webnovel

part 1

Aku terlahir cacat dan di buang oleh kedua orang tuaku aku memiliki kembaran Alena itu nama kembaran ku dan Aku Aleta. Dia sangat berbeda denganku Dia memiliki kehidupan sempurna sedangkan Aku. Aku hanya hidup sebatangkara menjalani hidup yang suram dan Aku memiliki kecacatan di bagian tanganku, aku hanya memiliki 4 jari di tangan kiriku dan aku tidak punya tangan kanan.

Jika matahari bisa menerangi dari kegelapan, Apakah Matari juga bisa menerangi aku dari kehidupan suram? Jika batu permata begitu indah Dimata semua orang, Ketika Batu permata hancur adakah yang masih melihat betapa indahnya batu permata itu walaupun sudah menjadi Serpihan debu?

Jika ada bunga yang tidak pernah layu, Boleh aku menjadi Bunga itu. Kehidupan ini adalah neraka bagiku.

Aku dibuang oleh Orang tua ku, dan aku tinggal bersama Pamanku dan Sepupu ku. Mereka memperperlakukan aku bagaikan Binatang, aku di siksa tanpa ampun. Sejak aku berumur 4 tahun aku tinggal bersama mereka, karna keluargaku malu memiliki anak cacat sepeti ku. Paman dan Sepupuku menjadikan ku budak mereka dan Aku di jadikan aset kekayaan mereka disaat aku baru menginjak 14 Tahun.

Entahlah apa ada seseorang yang merasa kasihan padaku, setidaknya menolongku. Atau aku akan tetep menjalani Takdirku dan menunggu kebahagiaanku datang.

Aku mengingat 10 Tahun yang lalu membuatku hatiku kembali merasakan sakitnya dan tidak pernah merasa bahagia.

"Dasar anak memalukan tidak tau diri kamu hanya bisa nyusahin orang tua saja"

"Sudah cacat cuman bisa nyusahin orang tua sekarang mau mempermalukan keluarga dasar anak tidak tahu diri"

"Sebaiknya kita buang saja ma anak ini tidak berguna"

"Iya pa tapi Bagaimana kita membuangnya?"

Itu lah yang aku dengar dari kedua orang tua ku yang tega ingin membuang ku,

"Ayah ibu tolong jangan buang aku"

Itu adalah kata pemohonanku kepada mereka.

"Biarkan aku tetap bersama kalian" lanjutku tapi mereka tidak peduli dengan ucapanku.

"Masa bodo dengan anak cacat ini jika kamu mati itu adalah hal yang paling kami tunggu tunggu dari kami"

Itu lah yang aku dengar dari ayahku. Mendengar semua yang mereka ucapkan itu membuat hati hancur, air mataku tidak bisa menahan bendungan di mataku.

Mereka menyeretku kedalam mobil dan membawaku pergi, Entah kemana membawaku pergi

"Ibu kita akan kemana? Kenapa Alena tidak diajak ibu?"

Akhirnya aku membuka percakapan karena merasa kebingungan

"SUDAH DIAM KAMU ANAK SIALAN LEBIH BAIK KAU DIAM DAN JANGAN PERNAH MENYEBUT NAMA ALENA DARI MULUT ITU DASAR ANAK CACAT"

Jatuh sudah air mataku langsung membasahi pipiku entah berapa tetes air mata yang sudah ku keluarkan.

"TURUN KAMU" Tiba tiba ibuku memegang tanganku langsung diseret dari mobil,

"Turun anak SIALAN"

"Aku membuangmu aku tidak membutuhkanmu, aku berharap kau cepat mati"

Sudah berulang kali ibuku mengatakan itu membuat perasaanku sesak.

"Apa yang membuat ibu dan ayah membenciku?" Aku bertanya sambil menangis

"KARNA KAU CACAT" Jelas ibuku.

Aku kembali membuka suara "Tapi Bu aku ini cacat bukan dari kemau..." Ucapanku terpotong oleh ibuku.

"Sudah cukup aku tidak butuh penjelasan dari mu apalagi dari mulut busukmu itu"

"Sebaiknya kau pergi ANAK CACAT" aku pergi meninggalkan ibu sambil menangis.

Apa salah ku Tuhan Hingga Kau tega membiarkan aku menderita di bumi, Hati ku menginginkan kebahagian. Berharap ada keajaiban dalam hidup ku.

Hidupku semakin kacau, terutama pamanku yang selalu menyiksaku dan sepupuku yang begitu dingin dan tidak peduli denganku. Bahkan saat aku satu sekolah dengan sepupuku dan saudara kembarku mereka kasar padaku. Tidak ada yang peduli padaku, Bahkan sedikit belas kasihan tidak ada.

Besok adalah hari Ulang Tahun ku bersama Alena yang ke 13. Aku mengingat semua kenangan masa Buruk, Ya... Semua masa buruk tidak ada masa kesenangan, Tidak ada keindah dalam hidupku. Di setiap Ulang Tahunku aku selalu berdoa agar masa kelam ini segera berakhir.

Sinar Matahari mulai menusuk Mataku, Aku melihat jam dinding kamar yang sudah tua "Tidak aku telambat" waktu menentukan pukul 7.30, medengar suara hentakan kaki dari luar pintu kamar,

Tok... Tok ... Tok....

"Hei Bocah cacat.... Cepat bangun apa kau lupa hari ini ulang Tahun Alena?"

Yah Itu adalah suara Paman ku, kasar dan tidak berperasaan tapi aku menyadari aku memang cacat, Tapi bisakah tidak memanggilku seperti itu? Andai saja aku bisa mengungkapkan semua seluruh isi hati ku.

"Tidak paman aku hanya sa...."

"Aku tidak mau tau apa pun alasanmu, SEKARANG KAU BERSIHKAN RUMAH INI DAN GOSOK PAKAIAN KU DAN PUNYA AXEL"

Paman ku selalu seperti itu padaku dia melemparkan pakaiannya di muka ku. "Baik paman akan kukerjakan" itu yang aku katakan setelah itu aku langsung mengerjakan tugas ku di rumah paman ku rumah ini terlalu besar seperti istana, Disini hanya aku, sepupuku dan pamanku yang tinggal di rumah ini.

Pamanku adalah adik dari ayah ku... Sama seperti ayahku tidak memiliki hati untuku, setiap kali aku Ulang Tahun tidak ada yang mengadakan pesta untukku. Alena sangat beruntung, Andai aku sepertinya yang populer di sekolahnya, memiliki kasih sayang dari semua orang, dan yang paling aku sukai dia selalu mendapatkan kasih sayang dari orang tuaku, itu yang paling aku inginkan terdakadang aku iri padanya.

Aku hanya selalu berandai andai di dalam otakku, seperti aku ingin mendapatkan kehidupan seperti Alena.... Tiba tiba saja aku seperti menabrak sesuatu

"HEI APA KAU TIDAK PUNYA MATA? DASAR JALANG"

Yah itu suara mulut dari Axel yang lebih tua 2 Tahun dari ku, Aku mulai terbiasa dengan cacian mereka

"Maaf kan aku kak aku tidak sengaja"

Aku mengatakannya dan dia mulai pergi menjauh dari hadapan ku.

Axel cukup tampan dimataku tapi dia sangat dingin padaku dan tidak pada Alena dia selalu bersikap baik padanya, Bahkan aku pernah melihat mereka berciuman di ruang kamar Alena saat itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada zaman sekarang semua anak anak di bawah umur 17 tahun bisa berciuman bahkan masih ada ikatan persaudaraan.

"Paman tolong.... Biarkan aku ikut bersama kalian, Aku ingin bertemu orang tuaku dan Alena"

"ITU KESALAHANMU KARNA KAU TELAT MEMBERESKAN RUMAH, JIKA KAU INGIN PERGI KE ACARA ULANG TAHUN ALENA KAU BISA PERGI SENDIRI... AKU MALU PERGI BERSAMA ANAK CACAT SEPERTI MU"

Lagi dan lagi cacian yang paman ku lontarkan padaku, Seakan akan kecacatanku adalah sebuah dosa besar yang ada pada diriku saat aku lahir padahal aku tidak pernah memilih atau menentukan aku terlahir sebagai anak cacat.

Setelah Mereka pergi dihadapan ku, Aku langsung bergegas pergi Kerumah Orang tua ku untuk datang ke acara Ulang Tahun Alena. Aku tidak datang sebagai tamu tapi aku datang untuk membersihkan piring kotor dan memungut piring kotor dari tamu tamu yang datang. Sama seperti di tahun tahun sebelumnya aku mengerjakan semuanya sendiri, mereka sengaja memperlakukan aku seperti itu agar aku tidak terlihat oleh tamu undangan karna muka ku dan Alena sangat mirip,tapi aku cacat itu yang membuat mereka malu.

Next chapter