1 ANDHITA SEKAR

seorang gadis remaja sedang berjalan di trotoar dengan lesu seusai dari toko roti, tempat ia bekerja.Dengan pikiran yang kacau, ia melamun setelah masalah yang menimpanya tadi sore. Ia telah dipecat lantaran dituduh mencuri uang Limas belas juta rupiah yang merupakan uang penghasilan bulanan tempat ia bekerja. Ditambah sang adik sedang sakit lantaran penyakit gagal ginjal yang membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit. Ia pun berhenti sejenak dan menatap langit sambil berdoa mencurahkan masalah yang ia miliki.

" Ya Allah...Apa yang harus aku lakukan? Hamba mengalami kesulitan. Tolong bantu hamba Ya Allah...Tolong beri kemudahan dalam menghadapi masalah ini. "

setelah mencurahkan masalah Sekar pun kembali ke rumah. Sesampai di rumah ia mengambil handuk merah dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. 15 menit waktu yang terpakai,ia pun keluar dari kamar mandi dan menuju kamarnya. Tanpa membuang waktu, ia duduk di kursi belajar dan mengambil laptop untuk mengerjakan tugas makalah yang diberikan pak Yadi dosen mata kuliah sastra Inggris. Namun, sebelum ia hendak mengambil laptop, Sekar melihat sebuah amplop di meja belajarnya. Ia pun membuka amplop tersebut yang ternyata berisikan surat dari sang ibu. Alangkah terkejutnya ia setelah selesai membaca pesan tersebut. Sekar pun menangis dan mengoyak surat itu. Ia tak menyangka ibunya bakal meninggalkan keluarganya lantaran menikah dengan pria kaya raya di Singapura yang merupakan mantan pacarnya sewaktu SMA. Ia juga tak menyangka ibunya tega menghianati sang ayah yang sekarang sedang sakit stroke 4 bulan lamanya semenjak perusahaan tekstil sang ayah bangkrut.

" Ibu...Begitu teganya hatimu meninggalkan kami? Hingga kau lebih memilih pria itu dibanding keluargamu?"

Banyaknya masalah yang terjadi di keluarga, membuatnya untuk belajar lebih tegar. Ia meminum segelas air putih dan mendengarkan sebuah lagu di earphone untuk menenangkan pikirannya sejenak. Setelah menenangkan pikiran, ia pun langsung mengerjakan tugas makalah yang baru setengah dibuat dua minggu yang lalu. Hanya membutuhkan waktu 2 jam 23 menit tugas makalah tersebut selesai. Ia pun langsung merebahkan badannya yang telah lelah dan tertidur dengan lelap.Bertepatan dengan adzan subuh yang sedang berkumandang, jam beker yang berbunyi dengan keras sehingga membuatnya terbangun. Tepatnya pukul 4.03 WIB ia pun bergegas keluar untuk berwudhu dan menunaikan salat Subuh di masjid. Selesai shalat Shubuh, ia pun pergi mandi. Setelah itu,ia pun pergi ke dapur untuk memasak.

" Hanya tumis kerang , tempe goreng dan segelas susu untuk sarapan pagi ini untuk mengirit biaya pengeluaran. Baiklah aku ke kamar ayah sekarang."

sambil mengetuk pintu kamar.....

" ayah...Ini sekar. Sekar bawakan sarapan untuk ayah. Sekar suapin ayah makan ya....."

Dengan penuh perhatian dan rasa hormatnya, Sekar merawat sang ayah yang sedang sakit. Sesuap demi sesuap, ia menyuapi sang ayah yang terbaring lemah setelah selesai ia mengambil sebuah baskom yang berisi air hangat dan kain. Pelan-pelan ia mengelap dan membasuh kaki ayahnya. Ia juga mengelap punggung dan tangan sang ayah.

" ini adalah tangan yang digunakan ayahku untuk mencari nafkah. Dan sekarang....tangan ini tak berdaya. Begitu keras perjuangannya untuk memenuhi kebutuhan kami. Ia yang dahulunya seorang kuli bangunan, penjual koran keliling, sehingga menjadi pengusaha tekstil. Namun, sangat menyedihkan melihat ayah seperti ini. Ayah...Sekar harap ayah cepat sembuh...." ( Sambil meneteskan air mata )

Setelah pekerjaan rumah selesai, ia langsung mengambil kunci motornya. Di tengah perjalanan, ketika ia mengendarai motornya, Sekar melihat banyak kerumunan beserta beberapa polisi. Karena penasaran,ia pun berhenti melihat kerumunan tersebut. Alangkah terkejutnya ia melihat sang ibu telah tiada bersama suami barunya ditemukan tewas mengenaskan.

" ( sambil mengusap pipi sang ibu ) Ibu.... Ibu.....Tidak mungkin.....Bu bangun bu....Ibu ini Sekar. Bu bangun.....Bu....."

Banyaknya darah dan badan sang ibu yang tak utuh itu membuat Sekar tak kuat melihatnya. Ia tak percaya sang Ibu pergi dengan cara seperti itu ketika jenazah sang ibu di evakuasi polisi. Langsung saja jenazah sang Ibu dibawa ke rumah duka. Ketika sampai di rumah duka seorang wanita berbaju biru menghampiri dan menamparnya dengan keras.

" (sambil menunjuk dengan jari telunjuk) Ini semua karena ibumu. Anak saya pergi karena Ibumu. Andai saja mereka berdua tidak menikah, anak saya masih hidup. Ibumu memang perusak rumah tangga anak dan menantu saya! "

( Sambil memegang pipinya dan emosi yang meledak ) " Tante! Tante tidak boleh berkata seperti itu kepada ibu saya. Ibu saya tidak seperti itu. Ibuku adalah wanita yang baik. Jadi,tante tidak boleh mengatakan hal buruk pada ibuku. Ibuku bukan perusak rumah tangga orang. Menantu anda yang selingkuh dengan pria lain. Tante tidak tahu itu, bukan? saya punya buktinya di handphone saya! waktu itu saya bertemu dengan menantu tante sedang belanja baju di sebuah mall dengan pacarnya. Dan asal tante tahu anak tante juga merayu ibuku! "

" Diam kamu. Cukup! saya tidak mau mendengar penjelasan dari kamu. Tetap saja anak saya meninggal karena menikah dengan ibumu! "( Berteriak dan menangis dengan histeris )

" Ibu...Sudah bu. Sudahlah.... Ibu tidak boleh menyalakan tante Chika. Abang meninggal itu sudah takdir Allah. Kematian seseorang kita tidak bisa menyalahkan orang lain. Istighfar ibu... Istighfar..." Ujar Rendra anak ketiganya "

Bersambung.....😋😋😋

Note :

untuk kelanjutan ceritanya akan dilanjutkan lagi Januari 2020....

Karena banyak pekerjaan sekolah dan persiapan ujian.

avataravatar