13 siapa yang menjadi manager? 3

dengan semua lebam di badan Findra meninggalkan Zi Yi, Findra tidak lagi masuk ke kelas. dia pulang ke asrama. seragamnya kotor, bau keringat, jadi hal pertama yang dia lakukan adalah mandi. saat di kamar mandi, Findra menelusuri kulit mulusnya yang kini penuh lebam sana sini.

sesekali merintih saat menyentuh lebamnya. tak heran dia menjadi mahasiswa terbaik. setiap pukulannya begitu bertenaga sampai meninggalkan bekas seperti ini. mungkin nanti aku akan memintanya menjadi teman dalam banyak hal, di keluarga aku di anggap jenius dengan kekuatan seperti ini. tapi aku butuh orang yang bisa di percaya untuk bertarung di sisiku. semua masalah ini membuat aku cape.

Findra menyudahi mandinya, sekarang Findra hanya memakai celana pendek. rasa lelah membuatnya tak lagi ingin bergerak. jadi setelah keluar kamar mandi Findra langsung melemparkan tubuhnya keranjang. hanya butuh satu menit untuknya tenggelam dalam mimpi.

***

di kelas,

Ranita melihat meja Findra yang kosong. kemana dia pergi, aku tahu laki-laki memang suka bolos kelas. dia juga yang terbaik sekelas. tapi dia tak pernah sombong, kemungkinannya dia ada masalah mendesak. pagi tadi dia terlihat lemas dan tidak bersemangat, tapi saat istirahat dia tampak biasa saja bahkan semangat menuju kantin.

mata Ranita melebar, tanpa sadar dia berdiri dengan kejutan penuh sampai membuat kursinya terjatuh.

Kantin!!, itu dia. dia tidak kembali dari kantin. dan lagi, tidak ada orang yang di izinkan masuk kantin hari ini. apakah Findra di jebak. Findra orang yang cukup kuat untuk melawan banyak preman di luar, tapi ini berbeda dengan melawan mahasiswa atau orang yang berhubungan dengan kampus ini.

aku harus cari dia.

Ranita hendak keluar dari pintu tapi tangannya di pegang Angga. Angga sudah terkejut saat Ranita tiba-tiba berdiri, saat melihat Ranita akan keluar dengan wajah cemas, Angga tidak bisa diam lagi.

"Ada apa?" tanyanya.

"Findra kemungkinan dalam bahaya, aku mau cari dia." jawab Ranita cepat dan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Angga. setiap mahasiswa memiliki keahlian bela diri yang luar biasa. begitu juga dengan Ranita. walau begitu, secara fisik wanita tetap akan kalah jika harus berurusan dengan tenaga.

"coba jelasin dulu, apa yang terjadi?" tanya Angga memegang kedua bahu Ranita, yang lain juga terkejut dengan apa yang di katakan oleh Ranita. mereka semua serentak berdiri.

mereka semua berjalan menunju Angga dan Ranita. melebarkan telinga siap untuk mendengar penjelasan Ranita.

baru Ranita membuka mulut untuk mulai menjelaskan pemikirannya saat Miss Ninda masuk, "semua, silakan kembali ketempat masing-masing. kelas akan dimulai."

semua memandang miss Ninda, ragu-ragu ingin menjelaskan keadaan. dua detik berlalu belum ada yang membuka suara, Angga tak sabar lagi, "Miss, kemungkinan Findra dalam bahaya..." kata Angga.

Miss Ninda, memalingkan wajahnya menatap murid-murid nya. wajahnya masih tenang tapi matanya terlihat ada kecemasan walau hanya sebentar. setelah bisa menguasai emosi dalam dirinya Miss Ninda melempar satu kata, " jelaskan!"

Ranita maju selangkah mulai menjelaskan. setelah menjelaskan nafasnya menderu, Angga menarik kursi dan meletakkannya di belakang Ranita. Ranita duduk sambil mengatur nafasnya sedang Miss Ninda masih berpikir tentang tindakan yang akan di ambilnya. satu tangannya berada di atas perut, tangan lain memegang dagu, rahimnya berkerut.

selama satu menit Miss Ninda dalam posisi itu. kemudian dia mengitari pandangannya melihat murid-muridnya. sebenarnya Miss Ninda tidak yakin Findra bisa dalam bahaya kecuali bahaya itu dalam kendalinya. itu juga alasan mengapa Findra mau menanda tangani kontrak itu. tapi memikirkan kemungkinan itu, Miss Ninda tidak dapat mengambil resiko untuk kehilangan salah satu murid berbakatnya. jadi dia memimpin semua muridnya ke kantin, " ayo ke TKP."

sebelumnya Miss Ninda memang mendapat laporan dari salah satu petugas kantin bahwa ada orang berkelahi di kantin tempatnya mengajar. Miss Ninda pikir itu hanya perkelahian remaja yang labil dan masih mencari jati diri. karena itu Miss Ninda hanya menanggapi selintas lalu. Miss Ninda tidak pernah berpikir bahwa orang yang berkelahi adalah Findra. sulit memikirkan itu akan terjadi, selama ini Findra selalu bertindak low profil.

saat tiba di kantin semua orang dari kelas sastra idola terkejut. tidak ada satupun baik meja maupun kursi yang bisa di gunakan lagi. semuanya rusak. meja-meja patah di tengahnya, kaki-kaki meja juga patah. lebih-lebih kursi, semuanya menjadi beberapa potong. benar-benar kacau, semuanya berserakan dilantai.

Miss Ninda berkeliling kantin, tidak ada jejak darah, Findra seharusnya selamat untuk beberapa jam kedepan. dengan kondisi kantin seperti ini seharusnya pihak lawan juga mengalami hal yang tidak kalah buruk. jika mereka berkelompok Findra pasti di culik, sebagai antisipasi untuk menghemat tenaga ada baiknya cari Findra di asramanya dulu. dengan itu Miss Ninda meminta pada Rain dan Angga mengecek di asrama.

"Angga, Rain, kalian coba cek Findra ada di asrama atau tidak. sisanya, jangan berjalan sendirian untuk menghindari kemungkinan buruk."

sepuluh menit kemudian Angga kembali. wajahnya tampak aneh.

"ada apa? di mana Rain?" tanya Miss Ninda melihat Angga kembali sendiri, yang lainnya juga tampak cemas.

"Findra ada di kamarnya sedang tidur. tapi seluruh tubuhnya kecuali wajah banyak luka lebam. rain tetap di sana untuk mengoleskan salep. kami tidak membangunkannya." jelas Angga pada yang lain.

"ok, kalau begitu selain Rain kalian semua tetap kelas. kita harus menutupi kejadian ini dari mahasiswa jurusan lain. mungkin ini kejam, tapi kita perlu untuk melindungi Findra sekarang. jika mereka tahu bahwa salah seorang dari mereka tahu, kemungkinan mereka akan menyerang dan menantang kita. kita perlu kekuatan penuh untuk berhadapan dengan mereka."

Ranita tampak kurang setuju. tapi tak membantah, dia tahu itu pemikiran Parung rasional sekarang lagi pula dia bisa menjenguknya nanti sore.

walaupun kembali ke kelas, tapi Miss Ninda tidak mengajar. dia hanya duduk memandangi muridnya yang terlihat murung dan sedih. Miss Ninda menghela nafas panjang. tangan kirinya memijat kepalanya yang berdenyut. penampilannya sedikit kacau. sampai kelas selesai tidak ada yang bicara, mereka diam, duduk dan menundukkan kepala.

setelah kelas selesai mereka keluar kelas dengan sebiasa mungkin. meskipun kantin dan kelas setiap jurusan di pisah tapi tidak dengan asrama. mereka tinggal di gedung yang sama. berpura-pura tidak ada yang terjadi saat benar-benar khawatir adalah sesuatu yang sangat sulit di lakukan beda halnya dengan akting di depan kamera.

saat jam makan malam, mereka semua datang ke kamar Findra dan Rain. Echa dan Emma membawa makan malam kesana begitu juga yang lain. mereka pikir Rain tidak sempat untuk masak karena harus menjaga Findra. di luar dugaan Findra sudah duduk di meja makannya dan sedang makan malam.

"Fin, kamu tidak papa?" tanya Echa.

"cuma lebam. nggak parah-parah amat." kata Findra menjawab mencoba menenangkan.

"siapa yang menyerang mu?" tanya Echa lagi.

"aku tidak diserang, hanya pertandingan persahabatan." kata Findra lagi, kini dengan senyuman. menandakan mereka tidak perlu khawatir.

sebenarnya mereka tak percaya bahwa itu bukan serangan. tapi melihat Findra yang terlihat tak ingin membahas lebih jauh mereka akhirnya hanya bisa diam. dengan luka begitu banyak terlihat saat Findra berjalan untuk mengambil minum, bahkan berjalan pun Findra pincang. gadis-gadis jeri melihatnya.

avataravatar
Next chapter