1 Hari Yang Membingungkan.

"Siapa kamu? "teriak Qiara saat menemukan seorang lelaki tidur di sampingnya. Yang lebih mengejutkan lagi, dia menemukan dirinya telanjang dibawah selimut.

Mendengar suara teriakan itu, sepasang bola mata itu bergetar lalu terbuka. Bola mata yang kecoklatan masih berusaha melihat dengan jelas karena dia masih dikuasai oleh pengaruh alkohol yang begitu kuat.

Tanpa menunggu jawaban lelaki itu, Qiara melempar tatapannya kesana kemari untuk mencari pakaiannya.

Setelah menemukan pakaiannya, Qiara pun langsung mengenakannya dengan cepat sebelum lelaki itu sadar.

Tidak lama kemudian, Qiara bergegas

keluar dengan ekspresi ketakutan. Ia berjalan melewati beberapa kamar dengan tubuh yang bergetar.

'Dimana aku? Kenapa aku betada ditempat seperti ini? Jika Mama tau, aku pasti akan di potong-potongnya. 'Batin Quara.

Sementara itu, sepeninggal Qiara. Lelaki yang bersamanya langsung terbangun saat mendapatkan kesadarannya.

'Kenapa aku merasa mendengar suara seorang perempuan, tapi dimana dia? 'Batin lelaki itu seeaya menengok kesemua penjuru di kamar itu.

Karena tidak menemukan siapapun, lelaki itu mencari ponselnya dan lansung membuat panggilan kepada asistenya.

"Caritahu siapa perempuan yang keluar dari kamarku pagi ini sebelum dia menghancurkan nama baikku!" Seru lelaki itu kepada asistennya yang berada diseberang telpon dengan ekspresi gelap.

"Baik Bos"Sahut Andi dari seberang telpon.

Setelah membuat panggilan, ia langsung mengenakan pakaiannya yang berserakan dilantai.

Tepat saat itu, terdengar suara ketukan pintu. Ia pun segera membukanya dan menemukan pelayan berdiri didepannya.

"Ada surat buat Tuan Ju! "Kata pelayan itu seraya memberikan surat kecil untuk Julian.

Tanpa mengatakan apapun, Julian langsung mengambilnya lalu menutup pintu.

'Julian, apakah kamu menikmati hadiahku semalam? Maaf tidak bisa meminta izin terlebih dahulu karena semalam kamu sangat mabuk. '

Setelah membaca surat itu, ekspresi Julian semakin gelap. Dia meremas kertas kecil itu lalu dia buang melalui jendela.

Tepat saat itu, ponselnya berbunyi lagi dan itu dari Andi yang tidak lain adalah asistenya.

"Bagaimana? "Tanya Julian dengan nada suara yang dingin.

"Perempuan itu menunduk dan berlari dengan sangat kencang sehingga saya tidak bisa melihat wajahnya. Selain itu, dia tidak meninggalkan jejak apapun. "jelas Andi.

Julian semakin geram ketika mendengar laporan Andi. Hal yang paling dia sesali adalah dia tidak ingat apapun yang terjadi semalam.

~Satu bulan berlalu.~

Semenjak kejadian malam itu. Qiara langsung pulang ke kota B menggunakan Bus dan berusaha melupakan kejadian malam itu ataupun mencari tahu siapa yang melakukannya, ia juga menunda impiannya untuk mengikuti pameran lukisan dari salah seorang mahasiswi Kemas yang sudah Go Internasional.

Namun, dia akan mencari wanita yang bernama Helen. Karena dialah yang mengajaknya pergi ke Hotel itu dengan alasan untuk bertemu pelukis idolanya. Jika dia bertemu lagi, maka ia akan menanyakan alasannya.

~Hari Senin yang menyebalkan~

Hari ini Qiara pulang lebih awal dari sekolah, tentunya karena dia tidak suka dengan pelajarannya, sehingga ia terpaksa bolos.

Dengan menggunakan seragam sekolahnya Qiara mengendarai sepedanya menuju sebuah toko buku yang tidak jauh dari area sekolahnya.

Tidak lama setelah itu, ia sampai di depan toko buku itu, Quara pun langsung memarkir sepedanya tepat di sebelah mobil mewah yang pemiliknya baru saja masuk.

Setelah itu, Qiara langsung masuk dan mencari buku yang biasa dibaca oleh kakaknya yang sudah meninggal dua bulan yang lalu.

'Dulu, kak Vania suka banget baca buku tentang psikologi. Aku juga harus baca itu karena aku sangat metindukannya. 'Batin Liana seraya menelusuri rak buku itu.

Setelah lama berkeliling, Qiara akhirnya menemukan satu buku yang ternyata akan diambil oleh seorang lelaki, seketika itu ia dengan cepat mengambil buku itu hingga terjadilah tarik menarik antara Liana dengan lelaki itu.

Lelaki itu melepas kaca matanya dan menatap tajam kearah Qiara seraya berkata, "Aku yang pertama mengambil buku ini, jadi ini milikku!"

"Aku yang lebih dulu melihatnya jadi ini miliku!" Jawab Qiara yang tidak mau mengalah.

Lelaki itu memperhatikan Qiara dari atas ke bawah yang masih menggunakan seragam sekolahnya. Tiba-tiba ia merasa pernah bertemu Qiara, namun dia tidak mengingat apapun. Qiara pun memiliki perasaan yang sama saat melihat bola mata kecoklatan milik lelaki itu.

'Aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana? 'Batin Qiara dengan eskpresi heran.

Merasa di perhatikan oleh lelaki itu, Qiara merasa kesal dan langsung mengumpat tanpa kontrol.

"Dasar lelaki tua mesum, ngapain kamu memandangiku seperti itu?"

"Anak kecil, kamu sebaiknya baca cerita kartun yang lebih cocok denganmu. Sementara buku yang kamu pegang itu sangat tidak cocok denganmu!" ucap lelaki itu dengan sinis.

Qiara merasa di rendahkan, dengan tenaga yang kuat dia berusaha merebut buku itu, tapi bukannya dapat dia malah terpental jatuh ke lantai, secara dia tidak akan bisa mengalahkan tenaga lelaki tinggi itu.

"Hey, Kamu menyakitiku, dasar bajingan tua!" teriak Qiara seraya menunjuk kepada lelaki itu.

Lelaki itu menyeringai kearah Qiaara yang masih terkapar dilantai, setelah itu ia memasang kembali kaca matanya seraya berkata sebelum pergi,"Ini sudah siang cepatlah pulang agar tidak dicari Mama mu! "

Setelah mengatakan itu pada Qiara, lelaki itu langsung pergi begitu saja menuju kasir tanpa memperdulikan Qiara yang masih duduk dilantai.

Tepat saat itu, Qiara memperhatikan cara jalan lelaki itu, dan berusaha mengingat wajahnya agar kalau dia ketemu lagi, dia bisa balas dendam padanya.

Tidak lama kemudian, Qiara berdiri dengan tegak, tepat saat itu ia mendengar suara para gadis berbisik sambil memandang kearah kasir.

Qiara pun langsung menoleh kepada kasir itu perempuan yang sedang berusaha mencuri pandang dengan lelaki itu.

"Keren banget cowok itu, tubuhnya tinggi dan seksi, kulitnya putih juga. Aku mohon liriklah aku!" Bisik salah seorang mahasiswi yang berada tidak jauh dari Qiara.

"Sepertinya dia bukan orang dari kota B kalau di lihat dari gaya berpakaian dan gelagatnya" Kata yang lainnya.

"Iya, siapa dia ya?"

"Dia itu ketua geng mafia, jangan ada yang berani dekat deh!"Ucap Qiara menimpali para gadis itu sambil tersenyum licik.

Para gadis itu langsung bergidik ngeri mendengar perkataan Qiara.

'Makan tu Mafia! Hahahaha ... 'Batin Qiara seraya terkekeh dalam hatinya.

Setelah itu, ia bergegas keluar dari toko tanpa membeli apapun karena dia sangat kesal.

Tepat saat Qiara keluar dari toko, ia terkejut karena sepedanya di serempet oleh mobil yang hendak keluar dari parkiran, dengan cepat Qiara berlari menghentikan mobil itu dengan membentangkan tangannya, untung saja mobil itu jalannya pelan.

avataravatar
Next chapter