19 Perempuan Bermuka Dua

Melihat Qiara mengamuk semua siswa langsung kembali ke kelas masing-masing karena mereka tidak mau menjadi korban kemarahan Qiara, seperti kejadian dulu waktu dia sedang berantem dengan Qiano.

Setelah puas mengamuk, Qiara segera masuk ke kelas setelah memarkir sepedanya dengan benar walaupun rantainya sudah putus.

"Qiara, kamu kenapa lagi? Bukankah sudah baikan dengan Qiano? "Tanya Valen sambil menelan ludahnya dalam-dalam.

Tatapan Qiara menjadi mengerikan ketika mendengar pertanyaan valen.

"Aku akan mencincang tubuh Qiano karena dia sudah mempernalukanku. Awas saja dia nanti!"

Setelah mengatakan itu, Qiara langsung masuk kelas dan duduk dengan tenang di bangkunya.

"Bukankah tadi sudah baikan? Kenapa sekarang tambah parah?" Tanya Valen pada Jesica sambil menggaruk kepalanya dengan bingung.

Jesica juga ikut bingung melihat sikap dua temannya yang aneh itu.

"Aku juga tidak mengerti".

Lelah bertanya-tanya dan tidak menemukan jawabannya, mereka berdua pun berlari masuk menuju kelas menyusul Qiara yang nampak marah besar.

~Beberapa Saat Kemudian~

Pembagian kelompok dimulai untuk mata pelajaran Fisika. Masing-masing dibagi menjadi empat orang pertama satu kelompok.

"Buk guru, apakah kita bisa tukeran kelompok?" Tanya Qiara sambil mengacungkan tangannya.

"Tidak bisa".

"Tapi buk.. ".

"Kalau kamu tidak suka maka kamu boleh keluar dari kelas ini!".

"Baiklah aku akan keluar"Kata Qiara dengan santai tanpa ada rasa khawatir sedikitpun.

"Kamu keluar dari lelas ini maka Ibu akan pastikan kalau besok Mama mu menerima surat pemberhentianmu". Ucap Buk gurunya seraya berdecak pinggang.

" Jangan... "Teriak Qiara seraya berbalik melihat gurunya.

"Kalau begitu, silahkan kembali ke tempat duduk mungkin! "

Dengan lemas Qiara kembali ke tempat duduknya dan menerima satu lelompok dengan Qiano.

~Laboraturium~

Saatnya kerja kelompok, semua siswa masuk keruangan laboraturium dan duduk dengan kelompok masing-masing.

"Hey ... Kamu bisa menjelaskannya dengan benar tidak? Kenapa aku tidak bisa mengerti. " Kata Qiara yang memotong penjelasan Qiano.

Mendengar teriakan Qiara, dua temannya yang lain berpura-pura tidak perduli dan sibuk dengan bagian mereka masing-masing karena tidak mau masuk dalam perdebatan Qiano dan Qiara.

"Bukan caraku yang salah tapi otakmu aja yang tumpul"jawab Qiano dengan tatapan mengejek.

"Apa kamu bilang?"Qiara menatap Qiano dengan sinis sambil berdiri

"Bersyukurlah kamu satu kelompok denganku setidaknya aku tidak akan membiarkan kelompok ijimendapat nilai jelek!"Bisik Qiano sambil menulis hasil penelitiannya tanpa melanjutkan penjelasannya karena dia fikir itu percuma.

Qiara pun langsung duduk dan tidak melanjutkan perdebatan itu ketika melihat ibu gurunya.

"Baiklah anak-anak waktunya sudah habis, silahkan buat laporan kalian! Lalu persentasikan di pertemuan selanjutnya dan ingat semua anggota kelompok harus bekerja sama menyusun laporannya"

Setelah mengatakan itu, ibu gurunya pun langsung meninggalkan ruangan itu.

"Ya buk!". Jawab semua siswa secara bersamaan.

Setelah itu mereka semua meninggalkan ruangan laboratorium.

"Kak Qiara, apakah bisa kita bicara?" Tanya Clara ketika ia berhasil mengejar Qiara dan dua temannya yang baru saja keluar dari laboratorium.

"Katakan!" Ucap Qiara tanpa basa basi.

"Apakah kita bisa bicara ditempat lain? "Tanya Clara sambil melirik ke kiri dan kanan karena tidak nyaman dengan pandangan beberapa temannya

"Kalau tidak di sini maka tidak ada tempat yang lain" Kata Qiara sambil menyeringai jijik melihat wajah sok polos Clara.

Seketika itu Clara merasa frustasi menghadapi sikap menyebalkan Qiara.

"Oke kita bicara di sini!".

"Kamu punya waktu satu menit"kata Quara yang tidak ingin bicara terlalu lama dengan Clara.

"Tolong jauhi kak Qiano!"

Mendengar permintaan Ckara, Qiara menyipitkan matanya seraya bertanya, "Siapa kamu berani memerintahku?".

"Aku Clara, gadis yang di cintai oleh kak Qiano. Kakak jangan kira aku akan mengaku kalah hanya karena kakak berhasil merusak nama baik ku!" Jawab Clara dengan berani.

Qiara menarik nafas dalam, dia tersenyum pahit mendengar ucapan Clara.

"Hey, Aku peringatkan padamu, aku itu bukan lawanmu, soal kamu dan Qiano aku tidak perduli, dan saran saya sih kamu harus segera bangun dari mimpimu karena kamu tidak akan bisa mendapat cinta Qiano karena kamu tidak lebih dari sekedar sampah yang bermuka dua" Ucap Qiara seraya menatap sinis kepada Clara.

"Ternyata benar kata semua teman-teman, kalau kakak itu adalah wanita yang kasar dan mengerikan, kakak itu tidak ada bedanya dengan parasit yang harus segera di singkirkan sebelum merusak nama baik sekolah"

"Kamu benar! Qiara memang parasit di sekolah ini"

Qiara dan Clara langsung menoleh ke sumber suara. Begitu pun dengan teman-teman mereka yang terkejut ketika melihat kalau pemilik suara adalah Qiano.

Semua teman-temannya juga mulai berkumpul untuk menyaksikan pertengkaran Qiara dan Qiano yang akan segera pecah.

Tatapan Qiara sangat mematikan mendengar Qiano mendukung apa yang dikatakan oleh Clara.

Sementara itu, Clara tersenyum bangga karena Qiano berpihak padanya.

"Sudah aku katakan kalaukak Demian mencintaiku." Bisik Clara. Seketika itu Qiara mengepalkan tinjunya saat mendengar apa yang Clara katakan.

"Tapi, aku lebih suka Qiara karena ia tidak palsu. Aku lebih baik didatangkan seribu Qiara di sekolah ini karena setidaknya ia jujur saat tidak menyukai orang tanpa harus berpura-pura baik untuk menyembunyikan ketidaksukaannya. Bagaimana teman-teman, apa kalian setuju?" Kata Qiano lagi sambil berjalan menghampiri Qiara dan Clara.

avataravatar
Next chapter