1 Demam Panas Dan Obat

Asia merasa tubuhnya sangat tidak nyaman dan serba salah saat digerakkan selain rasanya begitu tubuhnya terasa dingin tapi panas bagian kening dan lehernya panas.

Asia tidak ingin bertemu dokter karena takut disuntik, Asia sebelumnya dengan nakalnya memang sengaja tidak menyembunyikan obat yang seharusnya dia makan di saku bajunya dan ketika Asia ketoile Asia dengan sangat pintar membuangnya.

"Mengapa tubuh mu begitu panas, apakah kau tadi sore benar-benar meminum obatnya?" tanya Bilal curiga.

Asia sebenarnya sedikit takut dengan tatapan tajam Bilal yang terlihat sangat mencurigainya tapi Asia berusaha sebaik mungkin untuk mengatakan telah minum obat karena Asia sangat takut pada tuan muda tampan ini jika sampai membentaknya lagi.

"Sudah." ucap Asia dengan pelan sambil mengeratkan selimut takut jika laki-laki yang ada dihadapannya ini mencurigainya.

"Baiklah untuk memastikannya aku akan meminta dokter untuk memeriksa keadaan mu.....," ucap Bilal yang membuat detak jantung Asia berdetak cepat karena takut jika sampai dokter datang pasti dia akan disuntik.

"Tidak aku hanya perlu istirahat, tolong jangan panggilkan dokter.....," ucap Asia yang saat ini memeluk erat tubuh besar Bilal mencegah Bilal yang sebelumnya ingin berbalik mengambil handphone untuk menghubungi dokter.

Karena memang pada saat minum obat sore ini Bilal tidak sempat mengawasi Asia karena sedang menelpon seseorang yang merupakan seorang klien bisnisnya yang meminta pergantian jadwal meeting yang dipindahkan kelainan hari.

"Ehemmm baiklah." ucap Bilal yang merasa begitu sangat senang dan menetralkan perasaannya dengan bersikap senormal mungkin saat gadis cantik yang sangat dicintainya ini tiba-tiba memeluknya.

"Saat ini aku merasa sangat dingin. Apakan aku boleh meminta sebuah pelukan dari mu...., jika aku ada dirumah ada Ayah atau ibu yang memelukku tapi saat di tempat ini aku.., maafkan aku?" ucap Asia yang saat ini kemudian baru menyadari mereka hanyalah orang asing yang baru saja bertemu beberapa kali dan Asia sudah sangat banyak merepotkan sang tuan muda tampan walaupun dingin ini.

"Aku tidak tidak akan membiarkan mu kedinginan, mengapa kau mudah sekali meminta maaf padahal kau tidak bersalah. Walaupun kau sedikit nakal yang ku yakin kau pasti belum meminum obat mu dengan benar tadi." ucap Bilal berbalik dengan lembut memeluk erat tubuh mungil Asia sebelum Asia berbalik untuk tidur memunggunginya.

"Ya Allah....., ini perasaan seperti apa yang saat ini ku rasakan. Rasanya begitu tidak asing dan nyaman....," batin Asia yang bahkan tidak bisa mengerti dengan perasaannya sendiri.

Asia merasa begitu nyaman saat laki-laki bertubuh besar ini dengan lembut memperlakukannya seperti ratu, selalu menuruti keinginan Asia yang kadang sedikit tidak masuk akal ingin cepat sembuh tapi sulit minum obat dan makanan saja sedikit.

Bilal selalu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan pada saat Asia memintanya pelukan seperti saat ini karena ini adalah momen emas yang sangat langkah bagi Bilal karena ini adalah keajaiban saat gadis cantik yang keras kepala ini meminta hal manis seperti sebuah pelukan pada Bilal.

"Kau harus tetap meminum ulang obat mu dihadapan ku, kebetulan pelayan telah datang membawa makanan mu...., kau akan makan dan minum obat jika tidak aku akan memanggil dokter untuk memberikan mu obat lewat suntikan saja." ucap Bilal yang tentu saja melakukan segala cara agar gadis cantik ini mau minum obat karena obat yang diresepkan oleh dokter beberapa waktu yang lalu sangatlah pahit membuat Asia malas untuk meminumnya.

"Kau mengencam ku....," ucap Asia dengan kesal Asia pikir dengan memeluk laki-laki menyebalkan ini Asia akan terbebas dari minum obat yang pahit itu nyatanya sama saja.

"Tidak aku hanya ingin kau cepat sembuh...," ucap Bilal dengan lebut mengusap puncak kepala Asia sedangkan Asia hanya menatapnya dengan tatapan malas.

"Aku menyuapi mu makan dan membantu mu minum obat." ucap Bilal yang tentu saja bukan bertanya memberikan sebuah pernyataan mutlak.

"Aku bisa....," ucap Asia yang ingin menolak tapi laki-laki bertubuh besar ini terlihat begitu bersemangat untuk menyuapinya dan mengawasinya.

"Buka mulut dan makan atau kau ingin ku suapi langsung tanpa mengunakan sendok?" ucap Bilal yang saat ini sambil menyeringai licik yang membuat Asia kesal sekaligus takut karena pria berbadan besar ibu tidak pernah bermain-main dengan ucapannya.

"Aaammmm..., pahit." batin Asia tapi tetap menelan makanannya dengan cepat karena tidak ingin rasa pahitnya semangkin lama.

"Pintar setidaknya dirimu sudah makan 3 sendok makan dengan baik dan sekarang minum obat." ucap Bilal yang tidak ingin memaksa Asia makan lagi setelah tiga sendok yang telah berhasil dimakan oleh Asia itu sudah cukup baik saat Asia tidak muntah karena makan yang dia berikan.

"Obatnya terlalu banyak dan besar-besar aku tidak bisa meminumnya langsung....," ucap Asia yang saat ini merasa ragu menelan 4 jenis obat yang berukuran cukup besar bagi Asia dan baunya saja begitu pahit.

"Kau ingin minum sekarang dengan caramu atau kau ingin aku membantumu dengan cara ku?" ucap Bilal saat ini menyeringai licik mengunakan cara andalannya untuk memaksa gadis cantik ini agar mau minum obat.

"Tidak. " ucap Asia dengan tegas lebih menyukai saat dirinya harus menelan obat pahit ini sendiri karena batuan licik dari laki-laki bertubuh besar ini membuat Asia merasa takut.

Bilal terkekeh geli ternyata Asia menjadi begitu penurut hanya dengan ancaman kecil darinya padahal Bilal hanya berlaku iseng tidak akan mungkin Bilal tega membuat gadis cantik yang begitu keras kepala ini semangkin membencinya.

"Gadis pintar. Kamu telah minum obat Dengan baik dan benar." ucap Bilal yang terdengar begitu bangga pada Asia yang berhasil menelan obat yang berdasarkan resep dokter itu sekaligus walaupun wajahnya Asia terlihat begitu tersiksa karena rasa pahit yang ditinggalkan oleh obat tadi yang menempel dilihatnya.

Bilal masih kaget sekaligus bangga Bilal pikir jika gadis cantik ini akan meminumnya satu persatu tapi ternyata Asia yang tidak ingin rasa pahitnya lama langsung menelan obatnya sekaligus tanpa pikir panjang lagi padahal Bilal begitu takut jika gadis cantik ini sampai tersedak karena hal itu sangat membahayakan.

"Kau sepertinya begitu sangat senang melihat aku tersiksa...., hiks...hiks...hiks..., rasa obatnya sangat pahit....," ucap Asia yang saat ini mengadu sambil menangis di bahu laki-laki yang telah berhasil membuat Asia minum obat 4 biji sekaligus yang tentu saja sesuai dengan resep dokter.

"Kau sangat menggemaskan, aku hanya ingin dirimu cepat sembuh. Lagi pula kau sangat aneh ingin cepat sembuh dan pulang tapi tidak mau minum obat atau kau jangan-jangan sengaja ingin tinggal disini karena takut rindu pada ku....," ucap Bilal yang saat ini terkekeh geli setelah beberapa saat tidak mendapat respon dari Asia Bilal merasa heran.

"Eeeeehh, eeeh...., eeeh... udah tidur aja. Pantesan anteng." ucap Bilal yang baru ingat disalah satu obat yang diminum Asia memang ada obat tidurnya.

avataravatar
Next chapter