10 Step ke 2

Findra pergi setelah itu, meninggalkan Ranita dengan angannya. Ranita masih berdiri didepan pintu melihat punggung Findra menjauh. tak lama dari itu dia tersadar, waktuku terbatas, aku harus segera bersiap.

dengan kecepatan kilat Ranita mandi dan bersiap untuk makan malam bersama di kamar Findra. waktu lima belas menit terasa sangat cepat baginya.

selesai merapihkan penampilannya, Ranita keluar kamar berjalan menuju kamar Findra. kamar Findra terdengar ramai oleh suara percakapan.

hati Ranita seketika masam, aku kira yang dia maksud makan bersama hanya aku dan dia, menyebalkan.

meski begitu Ranita tetap masuk kedalam kamar Findra, "maaf ya, aku datang paling akhir. aku ketiduran sore tadi." sapa ya saat memasuki kamar Findra.

Echa menjawab, " nggak papa, kok, lagi pula kita baru selesai masak. kamu belum terlambat."

Ranita masuk dan membantu menyajikan masakannya ke meja makan. setelah itu, mereka semua mulai makan dengan canda tawa yang ada di setiap suapan Meraka.

saat semua piring hampir kosong, Findra berbicara tentang rencananya.

"teman-teman, aku punya ide untuk kelas kita. gimana kalau kita mulai masuk industri hiburan? itung-itung belajar dari lapangan."

"wah... ide bagus, aku baca di peraturan kampus memang boleh kerja sambilan, tapi harus sesuai job kita di kampus." kata Emma.

" mmm, iya, sih..., tapi selain itu, kita ini ada aturan khusus kalau mau kerja sambilan. jika kalian baca dengan teliti, untuk kelas sastra idola harus memiliki maneger kalau mau kerja sambilan. kita mau cari di mana?" tanya Angga.

" gimana kalau dari kelas sastra pekerja, bukankah materi mereka hampir sama dengan kita?" tanya Echa.

sejauh ini diskusi berjalan sesuai apa yang diharapkan Findra. sampai Ranita angkat bicara.

" itu ide yang baik, tapi aku tak bisa ikut untuk terjun di industri hiburan. aku tipe orang yang bekerja dari balik layar."

"sayang banget, padahal nilai kamu bagus lho." kata Emma.

" terima kasih." tangap Ranita singkat.

sangat di sayangkan jika Ranita yang memiliki bakat itu hanya di balik layar. aku harus berpikir untuk membawa Ranita masuk kedalam industri hiburan. batin Findra, yang sedikit kaget dengan apa yang di katakan Ranita.

" kenapa nggak coba dulu aja?" tanya Findra pada Ranita. Ranita hanya tersenyum. Findra melanjutkan diskusi, " kita bisa membuat boy atau girl band, atau ada yang mau solo?"

Rin yang dari tadi diam akhirnya ikut bicara, " aku rasa akan lebih baik jika kita memulainya dengan kelompok." Emma, Echa, Angga, dan Rain, mengangguk setuju.

kini Angga beraksi kembali, " aku rasa kita bisa bikin duo dan satu boy band. tapi kalau boy bandnya berempat akan susah di industri hiburan. salah satunya pasti akan kehilangan karakter."

" kalau gitu kalian bertiga saja yang jadi boy band, Emma dan Echa bisa jadi duonya. aku dan Ranita bisa jadi manajer nya. dengan begitu kita semua bisa terjun semua ke industri hiburan." usul Findra, hatinya sedikit menyesal mengusulkan itu. kalau begini kita tidak bisa mencari sekutu di luar kelas Satra idola.

"masa dua mahasiswa terbaik di kelas malah kerja di balik layar? ikut keluar dong. maneger, kita bisa cari di luar." kata Emma yang sesuai dengan harapan Angga. emma melanjutkan, "kalian bikin duo aja..." usulnya.

Findra mengangkat kepalanya sebelah alisnya naik, kemudian bertanya pada Ranita, " gimana? kamu mau nggak duo sama aku?"

Angga tersenyum dalam hati, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang aku buat dengan sengaja, Nit, sisanya tergantung kamu mau bagai mana.

Ranita sangat senang di hatinya, tapi ekspresinya dia tahan untuk menyelamatkan harga dirinya. baguslah Angga menangkap maksudku untuk bisa lebih dekat dengan Findra.

ekspresi Ranita terlihat sedang berpikir sejenak sebelum akhirnya tersenyum dan mengangguk kecil sebagai jawaban. semua orang berseru bahagia dengan jawaban itu.

" aku rasa bisa mencobanya..." kata Ranita.

mendengar itu, rain sekarang mencoba menkonfirmasi, " jadi ada dou cewek, pasangan, sama boy band, kan. sekarang kita tinggal mencari maneger." lalu rain melanjutkan, " dari 36 mahasiswa angkatan kita hanya tersisa tidak banyak, 2 dari sastra pekerja, dan 2 dari manejemen idola. sedang manejemen pekerja sudah tidak ada. siapa yang akan kita ajak kerja sama?"

"aku rasa, kita bisa mengurus manejemen sendiri. untuk peraturan, dengan jumlah mahasiswa yang sedikit bisa menjadi alasan." kata Rin.

". kalau gitu, kita urus manajemen sesuai kesepakatan kelompok aja." kata Findra.

semua orang sibuk berdiskusi tentang maneger, riuh diskusi tentang itu.

"udah-udah, diskusinya di lanjut nanti lagi. ayo main game setelah makan." kata Angga.

"boleh, tapi tak boleh lama-lama, besok masih ada kelas." kata Echa bersemangat.

malam itu berlanjut dengan game bahkan melampaui batas waktu perjanjian. untunglah, walaupun mereka sudah cukup umur untuk minum, tidak ada satupun di antara mereka minum. jadi mereka pulang dengan keadaan sadar. mereka sadar sepenuhnya kerusakan yang di timbulkan oleh minum.

besoknya mereka menghadiri kelas dengan semangat baru, saat istirahat makan siang mereka berkumpul di satu meja dan melanjutkan topik semalam.

ternyata, Angga, Rain, dan Rin, sepakat untuk mengurus manejemen sendiri. sama halnya dengan boy band dadakan itu, duo cewek itu juga memilih untuk mengurus manejemen sendiri. sedang Findra dan Ranita belum memutuskan karena belum berdiskusi. karena setiap jurusan memiliki ruangannya sendiri, sedikit orang dari luar jurusan yang tahu rencana jurusan lain. terlebih lagi, setiap angkatan memiliki mejanya sendiri. dan dengan jumlah mahasiswa yang terbatas dan fokus pada pendidikannya, sedikit yang saling mengenal.

jadi untuk mencari info tentang mahasiswa satu kampus hanya bisa lewat dosen. sore setelah kelas, Findra mengajak Ranita ke atap untuk mendiskusikan orang yang mungkin di ajak bekerjasama dan menjadi sekutu.

sebelumnya, Findra sudah meminta data tentang semua mahasiswa yang tersisa dari angkatan mereka dari Miss Ninda. Findra menyerahkan dua data dari kelas manajemen idola, dan dia membaca dua data mahasiswa dari kelas sastra pekerja. selesai membaca mereka bertukar data dan membaca data itu.

lima belas menit waktu yang di butuhkan keduanya untuk membaca empat data mahasiswa itu.

"bagai mana menurutmu?" tanya Findra setelah mereka selesai membacanya.

"aku tertarik dengan Chika dari kelas manajemen idola. sifat perangnya sangat misterius." jawab Ranita.

"aku akan meminta data pribadinya. apa masih ada yang menarik dari tiga orang sisanya?" tanya Findra lagi.

" dilihat dari datanya saja, sudah bisa dilihat, mereka semua melakukan kecurangan dalam proses. tidak layak untuk menjadi partner."

" kamu benar. pulanglah lebih dulu, aku akan disini sebentar lagi."

Ranita mengangguk dan melangkah pergi, meninggalkan Findra sendiri. matahari sudah tenggelam, menyisakan awan-awan yang terlihat orage sisa sinar matahari. saat malam sepenuhnya datang, Findra masih berdiri di atap. Findra menatap jutaan bintang di langit, suaranya rendah mengintruksikan orang yang sejak tadi bersembunyi.

"kamu bisa keluar sekarang" orang yang tadi bersembunyi kini melangkah mendekat. dia membungkukkan badannya sebagai rasa hormat terhadap Findra, meski Findra berdiri membelakanginya.

"katakan." kata Findra pada orang di belakangnya. Findra yang seperti ini benar-benar terasa mendominasi layaknya raja. jika tidak mengingat bahwa keluarganya berasal dari orang yang kurang mampu, orang akan percaya sepenuhnya Findra dari keluarga kerajaan dengan nada seperti itu dan juga nada suaranya yang memerintah arogan.

suara lembut dengan nada melengking menandakan bahwa yang selama ini bersembunyi adalah seorang perempuan. "tuan, saya datang untuk menyampaikan pesan penting dari kapten Zika. segera selesaikan. hanya itu." setelah selesai mengatakan itu, perempuan itu kembali menghilang tak terlihat oleh orang.

"sepertinya memang sudah tidak bisa lebih lama. jika Zika sudah mengirim pesan seperti ini, itu berarti aku hanya punya waktu kurang dari tiga bulan. mungkin aku akan berkunjung di akhir pekan nanti." gumam Findra yang berjalan kembali ke kamar asramanya.

avataravatar
Next chapter