17 Milik Siapa?

'Tidakkah Julian buta? Di sini ada gadis cantik yang jarang sekali mengajak seorang lelaki ngobrol, tapi dia malah nyuekin? 'Batin Sherly seraya menelan minumannya.

Sherly benar-benar mengagumi sosok Julian yang kalem dan tenang, selain itu Julian juga, terkenal cerdas.

Sherly sudah jatuh cinta pada Julian saat mereka duduk di bangku SMA, sayang dia dulu harus sakit hati karena Julian lebih memilih Vania dari pada dirinya. Tapi sekarang dia punya kesempatan lagi karena dia tau kalau Vania sudah meninggal.

"Maaf saya lama, tadi saya harus menelpon keluarga sebentar!". Ucap Julian dengan sopan pada Klien nya.

"Santai saja! Oh iya, selamat karena proposal anda di setujui oleh Tuan David, tapi sayang beliau tidak bisa hadir hari ini, karena masih sibuk mengurus pernikahannya"Jelas Mike yang merupakan asisten David.

Julian tersenyum karena David menyetujui proposalnya, dan sekrang tinggal penandatangani kontrak bersama perusahaan berlian terbesar di London itu.

"Tidak apa-apa, mendengar berita itu saja saya sudah senang".

"JJ Grup adalah perusahaan besar di kota A, tentu saja Tuan David langsung menerimanya. Terlebih, anda selalu di puji oleh Tuan Kim yang merupakan Presiden KI Grup. "Ucap Mike dengan bangga.

"Kalau soal itu saya kurang tau, tapi perusahaan saya sering menjalin kerja sama dengan KI Grup, mungkin menurutnya saya pantas di rekomendasikan" Jelas Julian.

"Saya yakin Tuan Kim tidak akan merekomendasikan orang yang salah. Oh iya saya ingin tau dong, apa alasan anda tertarik dengan Diamond Grup?"

"Saya tertarik karena Mama saya pecinta perhiasan terutama berlian. Selain itu, Tuan David pernah mengadakan pameran berlian di kota A setahun yang lalu. Dari situ aku berminat untuk merambah ke bisnis perhiasan,"jawab Julian sambil tersenyum manis.

"Alasan yang masuk akal, ada satu lagi yang membuat saya penasaran, tentang KI Grup perusahaan asal korea itu, katanya anda yang berhasil mendapat kontrak yang sangat sulit tahun lalu. Bagaimana anda bisa melakukannya. Padahal, Tuan Kim terkenal sangat ketat dan sulit di temui. Selain itu, dia tidak segan melempar proposal suatu perusahaan yang menurutnya jelek. Tapi, anda begitu mudah diterima bahkan sampai di rekomendasikan".

Mendengar perkataan Mike, Julian tersenyum sambil memperbaiki duduknya seraya berkata, "Tuan Kim bukanlah orang yang seperti kebayakan orang katakan! Dia hanya teliti dan tidak menyukai kesalahan, saya tertarik dengan kecerdasannya dalam melihat peluang, dan kebetulan juga dia tertarik dengan kota A sehingga dia menyetujui proposal saya".

"Sepertinya anda cukup mengenal Tuan Kim. Baiklah, kalau begitu senang bisa menjalin kerja sama dengan pemuda hebat seperti Tuan Ju ini. Ngomong-ngomong setelah ini tuan Julian mau kemana?"

"Saya ada janji temu di Jerman bersama tuan Kim sekalian menghadiri lelang".

"Bagaimana kalau kita berangkat bersama? Kebetulan saya di minta Bos David untuk mewakili dirinya datang ke lelang itu?".

Dengan senang hati Julian mengangguk, setelah pertemuan singkatnya itu, mereka berdua langsung brangkat ke Jerman.

Di tengah perjalanan, hati Julian merasa tidak tenang, dia rindu Vania tapi dia juga harus ingat pada Qiara yang sudah menjadi istrinya.

~Kota A~

Sementara itu di kota A. Qiara sudah rapi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. Namun, ia sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat.

"Mama, Qiara mau tanya dong?"ucao Qiara sambil mengunyah makanannya.

Mendengar perkataan putrinya, Renata langsung menghentikan makannya lalu melihat putrinya.

"Mau tanya apa?".

"Kemarin aku cek saldo rekeningku, aku kaget karena isinya banyak banget, sekitar lima puluh jutaan, apakah itu milik Mama! " Tanya Qiara dengan heran.

"Itu bukan milik Mama.". Jawab Renata dengan ekspresi datar seolah dia sudah tahu tentang uang itu.

"Kalau bukan milik Maa, lalu punya siapa? Qiara Jadi takut Ma?".

"Kenapa tidak Kamu tanyakan pada suamimu? Karena kemarin sebelum pergi, dia nanyain nomer rekeningmu sehingga Mama langsung memberikannya. "Jawab Renata.

"Benarkah? Bagaimana dia bisa punya uang sebanyak itu? Jangan-jangan uang itu hasil dari mencuri. Apakah Julian itu seorang Mafia? "

Mendengar perkataan Qiara, Renata langsung memukul meja dengan sendok yang di pegangnya sambil menggertakan giginya.

"Astaga... Kenapa Mama memukul meja? Qiara jadi terkejut tahu. Bagaimana kalau Qiara jantungan terus mati?"

"Karena kamu berani menuduh suamimu seperti itu. Tentu saja Mama marah karena Mama mengenal Julian dengan sangat baik. "

"Kalau begitu, kenapa bukan Mama yang menikah dengannya? " Ucap Qiara dengan ketus.

"Qiara... Kamu.. "

Kemarahan Renata sudah sampai pada puncaknya, seketika itu kepalanya menjadi sakit sehingga ia tidak mampu melanjutkan kata-katahya.

Melihat Mamanya merasa sakit, Qiara bangun dari duduknya lalu memberinya minum sembari memijat-mijat kepala Mama nya. "Qiara minta maaf ya Ma kalau perkataan Qiara ada yang salah."

"Qiara, kamu sebentar lagi tamat SMA, tapi kenapa kamu masih seperti anak kecil aja sih sayang? Perasaan kakakmu dulu waktu SMA tidak seperti ini. Sekarang kamu berkata buruk tentang suamimu tanpa kamu mencari tau sebelumnya, di tambah lagi kamu bermain-main dengan kata-kata kematian, apa kamu tidak mikir apakah Mama akan sakit jika kamu seperti itu? "Kata Renata Sambil mengatur nafasnya yang mulai tidak beraturan.

avataravatar
Next chapter