119 Chapter 32

Happy weekend!

Semoga weekend kita menyenangkan #dirumahaja

____________________________________________

"Empat kaki besar muncul dari lingkaran sihir lima lapis itu!"

"Apa lagi sekarang!? Musuh!?"

"Tidak... Satu monster saja sudah mengerikan... Apalagi dua... Meskipun kuat, Golem itu tidak akan mampu melawan dua monster raksasa sekaligus... Apalagi sepertinya satu lawan satu saja sudah hampir kalah...

"Empat kaki besar itu... Semakin keluar dari lingkaran sihir! Itu... Itu... Milik seekor monster!"

"Jangan-jangan..."

"Tidak salah lagi! Itu seekor naga! Dan dengan ukuran sebesar itu, itu adalah Common Dragon! Monster kelas C!"

"Gawat! Kenapa semua monster-monster kuat bermunculan di sini!"

Melihat sosok yang keluar dari lingkaran sihir tersebut, semua orang di sekitar Kota Arvena ketakutan. Beberapa malah panik dan kehilangan akal sehatnya.

Terang saja, seekor Common Dragon tiba-tiba keluar dari lingkaran sihir lima lapir yang besar di langit. Siapa yang tidak mengenal keganasan monster yang bernama Naga? Minor Dragon saja sudah mengerikan dan buas. Sepak terjang membabi buta dari seekor Naga sudah bukan rahasia lagi. Kali ini, seekor Common Dragon tiba-tiba muncul. Siapa yang tidak mengetahui hal ini?

Setelah seluruh tubuh Common Dragon itu keluar dari lingkaran sihir, semua orang tanpa sadar langsung menahan nafas karena rasa takut yang melingkupi tubuh mereka.

Dragon Aura!

Jiwa-jiwa yang lemah tidak akan mampu melawan tekanan mental dari Dragon Aura yang dipancarkan oleh seekor Common Dragon meski dari kejauhan. Efek Fear yang sangat kuat membuat tubuh mereka menjadi kaku. Untuk menggerakkan sendi agar dapat berjalan saja rasanya sangat sulit.

***

Sementara di lokasi pertempuran Adamantium Golem melawan Geodam...

"Syl! Lihat di sana! Ada Common Dragon muncul! Sepertinya Common Water Dragon..."

"Sial. Ngelawan ini aja susahnya minta ampun, malah nambah lagi..." Syla menggerutu, tapi tetap fokus memberikan serangan-serangan magic kepada Geodam tanpa henti.

"Kak Syla, Kak Ren, fokus ke Geodam aja! Mana-ku udah banyak yang keluar untuk mengendalikan Golem ini! Kita nggak bisa menyeret pertarungan ini menjadi terlalu panjang!"

Geodam dan Adamantium Golem masih terus bertarung. Pertarungan terdahsyat antara dua monster raksasa yang sangat jarang terjadi sebelumnya, kini sedang terjadi dan disaksikan jutaan pasang mata dari kejauhan.

Water Dragon yang baru keluar dari lingkaran sihir lima lapis, langsung terbang mendekati Geodam dan Golem.

Dan yang tak mereka duga sebelumnya, terjadi. Anggapan mereka bahwa Water Dragon adalah monster liar yang tiba-tiba muncul, mengancam mereka, ternyata salah. Kenapa salah?

Karena, setelah sampai pada jarak serangnya, Water Dragon itu langsung menembakkan Breath Attack tepat ke tubuh Geodam. Tembakan energi water magic yang sangat kuat menghantam Geodam, membuatnya sedikit tertatih ketika menerimanya.

"Eh? Naga itu bantuin kita?" Syla sedikit bingung melihat yang terjadi.

"Kayaknya iya, Syl." Ren menjawab dengan cukup tenang.

Dari awal pertempuran, Ren tidak hanya diam saja menjadi penonton di dalam cabin kepala Adamantium Golem. Tapi Ren secara terus-menerus mengeluarkan Dimension Magic yang baru saja dikembangkannya untuk melindungi bagian-bagian vital dari Adamantium Golem dari semua serangan Geodam.

Skill Trans-Dimensional Storage miliknya telah berhasil ia modifikasi sedemikian rupa. Ia sekarang sudah mampu membuka dan menutup gerbang antar dimensi untuk melindungi Golem dari proyektil-proyektil serangan Geodam. Tapi karena masih belum sempurna, ia belum bisa melindungi Golem secara sempurna.

Ketiga wanita ini berkoordinasi dengan baik. Aesa bertugas menggerakkan fisik dari Adamantium Golem. Syla bertanggungjawab atas serangan magic yang dilancarkan Golem. Dan Ren bertugas melindungi bagian vital dari tubuh Golem, terutama bagian luar kabin kepala dan kabin dada Golem.

Kembali kepada Water Dragon, serangannya terhadap Geodam sudah berhasil menurunkan kekuatan Geodam hingga taraf yang dapat terlihat. Serangan berelemen air telah membuat tubuh Geodam yang terbentuk dari batuan dan tanah tersebut menjadi kurang stabil. Ibarat istana pasir di tepi pantai yang disiram ombak, Geodam pun perlahan meluruh.

"Aesa! Serang!" Syla berteriak memimpin serangan yang akan mereka lakukan bersama.

"Hiyaaah!" Aesa merespon dengan teriakan sambil melontarkan pukulan dari Golem menggunakan momentum tertinggi.

Di saat yang sama, Syla kembali mengeluarkan Phoenix Flame beruntun, sambil berteriak, "Phoenix Flame!!! Heyaaaaaahhh!!!"

Syla yang memiliki job class Magus, yaitu evolusi dari job class Mage, menembakkan skill magic elemen api tingkat atas terus menerus tanpa jeda. Kekuatan setiap serangan yang dilancarkan pun sudah jauh berada di atas kekuatan seorang Mage terkuat sekalipun.

*DEBUMMM!!!*

*BLARR BLARR BLAARR BLAAR BLARRR BLAAARRR!!!*

Geodam yang bagian-bagian tubuhnya mulai meluruh akibat serangan Water Dragon sebelumnya, kini termundur beberapa langkah hingga akhirnya jatuh terduduk.

*BLEGAAARR*

Bunyi dan getaran hebat akibat jatuhnya Geodam dapat dirasakan hingga Kota Arvena yang berjarak sekian kilometer dari lokasi pertempuran.

Water Dragon dan tim Adamantium Golem tidak berhenti menyerang Geodam. Serangan fisik Golem, serangan fire magic Syla, dan Breath Attack dari Water Dragon terus ditembakkan ke arah Geodam.

Geodam kini hanya berbentuk lumpur di kubangan. Dengan sebuah Monster Core yang terlihat seperti sedang berusaha menarik kembali tanah dan pasir menjadi gunung lumpur.

"Syla! Serang Monster Core itu!" Kata Ren yang terus memperhatikan dengan seksama dari tadi.

"Ren! Arcane Dragon Bow-ku!"

Mendengar permintaan Syla, Ren langsung mengambil bow khusus milik Syla yang merupakan pemberian dari Arka, yang disimpan di Trans-Dimensional Storage. Melalui celah yang menghubungkan kabin kepala dengan kabin dada Adamantium Golem, Ren melemparkan Arcane Dragon Bow yang sudah digabungkan dengan Arcane Dragon Dagger milik Syla.

Arcane Dragon Bow adalah busur panah yang terbuat dari tanduk Salamander. Tanduk Salamander adalah bahan magis yang dapat menyalurkan energi magic penggunanya secara sempurna, dengan kekuatan yang sangat tinggi untuk mengemban asupan energi yang sangat besar sebelum ditembakkan.

Sedangkan Arcane Dragon Dagger adalah belati yang juga terbuat dari Tanduk Salamander. Namun di bagian antara gagang dan pangkalnya sudah dipasangkan keempat Pure Elemental Crystal yang didapat dari empat Elemental Spirit dari elemen api, air, angin, dan tanah.

Arcane Dragon Bow sendiri sudah didesain agar dapat disatukan dengan Arcane Dragon Dagger. Pada bow, telah dibuatkan slot khusus sebagai tempat ditancapkannya dagger sehingga kekuatan dari kedua senjata itu dapat mengalir menjadi satu.

Setelah disatukan, efek dari keempat Pure Element Crystal akan mengalir ke seluruh bagian bow. Efeknya adalah meningkatkan elemental damage sebesar 100%. Dengan kata lain, damage dari skill Syla yang membawa salah satu atau lebih dari empat elemen tersebut akan menjadi dua kali lipat.

"Haaaaaaaaaaaaah!" Syla melakukan charge selama beberapa detik sebelum menembak. Ia mengumpulkan energi magic miliknya sebanyak mungkin sebelum menembak Monster Core milik Geodam.

Job class lain yang dimiliki Syla, adalah Artemis. Evolusi dari job class Magic Archer. Job class Artemis ini membuat Syla lebih leluasa dalam memanipulasi energi magic ke dalam setiap tembakan panahnya. Selain itu, ia juga dapat menambah kekuatan tembakannya hingga 400% dengan melakukan charge. Setiap detik charge akan meningkatkan 100% kekuatannya.

Dan kali ini, Syla memutuskan untuk melakukan charge sampai kekuatan maksimum.

"Ultimate Nature Collision Shot!!!" Setelah selesai melakukan charge hingga 400% peningkatan kekuatan tercapai, Syla mengeluarkan skill Artemis yang menggabungkan kekuatan empat elemen sekaligus ke satu titik. Gabungan energi dari empat elemen tersebut dapat memberikan damage yang luar biasa kepada satu target.

Namun, sesaat sebelum Syla sempat melepaskan tembakan terkuatnya, sesuatu terjadi pada Geodam.

*DAAAAAARRR!!!*

Dalam hitungan sepersekian detik sebelum Syla mengakhiri nyawa Geodam, Monster Core milik Geodam meledakkan energi magic yang sangat besar. Ledakan energi tersebut membuat Adamantium Golem dan Common Fire Dragon terlempar ratusan meter dari lokasi mereka sebelumnya.

Tidak sampai di situ. Monster Core Geodam juga menarik semua tanah dan batu di sekitarnya hingga menimbulkan kawah yang besar. Wujud Geodam kembali terbentuk. Tapi tidak seperti sebelumnya.

Jika sebelumnya Geodam berukuran tinggi hingga 100 meter, kini menyusut hingga hampir seukuran Adamantium Golem.

Menyusut berarti melemah?

Naif. Pemikiran seperti itu sungguh naif. Karena yang terjadi pada Geodam adalah peningkatan kekuatan yang sangat drastis.

Ukuran tubuhnya menyusut, padahal volume tanah dan batu yang diserapnya dari sekitar lebih banyak dari sebelumnya. Ini artinya, seluruh tubuh Geodam memadat dan mengkristal. Mengeras hingga taraf yang mengerikan. Warna tubuhnya berubah menjadi hitam mengkilat seperti batu obsidian.

Kondisi seperti ini biasa disebut dengan...

Enraged!

Geodam mengamuk! Dia berubah menjadi Obsydian Geodam dengan kekuatan yang jauh lebih besar dan pertahanan yang jauh lebih keras!

Tak lama setelah perubahannya tersebut, baik Adamantium Golem apalagi Common Fire Dragon, hanya menjadi bulan-bulanan bagi Obsydian Geodam. Dilempar, dibanting, dihajar, seolah-olah Golem dan Fire Dragon itu hanyalah boneka yang sedang dimainkan oleh balita.

***

"Apa yang barusan terjadi? Kenapa monster raksasa itu tiba-tiba menjadi semakin kuat? Bukankah barusan dia sudah mau mati?"

"Apa itu? Mataku... Tidak sedang berhalusinasi, kan? Kenapa tiba-tiba keadaannya berbalik?"

"Sekuat apapun Dark Edge, mereka tetaplah manusia... Dan takdir kita semua sepertinya hanya sampai di sini... Karena kalau Dark Edge saja sudah kalah, tidak ada lagi yang bisa mengalahkannya..."

"Ti-... Tidak! Anak istriku! Kami harus pergi dari kota ini! T-tapi... Tapi kenapa kakiku sulit bergerak!? Seluruh tenaga di kakiku lenyap! Bagaimana ini!?"

"Tamat sudah... Kita tamat!"

Sementara melihat Obsydian Geodam mengamuk serta posisi Adamantium Golem dan Common Fire Dragon sedang kalah, semua orang di Kota Arvena kembali jatuh pada keadaan panik dan putus asa.

***

'Syla! Ren! Aku boleh tidur sama Gadis-Gadis Kucing di sini, nggak?'

Tiba-tiba muncul telepati dari Arka. Orang ini... Kenapa pertanyaannya benar-benar tidak pas dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat ini? Kami sedang kesulitan melawan Geodam, tapi dia malah enak-enakan sama Gadis Kucing di sana?

Sebenarnya, aku tidak begitu mempermasalahkan hal itu. Hanya saja, waktunya tudak pas!

'Arkaaa!' Aku berteriak kepada Arka via telepati karena aku merasa kesal bercampur geram mendengar pertanyaannya.

'Arka! Cepet balik ke Arvena!' Ren juga sepertinya merasakan kesal yang sama sepertiku. Ren meminta Arka segera ke sini dengan nada tinggi.

'Ok.' Arka menjawab singkat dan langsung memutus saluran telepatinya.

Semoga dia datang sebelum Adamantium Golem ini tak mampu lagi menahan serangan Geodam dan hancur. Oh... Suamiku... Lihat saja nanti. Kamu pasti kujitak.

***BERSAMBUNG***

avataravatar
Next chapter