webnovel

Aku Tidak Mau Menikah.

Qiara tersenyum bingung, tapi dengan patuh dia duduk di dekat Sarah tanpa banyak tanya.

"Sayang apa kamu sudah membaca pesan Vania?"Tanya Sarah seraya membelai rambut Qiara. Qiara terkejut dan tidak menyangka kalau Sarah mengetahui tentang surat itu.

"Bagaimana tante bisa tau?"Tanya Qiara seraya mengerutkan keningnya.

Sarah tersenyum sambil menggenggam tangan Qiara seraya berkata, "Tentu tante tau, karena lelaki yang di inginkan oleh Vania adalah anak tante, namanya Julian"

"Bagaimana sayang, apa keputusanmu? Apakah kamu mau menikah? "Tanya Renata dengan perasaan yang lega dan penuh kemenangan. Karena, jika suaminya tau tentang Julian yanh sehat, kemungkinan dia akan sangat menyesal.

"Menikah? Apa Mama gila? Qiara baru saja berusia 17 tahun dan memiliki banyak mimpi. Haruskah aku menikah dengan lelaki yang lebih tua dua belas tahun dariku?" Air mata mengalir diwajah Qiara karena tidak menyangka kalau Ibunya akan meminta hal yang tidak pernah dia

"Setidaknya, kamu menikah dulu. Setelah itu kamu boleh bercerai dan melanjutkan mimpimu!"Jawab Mama tanpa emosi.

Sarah tidak keberatan melihat Renata dan Qiara berbisik di depannya, karena dia tau situasinya.

"Apakah tidak ada cara lain Ma?"Renata menggeleng seraya menjawab, "Tidak sayang"

Qiara menunduk dan terdiam sejenak, hatinya menjerit mengatakan tidak tapi fikiran dan rasa sayangnya pada Vania mendorongnya untuk membuat keputusan berani meski itu terpaksa.

"Aku mau menikah dengan syarat, pernikahan ini hanya keluarga yang tau dan itu harus di laksanakan di kota A. Aku tidak ingin tinggal bersama Julian sampai aku selesai SMA, dan juga aku ingin tetap kuliah tanpa ada yang tau aku sudah menikah, jika Julian tidak tahan dengan sikapku maka dia boleh menceraikanku". Kata Qiara dengan lantang.

"Ini hanya pernikahan rahasia!" Ucap Julian dengan ekspresi yang dingin sebab ia juga terpaksa melakukan pernikahan ini. Menikah sama gadis kecil apa dia gila?

Julian berajalan dari arah belakang Qiara, karena dia habis dari luar menerima telpon.

Mendengar suara yang lumayan Qiara kenal, langsung saja dia berbalik melihat ke sumber suara, seketika itu Qiara terkejut melihat Julian.

"Kamu? Bukannya kamu lelaki di toko buku?"

"Gadis kecil, apakah kamu yang bernama Qiara?" tanya Julian yang juga terkejut melihat wanita yang akan dia nikahi.

"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Sarah dan Renata dengan bersamaan.

"Hanya tidak sengaja bertemu!"Jawab Julian sambil duduk.

"Tante, apakah dia anak tante yang aka menikahiku? "tanya Qiara dengan mulut yang bergetar.

"Iya, dia calon suamimu. Namanya, Julian Alvero!" Jawab Sarah sembari menatap putranya sambil tersenyum.

Mendengar jawaban Sarah, Qiara terkejut bukan main, karena semenjak kejadian di toko buku, ia sudah membenci Julian, perasaan itu muncul begitu saja karena Julan mengingatkannya pada lelaki yang tidur bersamanya pagi itu dalam keadaan telanjang.

Qiara masih belum mengerti kenapa dia tiba-tiba berada disebuah kamar hotel dengan telanjang bersama seorang lelaki asing.

"Aku tidak mau menikah dengan lelaki itu Ma, dia bukan orang baik. " Qiara merengek pada Renata dengan mata yang berkaca-kaca.

"Qiara ... Jaga ucapanmu, mereka masih bisa dengar. " Kata Renata.

"Tidak apa-apa Renata! Wajar Qiara mengatakan Julian tidak baik karena dia belum mengenalnya. Jadi, dia hanya perlu mengenal Julian lebih dalam lagi agar dia tahu sifat Julian yang sebenarnya. "Kata Sarah sambil tersenyum pada Renata.

"Benar itu sayang! Kamu hanya perlu mengenal Julian." ucap Renata meyakinkan Qiara.

Mendengar perkataan Renata, Qiara hanya mennunduk sambil meremas surat waisat yang ia pegang.

/Sementara itu, Julian merasa sudah bosan dan kesal ketika mengetahui kalau orang yang akan dia nikahi adalah gadis tengil, sombong, dan tidak sopan yang ia temui di toko buku.

"Sudah larut malam, kami akan pulang dulu. Sabtu depan akan ada sopir yang menjemput kalian. Soal persiapan pernikahan, aku yang akan mengurusnya."Kata Julian sambil melihat Renata tanpa ekspresi.

"Benar juga. Baiklah, kami akan pulang sekarang. Sampai ketemu di kot A! "Kata Sarah seraya berdirk lalu memeluk Renata dengan hangat.

"Hati-hati di jalan! " ucap Renata setelah melepas pelukan Sarah.

"Iya. "

Setelah itu, Sarah dan Julian bergegas pergi meninggalkan rumah Qiara. Sedang Qiara yang sedari tadi duduk diam tidak mau mengantar Sarah dan Juluan sampai depan pintu karena dia masih tidak percaya kalau hari ini akan datang.

"Mama, Qiara tidak mau menikah dengan orang tua itu. Qiara masih muda dan ingin mengujutkan mimpi Qiara menjadi gamer terkenal yang tidak hanya bisa bermain melainkan menjadi pencipta game terbaik di dunia. Tidak hanya itu, Qiara ingin menjadi pelukis. Semua tidak akan bisa terwujut jika aku mekah. Lagi pula, aku tidak mengerti apa itu pernikahan. "

Qiara meremgek sambil memegang lengan Renata yang lagi sibuk mencuci gelas di dapur.

Mendengar rajukan Qiara. Renata langsung memeluk putrinya dengan ekspresi khawatir akan mengganggu mentalnya. Tapi, dia tidak punya pilihan.

"Sayang, Mama juga tidak mau melihatmu menikah. Mama masih ingin melihatmu kuliah sampai selesai dan menikmati masa remajamu. Akan tetapi ini adalah wasiat kakakmu, Mama tidak sanggup mengecewakannya. Lagi pula, seorang perempuan tidak cocok menjadi gemer. Tapi, setelah menikah kamu masih bisa menjadi pelukis dengan bantuan suamimu. "Kata Renata seraya mengelus-elus rambut Qiara.

"Pokoknya Qiqi tidak mau menikah, apalagi dengan lelaki kejam itu. Apakah Qiara harus mati seperti kakak agar terbebas dari wasiat itu?" ucap Qiara seraya mendongak menatap Renata dengan berderai air mata.

"Qiara ... Jangan pernah mengatakan itu. Lebih baik Mama yang mati daripada kehilangan anak lagi. Lagi pula, kamu tinggal menikah saja selama setahun, setelah itu kamu boleh minta cerai. "Kata Renata dengan sinis.

Hatinya masih terluka parah oleh pahitnya kehilangan putri yang dia cintai. Sekarang, anak bungsunya malah ingin mati, lalu apa artinya dia hidup?

"Mama benat juga, bukankah tujuan menikah itu untuk bercerai. Jadi, setelah aku menikah bolehkah aku meminta cerai? Yang penting aku sudah memenuhi wasiat kakak." tanya Qiara seraya menyeka air matanya.

"Iya, kamu boleh minta cerai setelah kamu berumah tangga selama 10 tahun bersama Julian!" Jawab Renata sambil berharap Qiara akan berubah setelah berumah tangga selama sepuluh tahun bersaam Julian. Dia tidak mau anaknya merasakan pahitnya perceraian.

"Kenapa harus 10 tahun?" Tanya Qiara lagi karena wakti 10 tahun adalah waktu yang sangat lama.

Next chapter