1 Jejak lumpur (1)

Pagi ini aku harus menyiapkan peralatan yang akan dibawa oleh suami ku, aku sudah menikah 2 tahun yang lalu, aku belum di kurniai anak oleh Tuhan. Tapi aku dan suami ku hanya bersabar saja, dan suami ku pun tidak apa-apa jika aku belum bisa melahirkan keturunannya. Setelah aku selesai menyiapkan peralatan suami ku, aku bergerak menuju tempat tidur untuk membangunkan suami ku.

"Mas, bangun mas, ini udah jam 06.00 WIB, kamu ada rapat sekarang kan, ayok mas bangun" ujar ku pada suami ku

"Bentaran lagi ya ra, mas lagi capek, beri mas waktu 10 menit lagi ya" mas angga pun menjawab

"okee, aku beri waktu 10 menit, tapi nanti pas aku bangunin mas, mas haru bangun ya" balas ku pun, mas angga pun hanya menganguk.

Aku pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi ini, aku biasanya menyiapkan nasi goreng untuk mas angga tiap hari. ketika aku akan mengambil telur di kulkas aku melihat ada jejak kaki anak kecil di dekat kulkas. Aku pun mengikuti jejak kaki itu, sampai jejak kaki itu berhenti di bagian belakang rumah ku. Aku heran kenapa ada jejak kaki anak kecil yang berlumput padahal kemaren tidak hujan. Aku masih memikirkannya sampai-sampai mas angga memanggilku.

"Clara!!! kamu dimana sayang ??"

"Iya mas, bentar" teriak ku

aku pun masuk kedalah rumah kembali dan aku melihat mas angga sudah menyiapkan kopi yang biasanya dia minum.

"eh mas, maaf aku belum sempat bikinin kamu kopi, kamu duduk dulu ya, aku buatin roti aja ya" ujar ku ke mas angga

"iya nggak papa, mas juga lagi buru-buru sekarang" balasnya

aku sibuk dengan membuat sandwich untuk mas angga, setelah selesai aku mengantarkannya ke mas angga.

"ini mah sandwichnya, mas makan dulu, aku mau ganti baju dulu"

"hmmm" jawabnya dengan mulut penuh berisi makanan

ketika aku menaiki tangga, aku melihat lagi jejak kaki anak kecil itu, aku mengikuti sampai jejak anak kecil itu dikamar ku, aku masuk dan pintu kamar itu terkunci sendiri. aku membuka pintu itu, tapi pintu itu nggak bisa dibuka. aku berteriak memanggil mas angga. dan tiba-tiba kaki ku ditarik oleh orang ke kasur, aku tidak melihat apa-apa tapi kenapa rasanya kakiku ditarik, aku pun akhirnya berteriak.

"mas!!!"

"tolong!!!"

"mas tolong!!!"

lampu tidur pun hampir jatuh mengenai kepala ku, aku semakin berteriak. ketika lampu tidur itu akan jatuh, mas angga langsung membuka pintu itu. aku berlari dekat mas angga, mas angga memeluku.

"kamu kenapa ??" tanya mas aku kepadaku

"Clara nggak tau mas, tadi ada orang narik kaki ara mas ketika ara buka pintu mas, pintu itu tadi terkunci" jawab ku dengan tangisan

"ha ? pintu terkunci ? tadi aku bisa kok membika pintu itu" aku hanya melongo mendengar apa yang dikatakan mas angga

"mas aku nggak halusinasi loh mas, mas percayakan sama aku, aku juga tadi nampak jejak kaki anak kecil yang berlumpur mas, kita dirumah ini nggak ada anak kecil mas, terus itu jejak kaki siapa mas ?" aku semakin menangis ketika mengatakan itu

"kamu tenang ya, iya mas percaya sama kamu, kamu lihat jejak kakinya dimana, coba tunjukin ke mas" aku hanya mengangguk dan membawa mas tadi ke dapur. setelah disana, jejak kaki anak kecil itu masih ada. mas angga pun terheran-heran. keheningan menyelimuti kami berdua, sehingga mas angga jadi terkejut dan wajahnya pucat.

"mas kamu kenapa mas ??" tanya clara

" a-ku nggak pa-pa, aku pergi dulu kekantor ya, aku bentaran lagi rapat" jawab mas angga gugup dan berlari menuju mobilnya dan membawa mobilnya dengan ketinggian yang tidak rata-rata. aku heran kenapa mas angga kayak gitu.

setelah sampai di kantornya, angga menelpon seseorang sebelum turun dari mobilnya.

"halo, gimana kabar anak itu"

"....."

"apa ? kenapa bisa anak itu meninggal ?!!" angga pun emosi

"....."

"pokonya semua harus diselesaikan dengan rapi jangan sampai meninggalkan jejak" setelah mengatakan itu angga mematikan telponnya.

apakah yang akan terjadi ? tunggu selanjutnya!!

avataravatar
Next chapter