webnovel

Pria Pujaanku

Editor: Wave Literature

Malam harinya, Shen Qinglan sedang duduk di tempat tidur sambil membaca novel The Count of Monte Cristo. Dia mengambil buku ini dari ruang baca Fu Hengyi sebelum kembali ke sekolah. Tidak disangka, Fu Hengyi yang seorang tentara itu ternyata membaca buku sastra seperti ini.

"Qinglan, hari ini wali kelas mengirim pesan kepada semua orang di grup. Apa kamu sudah membacanya?" Setelah mandi, Fang Tong yang sedang mengoleskan serum di wajahnya tiba-tiba teringat dengan sesuatu yang serius.

"Qinglan pasti belum membacanya. Orang ini bahkan tidak memiliki aplikasi Wechat di ponselnya, mana mungkin dia bisa melihatnya." Yu Xiaoxuan mengatakan yang sebenarnya.

Fang Tong memandang Shen Qinglan dengan wajah tidak percaya, "Mana mungkin?"

Di bawah tatapan ngeri Fang Tong, Shen Qinglan mengangguk dengan tenang. Di ponselnya memang tidak ada Wechat, biasanya kalau berhubungan dengan orang, kebanyakan dia menelepon.

"Oh, Ya Tuhanku, Qinglan, apa kamu datang dari jaman kuno?" Fang Tong menepuk keningnya sendiri, wajahnya terlihat putus asa.

Yu Xiaoxuan tersenyum sambil menutupi mulutnya lalu melanjutkan, "Apa kamu baru sehari mengenal Qinglan? Kapan Qinglan pernah ada di antara daftar kontak Wechat kita?"

Fang Tong sudah benar-benar tidak ingin bicara lagi. Dia tidak akan mengakui bahwa dia telah melalaikan kenyataan ini.

"Pesan apa yang dikatakan wali kelas hari ini?" Shen Qinglan bertanya.

Saat itu barulah Fang Tong teringat, "Wali kelas berkata kalau semester ini kita semua harus mencari tempat untuk magang selama dua bulan, kemudian melanjutkan dengan menulis makalah. Lalu dua bulan kemudian sidang makalah. Yang paling penting adalah, makalah yang diserahkan juga harus disertai stempel dari tempat magang."

"Jurusan Bahasa dan Sastra China seperti kita bisa mencari pekerjaan seperti apa?" Wu Qian keluar dari kamar mandi dan bergabung dalam pembicaraan.

Inisiatif seperti ini benar-benar jarang.

Fang Tong mengangkat bahu, "Kebanyakan adalah semacam sekretaris, kan? Katanya banyak siswi di kelas kita yang berencana untuk mencari jenis pekerjaan ini. Bagaimanapun juga wali kelas mengatakan bahwa ini adalah magang profesional, sebaiknya yang relevan dengan jurusan."

"Kalau begitu yang jurusan arkeologi harus mencari makam kuno untuk diobservasi?" Yu Xiaoxuan ngeri.

Fang Tong memutar bola matanya.

"Qinglan, bagaimana denganmu? Apa rencanamu?" Yu Xiaoxuan berpaling dan bertanya kepada Shen Qinglan, "Kalau kamu tidak punya tempat kerja yang bagus juga tidak apa-apa, nanti aku akan meminta papaku untuk memberi stempel untukmu juga. Toh makalah apa pun tidak akan menyulitkanmu. Aku sudah punya rencana, dua bulan ini aku kebetulan akan pergi bermain di luar, setelah kembali nanti langsung mengikuti sidang makalah."

Shen Qinglan menggeleng ringan, "Tidak perlu. Nanti aku akan mencari di internet. Pekerjaan semacam ini mestinya juga tidak sulit dicari."

Sebenarnya yang tidak dikatakan Shen Qinglan adalah bahwa dia sama sekali tidak bermaksud untuk mencari tempat magang. Dua bulan ini dia ingin keluar untuk berjalan-jalan. Setelah menghitung-hitung, waktunya pas untuk menangani hal ini. Mengenai stempel, ada kakaknya, itu sama sekali bukan masalah.

Yu Xiaoxuan hanya menganggap kalau Shen Qinglan sungkan, dia pun tidak memaksanya, "Boleh juga kalau begitu. Kalau kamu berubah pikiran, cari aku kapan saja, ya."

Orang tua Fang Tong adalah bagian dari pemerintah, katanya ayahnya bahkan adalah tokoh di kota. Karena kinerjanya yang bagus beberapa tahun ini, kemungkinan besar dia akan dipindahkan ke ibu kota tahun depan. Jadi hal semacam ini sangat mudah bagi Fang Tong.

Lalu yang tersisa hanyalah Wu Qian. Pandangan Fang Tong dan Yu Xiaoxuan tertuju kepada Wu Qian. Karena dia telah berinisiatif bergabung dalam pembicaraan mereka, maka mereka juga tidak bisa mengabaikannya.

"Aku, aku juga berencana untuk mencari dulu."

"Pokoknya aku sudah membuat rencana. Ding Minghui berkata kalau kantor sekretaris perusahaan mereka sedang merekrut orang. Aku bermaksud untuk mencobanya."

"Aduh, kalian benar-benar tidak terpisahkan. Kalau sehari saja meninggalkannya kamu bisa mati, ya?" Yu Xiaoxuan menyerangnya.

Fang Tong memutar bola matanya, lalu mengusap wajah dengan satu tangan, "Kamu mengerti apa? Ding Minghui bekerja di Grup Junlan, itu adalah salah satu dari lima ratus perusahaan terbaik dunia. Semua yang bisa masuk ke sana adalah orang-orang yang hebat."

Grup Junlan? Tangan Shen Qinglan yang sedang membalik halaman buku terhenti. Bukankah itu adalah perusahaan kakaknya?

"Junlan!" Suara Yu Xiaoxuan tiba-tiba naik beberapa tingkat, kedua tangannya menutupi wajahnya, "Ya Tuhan, bukankah itu adalah perusahaan milik pria pujaanku?"

"Pria pujaan apa?" Fang Tong bingung.

"Dialah Shen Junyu, pendiri Grup Junlan. Dia adalah putra sulung keluarga Shen. Dia jelas-jelas bisa mengandalkan keluarganya, tapi dia malah keluar dan memulai bisnis sendiri. Dengan mengandalkan kemampuannya sendiri, dia mengembangkan perusahaan sampai sebesar ini hanya dalam waktu lima tahun yang singkat. Yang lebih penting adalah, tahun ini dia baru berumur dua puluh sembilan tahun. Benar-benar pemuda berbakat sejati, bukan, pemuda berbakat tidak cukup untuk menggambarkannya. Wajahnya itu, cukup untuk menyingkirkan banyak sekali orang yang disebut pria pujaan dalam dunia hiburan."

Wajah Yu Xiaoxuan tampak terpesona, dia sangat paham tentang Shen Junyu.

Ini pertama kalinya Shen Qinglan mengetahui bahwa ternyata teman baiknya adalah penggemar berat kakaknya.

"Apa kamu pernah bertemu Shen Junyu?" Fang Yong bertanya curiga. Dia tahu tentang keluarga Yu Xiaoxuan. Dia benar-benar tidak percaya kalau dia mengenal Shen Junyu.

Yu Xiaoxuan mengangguk seperti ayam yang mematuk beras, sepasang matanya tersenyum menyipit menjadi dua bulan sabit.

"Itu tentu saja." Walaupun hanya melihatnya dari jauh pada jamuan bisnis, tapi itu juga termasuk pernah melihatnya secara langsung.

"Kamu bilang Grup Junlan sedang merekrut orang, apakah itu benar?" Yu Xiaoxuan menatap Fang Tong dengan mata berbinar.

Kedua tangan Fang Tong memeluk dadanya, wajahnya tampak waspada, "Kamu mau apa? Kukatakan kepadamu, aku tidak akan menurutimu. Kamu menyerah saja."

Yu Xiaoxuan memutar bola matanya lalu mengamati dua gumpalan daging di dada seseorang, "Kamu si dada rata ini, hanya Ding Minghui yang bisa menyukaimu." Setelah itu dia bahkan membusungkan dadanya dengan bangga.

"Ah ah, Yu Xiaoxuan, aku akan membunuhmu!"

Diserang di bagian yang menyakitkan, Fang Tong berteriak keras dan maju menerjang Yu Xiaoxuan.

Seketika suasana di dalam kamar asrama itu menjadi ramai.

Shen Qinglan menggeleng dengan geli. Dia lalu berpaling kembali dan melanjutkan membaca buku di tangannya.

Wu Qian melihat pemandangan di depannya itu dengan sedikit rasa iri di matanya.

Dia berpaling dan menatap Shen Qinglan yang sedang membaca buku, "Qinglan, apa kamu juga berencana untuk mengirim resume kepada Grup Junlan?"

"Tidak akan." Pergi ke perusahaan kakaknya, bukankah itu berarti berjalan memasuki perangkap?

Entah apakah karena mengetahui bahwa satu saingannya berkurang, Wu Qian menghembuskan napas lega. Walaupun tadi dia berkata akan mencari di internet, sebenarnya dia sudah lama mengetahui bahwa Grup Junlan sedang merekrut orang. Dan dia juga sudah memasukkan resume. Dia mengira hanya dia yang mengetahui hal ini, tidak disangka Fang Tong juga tahu, bahkan juga berencana untuk melamar. Dan sekarang mestinya juga masih akan bertambah satu orang lagi.

"Ah, Qinglan, aku baru sadar, kamu dan pria pujaanku ternyata bermarga sama. Siapa tahu lima ratus tahun yang lalu kalian adalah satu keluarga." Yu Xiaoxuan tiba-tiba berkata sambil berbaring di tempat tidur dengan terengah-engah.

"Mungkin aku dan dia sekarang juga satu keluarga." Shen Qinglan melirik ke arah Yu Xiaoxuan sambil berkata dengan ringan.

"Qinglan, kamu memang lebih cocok mengatakan lelucon garing." Yu Xiaoxuan memutar bola matanya.

Jelas sekali bahwa tidak ada seorang pun di dalam kamar asrama itu yang menganggap serius perkataan Shen Qinglan.

Shen Qinglan mengangkat bahunya. Sekarang ini, mengatakan yang sebenarnya juga tidak ada yang percaya.