19 Pakaian Dalam Seksi

Greta mengambilkan jubah mandi putih untuk Elena kemudian hendak membantu melepaskan pakaian Elena. Saat tangan Greta ingin menjangkau kancing kemeja Elena. Gadis itu menutupnya rapat.

"Aku bisa sendiri." Elena mempertahankan bajunya dengan merenggut kerah lehernya sendiri membuat Greta menghentikan gerakannya.

"Maaf Nyonya. Kalau begitu saya akan mempersiapkan air hangat untuk anda berendam." Greta berlalu menuju kamar mandi lantas menghidupkan air hangat untuk memenuhi jacuzzi, juga memasukkan beberapa wewangian.

Tidak berapa lama Elena melangkah ke dekat bathtub besar itu, siap untuk masuk. Ia masih merasa tidak percaya dengan apa yang sedang ia alami. Apakah memang begini cara hidup orang kaya? Mereka akan serba dilayani sampai membuka baju saja harus dibantu?

"Airnya sudah siap, Nyonya. Anda bisa berendam sekarang." Greta sedikit bergeser dari jacuzzi. Elena ragu apakah harus membuka jubah mandinya di depan wanita lain. Ohh… ini tidak benar.

Greta membalikan tubuhnya seakan memberi privasi pada Elena. Akhirnya dengan segala kecanggungan, Elena melepaskan jubah mandinya. Ujung kaki mungilnya mulai memasuki hangatnya air beraroma terapi. Ia lalu berendam sampai sebatas lehernya.

Ah… rasanya sangat nyaman, seluruh inderanya terasa dimanjakan.

"Anda ingin segelas champagne?"

Elena menoleh. Dengan canggung ia bertanya. "Apakah boleh?"

Greta mengangguk kecil lantas keluar. Lalu kembali dengan nampan berisi satu gelas ramping berisi cairan kekuningan itu.

Elena menikmati minumannya dengan bahagia, sesekali tangannya bergerak memainkan busa. Ia juga menikmati pijatan Greta pada pundaknya. Elena seolah benar-benar merasakan hidup di surga. Apa seperti ini kehidupan orang kaya?

Selesai dari kamar mandi, Greta membuka satu demi satu lemari pakaian yang ada di walk-in closet. Tadi ia baru melihat pakaian-pakaian indah itu secara selintas. Kini, ia berkesempatan untuk melihat satu persatu, menyentuh, dan bahkan mencobanya.

Sekali lagi Elena ternganga dengan semua pakaian yang katanya dipersiapkan untuknya. Mulai dari gaun panjang, dress, sampai setelan santai semuanya sudah tertata rapi menurut warnanya masing-masing dengan berbagai model.

Greta juga menarik laci yang isinya beragam pakaian dalam indah berbagai model dan warna. Ia melihat ada satu bagian yang memiliki sangat banyak pakaian dalam seksi berwana merah. Dalam hati ia bertanya-tanya apakah merah merupakan warna favorit Elleard sehingga ada lebih banyak koleksi dalam warna itu di laci pakaian dalamnya?

Wajahnya kembali merona sangat parah saat ia membayangkan dirinya mengenakan pakaian dalam seksi di depan Elleard setelah mereka menikah nanti. Ahem.

Elena meraba tumpukan rapi pakaian dalamnya dan menahan napas. Bahannya sangat lembut dan terasa halus di tangannya. Ia lalu menarik salah satu pakaian dalam itu untuk melihat modelnya dengan lebih baik.

Seketika tubuhnya langsung menegang saat melihat modelnya celana dalam yang begitu kecil dan tipis dengan renda halus yang hampir tidak menutupi apa pun. Elena segera menaruh celana dalam itu dan mengambil yang lain.

Ternyata yang berikutnya jauh lebih seksi lagi. Celana dalamnya terbuat dari renda cantik dengan pita kupu-kupu di bagian depan, namun di bagian selangkangan, celana dalam itu justru terbelah. Sehingga jika ia mengenakanannya, kemaluannya akan terlihat dan sama sekali tidak tertutup.

Elena menelan ludah dan tanpa sengaja menjatuhkan celana dalam itu ke lantai.

"Aku tidak memakai yang seperti ini." Elena bergumam sendiri.

Greta tetap bersikap profesional. Ia memungut celana dalam itu dan melipatnya dengan rapi, lalu menaruhnya kembali di laci.

"Tuan Elleard menginginkan semua yang terbaik untuk Anda saat ia menyuruh Samantha memesankan pakaian Anda," kata Greta sambil tersenyum. Ia menambahkan. "Samantha sudah sangat lama bekerja di mansion ini dan sangat mengenal tuan. Ia juga sudah berpengalaman. Kurasa ia mengerti apa yang kira-kira akan Anda dan tuan sukai."

Elena menggigit bibirnya dan tidak membalas ucapan Greta.

Ah, benar juga. Ia harus memikirkan apa yang kira-kira disukai suaminya. Sebagai istri, ia berkewajiban melayani suaminya dan membuatnya senang. Bagi laki-laki, melihat istrinya berpenampilan seksi tentu akan sangat menyenangkan.

Elena sadar ia memang belum terbiasa, tetapi ia harus belajar untuk melakukannya.

"Uhm… kurasa aku bisa memakai yang warna putih ini," kata Elena akhirnya setelah menemukan pakain dalam putih dan bra senada yang terlihat cantik tetapi tidak terlalu seksi.

"Baik, Nyonya," kata Greta. "Bagaimana dengan pakaian untuk makan malam?"

"Ah, ya…" Elena baru ingat bahwa Elleard ingin makan malam bersamanya. Selama ini ia tidak pernah makan malam secara formal. Keluarganya bahkan jarang duduk bersama untuk makan di meja makan.

Mereka akan makan kalau sudah merasa lapar. Tidak perlu mengadakan kegiatan khusus di meja makan. Tapi Elena dapat membayangkan bahwa orang kaya seperti Elleard pasti sudah terbiasa dengan makan malam formal dengan tata krama yang benar.

Ah, ia tidak boleh membuat Elleard malu dan kemudian menyesal telah mengajaknya menikah.

"Uhm… kurasa aku bisa memakai gaun yang ini," kata Elena sambil menghampiri gantungan baju. Ia mengambil sebuah gaun selutut berwarna merah jambu dengan tali spagethi.

"Ini cantik sekali," komentar Greta. "Saya akan membantu Anda bersiap-siap."

"Terima kasih, Greta."

Seperti yang Greta katakan, ia membantu Elena bersiap dan bahkan membantunya berdandan menggunakan berbagai perlengkapan makeup mahal yang ada di meja riasnya.

"Kurasa aku harus belajar menggunakan makeup," kata Elena saat melihat berbagai kosmetik mahal yang ada di mejanya. "Apakah Tuan Elleard senang wanita yang pandai berdandan?"

"Sebenarnya Anda tidak perlu menggunakan banyak makeup," kata Greta. "Nyonya masih sangat muda dan kulit Anda bagus. Makeup hanya diperlukan untuk kegiatan yang resmi. Kurasa untuk sehari-hari Nyonya cukup mengenakan tabir matahari dan lip gloss."

"Begitu ya?" tanya Elena. "Sepertinya kau tahu banyak."

"Ah, aku pernah sekolah kecantikan, Nyonya," kata Greta sambil tersenyum. "Sekarang aku sedang cuti kuliah untuk mengumpulkan uang. Aku berharap bisa bersekolah kembali."

Elena sangat senang mendengar Greta mulai banyak terbuka kepadanya. Ternyata selain umur mereka dekat, latar belakang mereka juga tidak jauh berbeda. Greta berasal dari keluarga miskin dan sangat ingin mengubah hidupnya dengan bekerja mencari uang agar ia dapat membiayai kuliahnya.

Hanya bedanya adalah Elena cukup beruntung karena bertemu seorang lelaki kaya yang tertarik kepadanya dan mengubah hidupnya, Elena kini tidak lagi hidup berkubang dalam kemiskinan.

avataravatar
Next chapter