webnovel

Bab 1. Aku diserang Raja Iblis

"Akhirnya aku akan bangkit! Setelah menunggu lebih dari 2000 tahun, hari ini akhirnya tiba juga!"

Sebuah makhluk berbicara sendiri di sebuah tempat antah berantah.

Sebuah makhluk yang sangat besar, memiliki 4 tanduk di kepala, 3 pasang sayap, berkaki 2, bertangan 4 di setiap tangannya memegang senjata(Pedang, Kapak, Tombak, dan Panah), dan bermata hijau yang bercahaya di kegelapan itu.

Dia sedang mencoba keluar dari tempat itu dengan semua kemampuannya tapi sepertinya selalu gagal. Yang ia tahu kalau gembok-gembok di pintu tempat itu semakin lama semakin berkarat dan mudah hancur.

Sekarang adalah saat yang tepat untuk menghancurkannya.

CTANG!

Satu gembok pintu sudah hancur, masih ada 199 gembok lagi.

"Ini melelahkan saja." Iblis itu mengeluh meskipun tahu dia sudah ada di sana lebih dari 2000 tahun.

KRINGGGGGGGGGGG!

Ctak!

Seorang anak laki-laki sma terbangun dari tidurnya karena alarm dari ponselnya.

Dia mengucek matanya dan melihat jam di ponselnya. Jam di ponsel menampilkan pukul 06:08

"Anjay! Sudah telat!"

Anak itu bergegas pergi keluar dari kamarnya dan pergi mandi dengan tergesa-gesa.

"Kenapa kau terburu-buru, Randy?" Ibunya menanyakan kegelisahan anak itu.

Randy langsung menghentikan langkahnya dan berjalan di tempat karena masih terburu-buru.

"Itu, kenapa ibu tidak membangunkanku? Aku telat sekarang!" Randy mengomel ke ibunya.

"Lah telat? Bukannya sekarang kamu bilang masuk siang karena ujian?" Ibu itu memegangi pipinya.

"Eh?"

Seketika Randy menghentikan langkahnya.

"Makanya jangan kebanyakan main game sampai lupa waktu. Jangan mandi dulu, ayo makan!" Ibunya mengalihkan pembicaraan karena melihat Randy yang sedang malu.

Ibu dan anak itu pergi ke meja makan. Keluarga mereka bisa dibilang sangat sibuk. Ayahnya kerja di luar pulau, kakaknya sedang kuliah. Kini hanya tersisa Ibu dan Randy yang ada di rumah itu.

"Oh ya, tadi ayahmu memberikan paket padamu!" Ibu itu memberikan kotak paket pada Randy.

Sebuah kotak yang cukup kecil bisa dibilang itu hanya sebesar genggaman tangan anak laki-laki itu diberikan oleh ayahnya untuk anaik itu.

"Ini bukan jimat aneh-aneh, kan?" Randy menatap kotak itu dengan tatapan kecut.

Randy sudah terbiasa dikirimi ayahnya jimat-jimat aneh. Ayahnya bukanlah orang yang percaya soal hal mistis. Dia hanya suka mengoleksi benda-benda seperti itu. Tapi karena umur, dia menaruh hobinya ke anaknya.

"Sepertinya begitu." Ibu tersenyum paksa.

"Kubuka nanti saja di kamar, aku sekarang mau makan."

Mereka memilih untuk membiarkan paket itu. Dan menyerahkan Randy untuk membukanya sendiri di kamar.

Saat setelah makan, Randy membawa paket itu ke kamarnya dan membukanya tanpa berharap lebih.

"Mari lihat, hadiah aneh apalagi yang akan kau berikan, Yah." Randy membuka paket itu dengan ekspresi yang tidak berharap.

Namun saat dibuka bukan sebuah jimat yang ada di dalam kotak itu, melainkan sebuah jam tangan terbuat dari kayu jati bermotifkan wayang.

"Hah... ternyata tetap saja jimat aneh. Tapi karena ini adalah jam tangan, aku bisa memakainya." Randy mengambil hadiah itu dan dipasangkan di tangan kirinya.

Setelah melihati jam itu dia mencoba menyesuaikan jam tangan itu dengan jam saat ini.

"Sudah jam 7:30 ya? Habis ini langsung ganti baju dan berangkat aja."

Namun saat Randy mencoba memutar jarum jam tangan itu, ada hawa aneh menyertainya.

"Aku merasakan sesuatu yang aneh terjadi, tapi apa?" Randy menoleh-noleh ke sekeliling kamarnya.

"Sudahlah, aku siap-siap berangkat sekolah saja."

Dengan begitu Randy mengabaikan apa yang baru saja terjadi dan pergi ke sekolah.

Randy pergi ke sekolah dengan menaiki motornya menyusuri jalan dengan kecepatan standar. Umur Randy sudah 18 tahun dan punya sim, jadi mengendarai motor bukanlah halangan baginya.

Satu-satunya halangan adalah motor tidak diijinkan masuk sekolah. Dia harus memarkirkan motornya di tempat penitipan motor.

Saat sudah sampai di penitipan motor, sesuatu yang aneh terjadi.

BONK!

Sebuah suara keras terdengar ke seluruh tempat.

Randy yang baru saja memasang standar pada motornya tiba-tiba melihat sekelilingnya berhenti. Orang-orang tidak bisa bergerak dan diam menjadi patung. Tubuh mereka dilapisi semacam tumbuhan berduri ke sekujur tubuh.

"Apa yang terjadi?!" Anak itu sontak terjatuh dalam ketakutan.

"Hohoho, lihatlah sepertinya aku menemukan mangsa pertamaku." Sebuah iblis keluar dari lubang yang muncul entah dari mana di belakang anak itu.

"Siapa kau?!" Randy mundur ketakutan.

"Tenanglah ini tidak akan sakit, kau akan kupotong dengan satu kali tebas dan mati." Iblis itu memamerkan ke 4 senjatanya.

Tiba-tiba jam tangan milik Randy bercahaya dan menyinari tempat itu.

"Apa itu? Ah palingan cuman mainan manusia!" Iblis itu lanjut mendekati anak itu.

Cahaya di jam itu semakin cerah.

"Apa yang jam ini lakukan?!" Randy bingung dalam ketakutan.

"Matilah kau! Akan kuserap jiwamu!" Iblis itu mengayunkan kapak dan pedangnya bersamaa.

BEK

Jam itu menghentikannya dan perlahan melahap iblis itu.

"Eh, apa yang terjadi?! Kenapa aku terserap?!" Iblis itu mengerang.

Selain iblis itu, jam itu menyebarkan kekuatan iblis itu ke tubuh Randy.

"He, kenapa kulitku menghitam?! Kenapa aku menyerap makhluk ini?!" Randy mengerang karena menyerap tubuh iblis itu.

"GYAH!"

"AGHHHH! PADAHAL BARU SAJA KELUAR!"

Mereka berdua berteriak kencang karena kesakitan.

Tak lama setelah itu, tubuh iblis tadi hilang. Kulit Randy sedikit menghitam, bukan hanya kulit saja yang terlihat sama seperti penampilan iblis itu. Tapi juga, sayap dan tanduk muncul di tubuhnya.

"Kenapa ini?! Kenapa aku terlihat menakutakan?" Randy melihati tubuhnya.

Sebuah bola api bewarna hijau muncul dari telapak tangannya saat dia memeriksa tangan kirinya yang berubah menjadi seperti tangan iblis.

"Uwogh! Apa ini?"

Tak lama setelah itu waktu kembali berjalan. Seluruh orang kembali bergerak seperti tidak terjadi apa-apa. Tumbuhan berduri yang melapisi mereka juga menghilang tanpa jejak. Tubuh Randy kembali ke bentuk semula.

'Aku sebaiknya merahasiakan ini.' Randy berjalan ke sekolah dengan kaki yang gemetaran setelah apa yang terjadi.

'Padahal sedang ujian, tapi malah mendapatkan hal aneh. Apakah ini karena jam tangan ini?' Dia menghela nafasnya.

Di dalam sekolah tepat di depan papan pengumuman, terdapat denah tempat duduk siswa saat ujian.

Randy mencari namanya di sana.

"Randy Randy Randy..., oh ketemu!" Randy menemukan namanya berada di kelas 3-B dan duduk di paling belakang.

"Oh ini berkah nama awalan dengan alphabet akhir." Randy bersyukur dia tidak harus duduk di depan pengawas ujian.

BUK!

"Randy! Sudah ketemu tempat dudukmu?!" Seorang gadis berkacamatan dan berambut pendek bewarna merah menyapa anak itu dengan memukul bahunya.

"Sudah, kelasku berada di kelas 3-B." Randy menoleh ke gadis itu.

Nama gadis itu adalah Farida, dia merupakan teman sekelas Randy dan merupakan juara kelas. Kepintarannya sampai membawa anak ini ke final olimpiade kimia. Dia juga duduk di depan Randy saat di kelas biasanya.

"Jadi kau di kelas 3-B, berarti aku juga ada di sana." Temannya Randy yang berambut keriting dan bertubuh kekar muncul dari sampingnya dengan muka yang terlihat bangga.

Anak laki-laki itu bernama Ilham, dia teman Randy sejak di bangku SMP. Dia bukanlah siswa pintar, tapi dia hebat dalam bidang olahraga sehingga dia bisa masuk ke sekolah ini dengan jalur prestasi. Dia juga duduk di samping Randy agar mudah saat dipanggil absennya.

"Mari lihat, siapa pengawas kita?!" Farida menoleh ke papan dan melihati daftar nama guru yang akan mengawas.

Mukanya langsung pucat setelah mengetahuinya.

"Kenapa kau pucat, jangan bilang?!" Ilham menoleh dengan perlahan ke papan.

"Tidakkkkk!" Ilham berteriak penuh kepasrahan.

"Pak Wardoyo... ha ha ha ha. Terlebih lagi ini pelajaran bahasa daerah. Aku sangat bodoh dalam bahasa jawa." Farida menundukkan kepalanya dengan wajah yang pasrah.

Meskipun pintar dalam sains dan matemika, Farida memiliki kelemahan yang kuat dalam bahasa daerah. Meskipun itu bahasa sehari-hari, tetap saja Farida kesulitan dalam pemilihan tangga bahasa.

"Tenanglah, meskipun semua nilaimu merah. Kalian hanya perlu remidi kan?" Randy menghibur dua orang yang pasrah itu.

"Apa kau tidak takut pada ibumu?"

"Meskipun fisikku bagus, ibuku tetaplah yang terkuat!"

Eluh mereka berdua.

Randy hanya bisa menyengir melihat tingkah mereka.

"Semuanya, ini adalah ujian. Aku harap kalian tidak mencontek meskipun kalian tidak bisa. Yang dinilai di sini bukanlah nilai, melainkan diri kalian!" Seorang siswi naik ke atas panggung dan menceramahi para murid.

Jika Randy tidak salah ingat, siswi itu adalah Ketua OSIS di Sekolah Negeri Gakroh ini.

Rambut hitam panjangnya yang diikat dan mukanya yang tegas menjadi ciri utama siswi itu. Celicia Ambarwati, nama yang cocok dengan penampilannya yang cantik.

Meskipun cantik, tidak ada yang siswa yang berani mendekati siswi itu. Mata tajamnya selalu menghentikan niat para siswa yang ingin menembaknya.

"Wah, Ambar sepertinya sangat memotivasi para siswa ya?" Ilham menatap siswi itu dengan mata mesum.

"Panggil dia Celicia, dan juga hilangkan tatapan mesummu padanya kalau tidak mau hal buruk terjadi padamu." Farida memperingati Ilham.

"Aku baru sadar selama ini, kenapa para siswi lebih mendominasi di sekolah ini, mulai dari OSIS sampai organisasi lain hampir diketuai oleh siswi?" Tanya Randy dalam bingung.

Farida yang mendengar itu langsung terkejut dan tersenyum gugup pada Randy.

"Itu mungkin karena para siswa banyak yang tidak berguna dan malas, jadinya para siswi lah yang menggantikannya." Farida tertawa gugup.

"Bukannya di saat sekolah inilah para siswa ingin menunjukkan kebolehannya pada para gadis?" Randy mengangkat bahunya.

"Aku dulu mau menjadi ketua dalam klub lari, tapi saat itu syaratnya siapa yang menang dia yang menjadi ketua. Aku bertanding melawan Ira dan hasilnya aku kalah. Sungguh, sebenarnya dia itu manusia? Awalnya kukira dia kalah telatk, tapi pas mau finish dia tiba-tiba menyalibku." Ilham menceritakan pengalamannya.

"Sudahlah, ayo masuk ke kelas ujian! Kita lebih baik menghadapi ujian daripada memikirkan kelemahanmu." Randy membalikkan badannya dan berjalan ke kelas ujian.

Nilai Bahasa Jawa (KKM: 80):

Randy Aditya: 87 (lolos)

Farida Ayu Putri: 44 (gagal)

Ilham Darmono: 78(gagal)

Nilai FISIKA (KKM: 70):

Randy Aditya: 48 (gagal)

Farida Ayu Putri: 76 (lolos)

Ilham Darmono: 20 (gagal)

Nilai Pendidikan Kewarganegaraan (KKM: 78):

Randy Aditya: 90 (lolos)

Farida Ayu Putri: 78 (lolos)

Ilham Darmono: 56 (gagal)

Ketiga sahabat itu berjalan keluar kelas dengan tatapan sedih.

"Sial, sedikit lagi padahal!"

"Aku benar-benar hancur!"

Mereka tak tertolong.

"Tenanglah, ingat kata Celicia tadi! 'Yang dinilai di sini bukanlah nilai, melainkan sikap kalian!'." Randy mengangkat satu tangannya untuk memberi semangat pada para pecundang.

"Persetan dengan penilaian sikap! Kalo ibu kita tahu, kita tetap akan game over!" Ilham memekik.

"Ah ha ha ha... Aku akan pura-pura tidak ingat karena sinyal jelek saja." Farida semakin memucat.

Meskipun mereka bilang yang dinilai adalah sikap dari siswa itu. Tetap saja, yang dilihat saat masuk tes perguruan adalah nilai ujian. Jika tidak bisa menjawab soal tes, maka hidup kalian akan game over.

Ketiga orang itu berjalan pulang ke rumah mereka masing-masing setelah menjalani hari yang padat.

Di sisi lain, tempat ruang OSIS.

"Apa kalian merasakan sesuatu tadi pagi?" Celicia duduk di bangku ketua.

"Maksudmu, tiba-tiba terjadi Time Fracture?" Seorang siswi berambut biru panjang yang bersifat agak pemalu menjawab.

"Ya, ini aneh sekali. Biasanya Time Fracture hanya terjadi setiap jam 6 malam hari. Lamanya juga sesuai hari. Bila hari sabtu selama 1 jam, minggu 2 jam, senin 3 jam, selesa 4 jam, rabu 5 jam, kamis jam, dan jumat 7 jam." Celicia menatap dingin ruangan itu.

"Tapi hari ini terjadi sangatlah sebentar. Apakah para Justiciar adalah pelakunya?" Siswi berambut pendek sebahu yang merupakan ketua club lari berspekulasi.

"Mungkin saja, karena selain Valkyrie dan Justiciar. Siapa lagi yang bisa bergerak dalam Time Fracture? Coba periksa para siswi sekolah ini, mungkin mereka tahu sesuatu. Coba tanyakan ke Farida nanti!" Celicia memberikan perintah.

"Farida kelihatannya stress karena ujian dan memilih langsung pulang. Mungkin kita bisa memaksanya..." Siswi berambut pink twintail berdiri menyenden pintu memberi solusi pada mereka.

Sifatnya seperti seorang yang haus akan sesuatu. Mungkin itu yang mereka sebut yandere.

"Jangan, meskipun kita tahu Farida adalah Justiciar, tapi kita tetap harus menjaga privasi mereka. Bayangkan masyarakat tahu soal Time Fracture dan kekuatan ini?" Celicia menjelaskan dengan detil.

"Jadi kita sudah sepakat, kita akan menanyakannya saat Time Fracture nanti." (Ira)

"Hmm(mengangguk), sekarang bubar!" Celicia membubarkan perkumpulan tersembunyi OSIS yang hanya dihadiri para Valkyrie yang berjumlah 4 orang itu.

Apa yang akan terjadi nanti?

Next chapter