13 Vania, Maafkan Aku

Sejujurnya, Renata takut dan tidak rela kalau masa remaja putrinya terenggut, terlebih ia adalah orang yang pernah gagal menikah dan dikhianati oleh suaminya yang kaya raya. Tapi, ia tidak punya pilihan lain karena ini keinginan putri pertamanya. 

"Pokoknya setelah menikah aku ingin bercerai. Aku ingin melanjutkan hidupku, selain itu ada lelaki yang aku cintai." Kata Qiara dengan jujur.

"Terserah kamu, yang penting sekarang kamu harus segera menikah dengan Julian. " Sahut Renata dengan terpaksa. 

Setelah Renata berusaha keras membujuk, Qiara pun langsung mengangguk dan berjalan di samping Mama dengan patuh, tapi Qiara benar-benar merasa tidak nyaman dengan gaun nya yang panjang dan berat.

Pernikahan itu di laksanakan di rumah Julian secara tertutup. 

Setelah selesai mengucapkan janji pernikahan, Julian mencium kening Qiara dengan terpaksa, begitupun dengan Qiara.

Sejak saat itu Qiara menyandang status istri Julian yang terhormat. Termasuk menjadi Nynlonya rumah di istana Julian. 

Selesai acara, Qiara langsung masuk ke kamar pengantinnya dan di dalam kamar dia tidak bisa membendung tangisnya lagi.

Tidak lama kemudian, Julian masuk ke kamar. Qiara pun segera memalingkan wajahnya dan menyeka air matanya.

"Kenapa kamu belum ganti baju?"tanya Juluan seraya melepas dasinya.

Qiara menunduk dan terdiam tanpa menjawab pertanyaan Julian.

Karena pertanyaannya tidak di jawab Julian hanya bisa menarik nafas setelah itu dia berkata lagi, "Aku mandi dulu karena aku akan segera ke Bandara. Besok supir akan mengantarmu dan Mama pulang ke kota B."

Setelah mengatakan itu, Julian langsung masuk ke kamar mandi.

'Haruskah aku menjalani ini?' Batin Qiara seraya melirik kearah pintu kamar mandi sambil menyeringai dengan jijik.

Setelah membatin, Qiara langsung berjalan menghampiri meja rias. Tidak lama kemdian, ws Qiara menghapus make up nya.

Setelah semua terhapus, Qiara mencoba melepaskan gaunnya, hanya saja tangannya gak sampai untuk membuka respetingnya. Tepat saat itu, Julian keluar dari kamar mandi dan melihat Qiara kesulitan membuka gaunnya. 

"Aku akan membantumu" Kata Julian sambil berjalan kearah Qiara.

Karena merasa kewalahan Qiara tidak menolak pertolongan Julian, dari cermin Qiara bisa melihat tubuh Julian yang indah dan berotot, rambutnya basah dengan raut wajah yang menawan, untuk sesaat Qiara merasa kagum, namun tak lama setelah itu Qiara tersadar dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. 

"Kenapa kamu tidak pakai baju?"

Julian mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Qiara.

"Aku baru keluar dari kamar mandi dan belum sempat pakai baju" Jawab Julian sambil membuka resleting Qiara. 

Ketika resleting berhasil di buka, untuk sesaat hasrat kelelakian Julian tergoda melihat punggung mulus Qiara. Namun, ia segeravmemalingkan wajahnya karena ia tidak mungkin menyerang Qiara yang belum bisa menerimanya.

"Sudah selesai sekarang kamu bisa mengganti bajumu di kamar mandi!. " Kata Julian sambil berjalan menuju ruang pakaian. 

"Terimakasih!" Setelah megatakan itu Qiara bergegas masuk kamar mandi dengan membawa pakaian gantinya. 

~Ruang Pakaian~

Julian berdiri didepan cermin dengan sembari mengenakan kemejanya. Otot perutnya yang seksi terlihat dari cermin ketika ia belum mengancing kemejanya.

'Vania sayang, bukan pernikahan seperti ini yang aku impikan? Aku ingin dirimu dan namamu yang aku sebut ketika mengucap janji pernikahan. Aku selalu bermimpi kalau kamulah yang akan menemaniku di kamar pengantin, menatapku dengan penuh cinta, mencium tanganku dan membantuku mengenakan baju dan dasi ini, Vania aku merindukanmu sayang' Batin Julian dengan tatapan yang berkaca-kaca. 

Setelah rapi, Julian langsung keluar tanpa menunggu Qiara keluar dari kamar mandi karena dia hampir terlambat.

"Di mana istrimu Julian?" Tanya Renata ketika melihat Julian akan keluar dari rumah. 

"Sepertinya dia kelelahan, sehingga iantertidur dengan sangat nyenyak. Tolong jangan di ganggu! Biarkan dia istirahat. Aku harus berangkat ke Amerika sekarang. Besok sopirku akan mengantar Mama dan Qiara pulang ke kota B. " Jawab Julian dengan ramah. 

"Terimakasih! Berapa lama kamu akan pergi?" Tanya Renata lagi dengan penasaran.

"Mungkin, tiga bulan. Tapi, kalau aku sudah pulang aku pasti akan mampir ke kota B, titip istriku ya Ma!"jawab Julian sambil menunjukkan hormathya kepada mertuanya. 

"Sayang kalau kamu sudah sampai tujuan tolong kabari Mama ya!" Kata Sarah yang tiba-tiba muncul. 

"Tentu saja. Mama jaga kesehatan dan ingat pesan Papa! Selain itu, aku akan mmebawa Nathan pulang ke rumah untuk menemani Mama." Kata Julian sambil memeluk Sarah dengan hangat. 

"Iya, Mama pasti ingat. Tapi, kamu tidak boleh memaksa adikmu untuk kembali karena kamu tabu betul bagaimana watak Nathan jika dia di paksa. " kata Sarah sambil tersenyum sekaligus khawatir pada kedua anak lelaki nya itu. Hal Yang paling dia takuti adalah, kedua anaknya menjadi tidak akur.

avataravatar
Next chapter