29 Menginap!

"Pagi Marmud..!" Sapa Lidia yang baru saja keluar dari kamar, melihat Rosa yang sedang duduk dengan berpangku tangan di atas meja makan.

"Lidi... Hoaamm..." Balas Rosa dengan mebguap kecip.

"Udah rapi aja? Mau kemana Lo Marmud?" Tanya Lidia dan menarik kursi, agar bisa duduk berdekatan dengan Rosa.

"Belum tahu. Tapi hari libur gini enaknya ngapain ya? Gimana kalau kita jalan-jalan ke mall. Nongkrong aja sambil lihat cogan, siapa tahu ada yang nyantol." Ucap Rosa, yang memiliki ide untuk acara hari libur mereka.

"Mmm... ide bagus tuh. tapi gue bayarin ya.. Hah..." Lidia dengan sengaja menghembuskan napasnya kearah Rosa, yang dengan segera menutup lubang hidungnya. "Bau tauuu!! Bau jigong!" Protes Rosa dan menjauhkan wajah Lidia dari wajahnya.

"Hahaha... namanya juga baru bangun! Lo sendiri pasti juga bau napasnya." Celoteh Lidia, dan Rosa masih saja menutup lubang hidungnya.

"Enak aja! Napas gue wangi, enggak kaya Lo yang doyan makan jengkol sama pete. Udah sana mandi! Terus kita jalan abis ini, sekalian ajak si Vita." Perintah Rosa, dan Lidia hanya mendelikkan matanya. "Ya... ya... gue mandi. Tapi bayarin ya." Ucap Lidia menyeringai.

"Ih..! Kok bayarin sih? Ogah ah!" Tolak Rosa segera.

"Kan belum gajian Marmud! Duit lo kan pasti masih banyak, ya udah deh cash bon ya, ayolah jangan pelit... Kasihanilah temanmu yang miskin ini." Lidia memohon dan meraih tangan Rosa. "Apa perlu gue sujud dulu? atau gue cium sama peluk?" Tanya Lidia dan ia mulai berusaha untuk mendekati wajah Rosa.

"STOP!!! Masa jeruk makan jeruk sih. Iya, iya... ya udah sana mandi, dan siap-siap. Sekalian bangunin Vita, kasian otaknya udah mulai beku tuh kebanyakan kerja." Ucap Rosa, dan senyuman pada Lidia semakin mengembang sempurna.

"Ma'aacih... Marmud... Lo emang terbaik. Best of the best deh pokoknya." Puji Lidia dengan berlebihan. Tapi hidung Rosa mengembang, senang dengan pujian sahabatnya itu.

Baru saja Lidia ingin beranjak dari duduknya, dan membangunkan Arvita. Wanita itu sudah muncul, dan penampilannya justru lebih rapi dari Rosa dan Lidia.

"Pagi semua." Sapa Arvita, yang melewati mereka berdua dan membuka lemari pendingin. Arvita mengeluarkan sekotak susu, dan menuangkannya pada gelas.

Rosa dan Lidia saling memandang heran, melihat Arvita meminum susunya dengan amat cepat. "Vita, Lo tahu kan hari ini... hari Sabtu. Waktunya libur?" Tanya Lidia, dan akhirnya membuat Arvita menoleh kearahnya.

"Tahu kok. Kenapa?" Tanya Arvita dan meletakkan gelas yang kosong pada wastafel cuci piring.

"Terus... Lo mau kemana? Kok sudah rapi aja? Padahal gue sama Lidia baru mau ajakin jalan ke mall, kita nongkrong-nongkrong cantik aja." Ucap Rosa dengan semangat.

"Sorry guys, gue enggak bisa. Gue mau balik kerumah." Arvita menatap kearah dua temannya, dan bingung kenapa keduanya hanya terdiam.

"Pulang kerumah? Rumah orangtua Lo Vita?" Lidia bertanya kembali. "Ya, iyalah... masa gue pulang kerumah tetangga." Jawab Arvita dengan mengerutkan keningnya.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Arvita, dan melihat Lidia yang langsung saja berbisik pada Rosa. Tidak lama mata Rosa tampak berpikir, kemudian setelahnya berbinar-binar dengan bersemangat. "Ok, fix! Kalian berdua bikin gue serem." Arvita kembali berjalan menuju lemari pendingin, melihat hanya ada sekotak biskuit keju yang bisa ia makan, sebagai sarapan paginya saat itu.

"Kali ini gue setuju dengan pemikiran lo... hehehe..." Rosa cekikikan, dan Lidia menatap Arvita dengan tatapan memohon.

"Apaan sih kalian berdua? Enggak jelas banget." Cibir Arvita, dan mulai memakan biskuit yang baru saja ia kunyah.

"Gue udah putusin, kita engga jadi jalan-jalan ke mall hari ini." Ucap Rosa lantang, Lidia yang masih berada disampingnya mengangguk cepat. "Terus? Hubungannya sama gue?" Tanya Arvita, sembari menguyah. Lidia segera mengambil kotak biskuit yang ada ditangannya, "bagi dong! kayanya enak."

"Kita bakalan ikut lo pulang kerumah orang tua Lo Vita, dan kita juga bakalan nginap disana. Jadi nanti kita bisa pulang bareng-bareng. Seru kan! Anggap aja kita bertiga lagi liburan." Rosa menaikkan alisnya, dengan senyum yang terlalu lebar.

"Yeyy... kita liburan dirumah Arvita. Tidur gratis, makan gratis, nginap gratis." Seru Lidia senang dan beranjak dari duduknya. "Nih gue balikin." Lidia menyerahkan kotak biskuit pada tangan Arvita, yang masih saja terdiam. "Gue mau mandi dulu, tungguin gue ya. Awas ya kalau kalian berdua ninggalin gue." Ucap Lidia sungguh-sungguh.

"Udah sana mandi, gak pake lama!" Ucap Rosa menimpali.

"Tunggu sebentar, kan gue belum bilang kalau kalian boleh ikut gue atau enggak." Arvita menghentakkan kotak biskuit pada meja makan, tapi percuma saja dia menunjukkan wajah marah. Karena Lidia sudah berlalu meninggalkannya, sedangkan Rosa tampak tidak peduli dengan amarahnya.

"Ya udah sih Vita, kapan lagi kita bertiga nginap dirumah orang tua Lo. Lagian Babeh Jali itu orangnya seru banget. Lo gak kasian sama gue yang gak punya orang tua, terus Lo gak kasian sama si nenek galah petualang, karena jauh dari orangtuanya." Rosa mengatupkan kedua mulutnya yang melengkung, menatap dengan tatapan melas dan memohon.

"Ahh... Ok! Tapi awas aja ya kalau kalian ngomong yang aneh-aneh, terutama sama nyokap. Nyokap gue orangnya panikan sama khawatir banget kalau soal urusan gue." Ujar Arvita, dengan nada sedikit mengancam.

Rosa segera saja berjalan kearah Arvita, mencubit gemas pipi Arvita dan menggerakkan sesuka hatinya. "Aduh Vita baik deh! Makasih ya bebeb cantik." Ucap Rosa dengan intonasi suara yang terkesan centil, membuat Arvita mengerutkan keningnya cepat.

"Kalau gitu, gue mau siap-siap dulu." Ujar Rosa, dan meninggalkan Arvita untuk menuju kamarnya sendiri.

Dengan menggunakan layanan taksi online, akhirnya mereka bertiga bergegas unuk menuju rumah Arvita. Sepanjang perjalanan Arvita tidak hentinya mendengar ocehan dari Rosa dan Lidia, mereka terus saja membuat daftar kegiatan yang menurutnya sangat konyol.

"Kamar gue kecil, jadi Lo berdua tidur di bawah. Gue tidur diatas kasur." Ucap Arvita, di sela-sela pembicaraan Rosa dan Lidia. Mereka berdua memandang dengan sikap tak peduli, kemudian melanjutkan penulisan jadwal kegiatan mereka selama dua hari dirumah Arvita.

"Iya nanti kita main Ludo abis makan ya." Ucap Lidia memberika sarannya. "Mmm... boleh juga. Taoi lo jangan main curang ya!" Rosa memperingati temannya, dan mulai menulis kembali pada catatan kecilnya.

Sesampainya didepan pintu rumah, Rosa dan Lidia tak hentinya menatap kagum pada kediaman Arvita. Menurut mereka rumah Arvita yang luas dan sederhana, mengingatkan mereka akan rumah yang ada di film "Si Doel" yang dulu seringkali mereka tonton.

Rohimah membukakan pintu, tepat ketika Arvita berteriak dan memanggil lantang dari luar. "Vita, anak enyak! Enyak gak lagi mimpi kan? Akhirnya lo pulang juga Vita... Aduh anak enyak yang cantik, bikin kangen, kok sekarang jadi kurusan sih?" Ucap Rohimah dan memeluk putrinya dengan dekapan kuat.

"Enyak jangan begitu, malu tahu! Ada teman-teman Vita nih." Arvita berusaha lepas dari dekapan ibunya, dan menunjuk kearah Rosa dan Lidia.

"Pagi tante... Saya Lidia, masih ingat kan ya?" Ucap Lidia segera mencium tangan Rohimah. "Pagi Tante... Saya Rosa yang imut dan menggemaskan, Tante juga masih ingat kan sama saya." Ucap Rosa, dan juga memberikan cium tangan pada Rohimah.

"Aduh... tentu saja nyak masih ingat, ayo masuk! Senang kalau dirumah ramai, biasanya sepi kalau enggak ada Vita." Sahut Rohimah riang, dan membiarkan tiga gadis muda itu masuk kedalam rumahnya.

avataravatar
Next chapter