14 Bermain Bersama Teman

Jhonatan adalah satu- satunya adin lelaki Julian yang sekarang tinggal di London karena ngambek tidak diizinkan menjadi penyanyi oleh Papa nya yang seorang calon perdana Menteri Inggris. 

"Aku melihatnya tumbuh dari kecil hingga remaja. Jadi, bagaimana mungkin aku tidak tahu bagaimana watak adikku sendiri. Mama tenang saja, aku tidak akan memaksa Nathan. Baiklah, aku akan pergi sekarang. " Kata Julian sambil memeluk ibunya. 

Julian sangat mengerti perasaan Mama nya yang hanya ingin membuat anaknya bahagia dan melindunginya agar tidak terluka. Oleh karena itu, Julian mengambil peran Mama sama Papa nya untuk menjaga dan mengurus semua masalah yang di perbuat oleh Nathan.

"Kamu hati-hati ya sayang! " ucap Sarah sambil mengecup kening Julian yang sudah menunduk di hadapannya itu.

"Oke." sahut Julian sambil tersenyum manis kepada Mama dan Ibu mertuanya itu.

Setelah berpamitan, Julian langsung masuk ke mobil namun sebelum itu dia menatap kearah pintu rumah, dia masih membayangkan seandainya yang dia nikahi adalah Vania pastinya dia akan melihat Vania berdiri di depan pintu melepas kepergiannya dengan senyuman, tapi sayang itu hanya bisa hidup dalam mimpi dan hayalannya semata.

'Vania, maafkan aku karena sampai detik ini aku masih menyimpan namamu di hatiku dan mungkin ini untuk selamanya. Aku mohon jangan salahkan aku jika aku belum bisa menerima kehadiran Qiara sepenuhnya! Tapi, aku janji akan menjaganya untukmu'

Setelah bergumam Julian langsung menutup kaca mobilnya lalu meminta sopir untuk menjalankan mobilnya dengan cepat.

Tidak lama kemudian, mobil mewah Julian melaju meninggalkan rumah besarnya yang luas dan mewah.

Sementara itu, Qiara langsung tidur setelah mandi tanpa memperdulikan dimana suaminya saat itu karena dia benar-benar tidak mau tahu.

~Keesokan paginya~

Sopir Julian mengantar Qiara dan Renata pulang ke kota A, sedang Sarah memilih kembali ke rumah besarnya. 

~Kota B~

Sampainya di rumah, Qiara langsung merebahkan tubuhnya di sofa tepat saat itu dia menerima telpon dari Valen. Qiara pun tersenyum lalu bergegas menggeser icon warna hijau di ponselnya.

"Qiara, kamu lagi di mana?" Suara khas Valen terdengar dari seberang telpon.

"Aku ada di rumah. Ada apa kamu menelpon? " Jawab Qiara sambil tersenyum.

"Kaji mengajakmu main, bagaimana? " Kata Valen dengan histeris sebab mereka sudah lama tidak bermain. 

"Oke, 5 menit lagi kita ketemu di persimpangan jalan menuju sekolah! "

"Oke."

Setelah menutup telpon, Qiara langsung berlari ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya dengan baju kaos merah dan celana jins selutut dilengkapi dengan sepatu putih, tak lupa juga rambut pendeknya di kuncir kuda biar gak mengganggu.

"Mau kemana lagi? Kita kan baru pulang? " tanya Renata ketika melihat putrinya sudah rapi dan terlihat sangat centil. 

"Mau main sama Valen dan Jesica. " Jawab Qiara dengan jujur.

"Di mana cincin pernikahanmu? Kenapa tidak dipakai? " Tanya Renata dengan sinis. 

Qiara tersenyum sambil berkata, "Kemarin aku memakainya karena baru selesai menikah. Sekarang, aku kembali ke duniaku, jadi cincin itu aku simpan di laci" 

"Kenapa kamu melepasnya? Ingat! Kamu itu sudah menikah, meskipun suamimu jauh tapi kamu harus tetap menjaga kehormatanmu, sekarang gunakan kembali cincinmu!"seru Renata dengan tegas.

"Mama juga harus ingat kalau pernikahan Qiara dan Julian itu hanya status dan tidak lebih dari itu" Kata Qiara lagi dengan santainya. 

"Qiara kenapa kamu belum juga bisa bersikap dewasa sih sayang? Mau gak mau kamu itu harus menerima kenyataan kalau kamu itu bukan anak gadis lagi yang bebas keluyuran. Tunggu sampai kamu bercerai!"Ucap Renata dengan kesal. Bagaimana pun juga, putrinya sudah menjadi istri walaupun dia masih remaja. 

"Itu Mama sudah tau, anak belum dewasa sudah dinikahkan sama orang tua. Sudahlah, Qiara mau pergi sekarang. Bay Ma! "

Setelah mengatakan itu, Qiara melarikan diri dari Mama nya sambil tertawa tanpa meperdulikan nasehat Mamanya.

Tidak lama setelah itu ia mengendarai Sepeda kesayangannya menuju pintu keluar.

Renata merasa bersalah, menghadapi situasi ini dia tau betul sikap Qiara tapi bagaimana dia harus menasehati Qiara tentang bagaimana seorang istri bersikap.

~Simpang Jalan~

"Qiara ... Kami disini! " Teriak Valen sambil melambaikan tangannya kearah Qiara.

Qiara tersenyum dan langsung mengayuh sepedanya menuju tempat teman-temannya.

"Hallo, kita mau kemana? " Sapa Qiara setelah turun dari sepedanya.

Mendengar pertanyaan Qiara. Valen langsung tertawa keras sambil memegang perutnya. Seketika itu, Qiara dan Jesica kaget karena Valen tertawa begitu tiba-tiba.

"Kenapa kamu tertawa? Apakah ada yang lucu? "Tanya Jesica dengan heran. Sedang Qiara hanya memperhatikan Valen dengan ekspresi yang rumit karena dia benar-benar tidak bisa menebak apa yang membuat Valen tertawa.

"Pertanyaan Qiara mengingatkanku pada Dora dan monyetnya yang selalu bertanya, mau kemana kita. Hahhaha... " Jawab Valen sambil tertawa dengan keras. 

avataravatar
Next chapter