakkan?" ucap seorang pria yang terlihat tua, mungkin sekitaran umur 50an.

"Ah, maaf kalau aku merusak suasana anda menaiki kereta ini. Tidak, saya tidak dicampakkan sama sekali ... saya hanya sedikit mengingat kenangan di tempat tujuan." jawab Bayu.

"Apa kau sedang menuju kota Awan Putih?" tanya pria tua itu.

"I-Iya, kenapa anda bisa tau?" jawab Bayu.

"Kejadian 7 tahun lalu pasti membekas dalam bagi mu yang masih muda. Aku sendiri hanya mengingat beberapa saja, tapi masalah besar sepertinya sudah tidak ada lagi ... aku datang kesini untuk mengunjungi makam istri lama ku, dia meninggal saat peristiwa itu terjadi." curhat pria tua itu.

"Aku turut berduka." jawab Bayu dengan nada sedih.

"Bagaimanapun, kita harus mengunjungi makam seseorang yang kita sayangi dengan senyuman agar mereka tidak khawatir dengan diri kita dan turun dari surga, haha." seru Pria tua itu.

"anda benar, aku rasa terlarut dalam kesedihan hanya membuat kita semakin merusak diri." ucap Bayu, dia kemudian menghela nafas dan tersenyum tipis.

Kereta kemudian sampai di stasiun, Bayu dan Pria tua itu turun dan Bayu diajak mampir ke rumah pria tua itu namun Bayu menolak karena memiliki suatu pekerjaan.

Setelah Bayu ditinggal sendiri di depan stasiun, Bayu mengeluarkan ponselnya dan menelpon salah satu temannya yang berada di kota Awan Putih.

10 Kemudian, teman Bayu datang dengan membawa sepeda lipat. Namanya Kiya, seorang perempuan berambut biru tua panjang dengan kulit mulus dan sedikit berotot.

"5 Tahun aku meninggalkanmu, penampilan mu sedikit berubah ... tapi sepeda mu tidak." ucap Bayu.

"Tentu saja kau akan mengatakan hal yang bodoh untuk pertama kalinya dalam 5 tahun tidak bertemu denganku, bagaimana dengan impianmu menjadi tentara negara? sudah semakin dekat?" tanya Kiya sambil mengarahkan Bayu untuk duduk di bagian belakang sepedanya.

Seorang pria dengan pakaian jas dan topi hitam tidak sengaja menyenggol Kiya. Pria itu langsung minta maaf dan pergi sejauh mungkin.

"Orang berjas selalu sibuk sehingga lupa sekitarnya." ucap Bayu dengan nada kesal sambil mengambil posisi duduk.

Bayu duduk di bagian belakang dan Kiya mulai mengayuh sepedanya,

"Aku pikir ... aku akan melanjutkan impian kakak ku, menjadi tentara tidak ada bedanya dengan latihanku sehari-hari selama 5 tahun ini." ucap Bayu.

Kiya menghentikan sepedanya dengan paksa dan berbalik ke Bayu.

"Aku tau kau merasa kehilangan tapi kau tidak perlu melanjutkan sesuatu yang dimulai orang lain, selesaikan apa yang kau ingin mulai. Kak Aan pasti akan marah jika mendengar ini." ucap Kiya dengan nada kesal.

"Aku hanya ingin sesuatu yang berbeda, menjadi seorang tentara memang sudah menjadi tujuanku sejak kecil namun faktanya fisikku sudah lebih kuat dari tentara pada umumnya." ucap Bayu.

"Tapi kamu ini mental kerupuk, hanya kehilangan kak Aan dan waw ... kau membuang impianmu sendiri saat sudah bisa menyentuhnya, jangan bilang kau kembali ke kota ini bukan hanya untuk mengunjungi makam kak Aan." ucap Kiya.

"Aku sudah bilang ... Kak Aan bukan orang yang setengah - setengah dalam mengerjakan sesuatu, arwahnya mungkin tidak tenang jika pekerjaannya tidak selesai seutuhnya." ucap Bayu.

"Arwahnya hanya akan tambah pusing melihat adiknya malah membuang impiannya untuk pekerjaan anehnya." ucap Kiya.

Mereka berdua bersepeda menaiki bukit-bukit gunung dan akhirnya sampai di suatu kota yang cukup ramai dengan bangunan dan perumahan, sebuah kota yang sangat cerah dan bersih.

"Hebat bukan, hanya dalam 7 tahun ... 7 tahun ... dan semuanya menjadi sangat indah dibandingkan sebelumnya, meski begitu ... kita merasa sangat kesepian." ucap Kiya.

Bayu hanya terdiam dengan tampak murung.

Kiya terus mengayuh sepedanya dan akhirnya sampai di salah satu ujung kota yang daratannya lebih tinggi dari yang lainnya, di sebuah sudut dekat hutan lebat terdapat sebuah gudang besar kayu yang tua.

Bayu kemudian turun dan menatap gudang itu dengan tatapan lesu.

"Hey Bayu, aku ingin beritahu kau bahwa kau tidak perlu melanjutkan pekerjaan aneh kakakmu ... Segeralah move on dan kejar impianmu." ucap Kiya. Kiya kemudian terdiam sejenak dan kembali mengayuh sepedanya meninggalkan Bayu di depan gudang.

"Kakak ... Aku kembali, meskipun ini bukan makam mu, aku tau separuh jiwa mu berada di dalam gudang ini." gumam Bayu.

Sementara itu, Kiya berhenti di tengah kota untuk membeli roti. Namun ada seseorang berpakaian jas dan topi hitam mengikutinya masuk ke dalam toko roti itu.

-Bersambung-

avataravatar
Next chapter