webnovel

Infinite dendrogram

Di tahun 2043, Infinite Dendrogram, full-dive VRMMO sukses pertama di dunia dirilis. Selain kemampuannya untuk menyimulasikan kelima indera dengan sempurna, bersama dengan banyak fitur menakjubkan lainnya, game itu berjanji akan memberikan sebuah dunia yang penuh dengan kemungkinan tak terbatas kepada para player. Hampir dua tahun kemudian, calon mahasiswa baru, Reiji Mukudori, akhirnya bisa membeli game itu dan mulai bermain. Dengan sedikit bantuan dari kakaknya yang sudah berpengalaman, Shu, dan rekan Embryo-nya, Reiji memulai petualangan di dunia Infinite Dendrogram. Apa yang akan dia temukan dan hadapi di dunia game yang terkenal akan kerealistisan dan kemungkinan tak terbatasnya itu?

Tang · Games
Not enough ratings
30 Chs

Bab 1 - Nemesis

"Ngomong-ngomong, apakah kau sudah melihat status awalmu?"

Saat kami berjalan menuju Old Reve Orchard, kakak-ku menanyakan tentang kemampuanku.

Oh, kalau dipikir-pikir, aku bahkan belum melihatnya sampai sekarang.

"Rincian Status… ini dia."

Lalu, sebuah window baru muncul, menampilkan statusku saat ini.

Level-ku tentu saja adalah 0, dan saat ini aku tidak memiliki satupun job. Sepertinya kita bisa mengambil beberapa job sekaligus, dan oleh sebab itu, selain level untuk setiap job, ada juga deskripsi total level. Level-ku untuk keduanya masih 0.

Stats lain yang ditampilkan adalah HP, MP, SP, STR, END, DEX, AGI, dan LUC. Mereka semua memiliki nilai yang rendah; selain 98 HP dan 23 SP, sisanya berada di bawah 20. Aku tidak punya sesuatu untuk dibandingkan dengan mereka, tapi stats itu mungkin sangat lemah.

Aku tidak tahu bagaimana status normal disini, tapi ini, kemungkinan besar, lemah. Sudah kuduga seorang pemula level 0 tidak mungkin memiliki status yang kuat, ya.

Ngomong-ngomong, kelihatannya game ini mengijinkanmu untuk mengambil banyak job. Karena itu, disini ada status "Level Total", jumlah dari setiap level job milik setiap player.

Yah, tetap saja… itu juga 0 bagiku.

"Dan inilah aku, seorang level 0, pergi ke sebuah dungeon yang dijuluki "Rookie Killer"."

"Kecuali kau mendapatkan suatu pekerjaan, kau harus menanggung level 0 itu selamanya. Ingin mengambil satu buah job sebelum kita kesana-kuma?"

"… Nah, aku tidak berpikir ada cukup waktu untuk hal itu. Aku akan pergi seperti ini."

Jika anak kecil di foto itu mati saat kami mencari job, itu akan menjadi sebuah bencana. Saat ini, kami harus mengutamakan kecepatan lebih dari apapun. Bahkan percakapan dengan kakak-ku terjadi saat kami berlari menuju kebun itu.

"Bisakah aku bertanya beberapa pertanyaan?"

"Tentu-kuma."

"Disini tidak ada satupun status seperti INT (Intelligence), jadi yang mana dari mereka yang benar-benar menentukan seberapa kuat sihirmu? Ah, di dunia ini ada sihir, kan?"

Aku mengingat bagaimana Liliana menggunakan sihir penyembuhan kepadaku.

"Itu dihitung menggunakan MP maksimal milikmu, level dari skill sihir yang bersangkutan, dan juga jumlah MP yang digunakan untuk menggunakan skill itu. Dan ya, tidak ada status INT di game ini, karena bagaimanapun juga kau akan menggunakan milikmu."

Begitu. Tentu saja, jika kau berkata padaku bahwa hanya dengan "meningkatkan Intelligence" sihir milikku akan bertambah kuat, itu akan sangat sulit dipercaya.

"Tindakan seperti apa yang akan menggunakan SP?"

"Skill Pedang, martial art, segala jenis teknik yang berhubungan dengan tubuh fisik akan mengonsumsi SP. Kebetulan, teknik-teknik itu memang menggunakan SP untuk menyerang, tapi kekuatan mereka ditentukan oleh status lain seperti STR dan DEX. Juga, perkembangan statusmu bervariasi tergantung gaya bermainmu, senjata yang digunakan, job, dan kualitas individu."

"Itu rumit."

"Yah, pada akhirnya, que sera, sera*. Dirimu akan selalu berakhir tercermin di dalam di status itu-kuma."

…. Apakah dia benar-benar suka melakukan permainan kata –kuma itu?

"Ah, benar juga, aku harus memberikan beberapa aksesoris yang kumiliki kepadamu."

Setelah mengatakan hal itu, kakak beruangku mengeluarkan sejumlah item dari dalam tasnya dan memberikannya kepadaku. Ada sepuluh botol "Heal Potion Lv2", sebuah item penyembuh yang tampaknya, bisa benar-benar memulihkan HP milik newbie sepertiku; sebuah aksesoris "Lifesaving Brooch"; dan terakhir, empat buah "Dragon Scale Ward".

"Lifesaving Brooch akan menggantikanmu menerima fatal damage, tapi item itu memiliki kemungkinan hancur 10%," jelas kakak beruangku. "Berapa kali hal ini diperiksa ditentukan oleh jumlah damage dibagi dengan HP-mu. Dragon Scale Ward akan mengurangi damage yang kau terima sebanyak 90%, tapi item itu akan hancur setelah sekali pakai."

Begitu, sepertinya mereka adalah item tumbal, tapi mereka jelas akan membantu.

"Ada pembatasan level dan status untuk menggunakan sebuah equipment di game ini. Itulah mengapa kau harus memperkuat dirimu menggunakan aksesoris yang kuberikan, karena mereka tidak memiliki pembatasan level-kuma."

Karena jumlah slot equipment untuk aksesoris adalah lima, aku dapat menggunakan mereka semua.

"Terimakasih, kak… juga, tentang hal itu, apa death penalty di dalam game ini?"

Hukuman jika dirimu mati.

Itu adalah salah satu fitur yang dimiliki oleh banyak game online.

Sederhananya, ada beberapa jenis hukuman untuk karakter yang mati di dalam game itu; contohnya adalah, kehilangan beberapa level atau ada pengurangan pada status mereka dalam kurun waktu tertentu. Hal ini akan membuat player mencoba untuk menghindari kematian, jadi game ini harusnya juga memiliki beberapa jenis hukuman bagi mereka.

Itulah mengapa aku menunggu jawaban dari kakak-ku, tapi…

"Kau tidak akan bisa login selama 24 jam."

Itu diluar dugaanku.

"…. Apa yang kau katakan?"

"Ketika kau mati disini, kau akan diblokir dan tidak bisa memasuki Infinite Dendrogram selama 24 jam di dunia nyata, atau 72 jam di dunia ini."

Apakah mereka gila?

Baiklah, mungkin ini hanyalah permainan, tapi berpikir bahwa ada hukuman kematian yang menyebabkan u tidak dapat bermain….

"Dan hal yang paling menakutkan bukanlah kau yang tidak bisa memainkan game ini. Ini adalah sebuah fakta bahwa, selama masa hukumanmu, dunia Infinite Dendrogram akan berjalan dengan normal selama tiga hari itu. Katakanlah ada sebuah quest yang sedang berjalan seperti milikmu. Itu artinya quest seperti tersebut akan diabaikan selama 72 jam. Untuk dunia yang realistis seperti ini, hal itu adalah sesuatu yang menakutkan."

Jika kakak beruang-ku dan aku menghilang selama tiga hari, maka quest yang kami terima akan… Aku tidak perlu mengatakan bagaimana akhir dari hal itu.

"Ayo berusaha agar tidak mati. Meskipun aku tidak tahu apa yang dapat dilakukan player level 0 sepertiku."

Maksudku, apakah aku akan berguna?

"Ngomong-ngomong, seperti yang kukatakan sebelumnya-kuma. Old Reve Orchard adalah sebuah Trap Dungeon yang dijuluki sebagai "Rookie Killer". Para pemula tak berdaya-kuma, yang tidak tahu apa-apa mengenai hal itu saat pertama kali memainkan game ini, akan mengatakan, "Yaay, saatnya untuk menjelajahi tempat terdekat", dan memasuki dungeon itu—hanya untuk segera di hajar sampai mati dan mengalami larangan login selama 24 jam."

Itu adalah mesin penyebab trauma yang tidak pernah kulihat sebelumnya.

"Namun, ini aneh. Mengapa quest ini memiliki "Tingkat Kesulitan: 5"? Monster di dalam dungeon itu seharusnya hanya memiliki level sekitar 25… "Tingkat Kesulitan: 5" adalah sesuatu yang terlalu tinggi."

Sambil mendengarkan gumaman kakak-ku, kami akhirnya melewati gerbang selatan Altea.

***

Setelah meninggalkan gerbang dan berlari sekitar belasan menit, kami menemukan sebuah fasilitas tertentu. Tempat itu dikelilingi oleh pagar besi, dan di pintu masuknya, terdapat papan nama yang sudah usang, dengan kalimat "Selamat datang di Old Reve Orchard yang tertulis di atasnya.

Namun, fasilitas itu telah ditinggalkan; tanaman tumbuh dengan liar di semua tempat dan warna papan nama itu telah memudar.

"Nah, akhirnya, kita sampai disini, tapi…."

Kakak-ku berhenti didepan pintu masuk Old Reve Orchard, tempat yang telah berubah menjadi sarang monster serangga. Segera setelahnya, sebuah window baru muncul di dalam bidang pandanganku.

" Shu Starling telah mengundangmu untuk bergabung dengan party-nya."

"Terima permintaan? YA/TIDAK"

"Akan lebih mudah bagiku untuk melindungimu jika aku dapat selalu melihat statusmu-kuma. Namun, karena ada perbedaan level diantara kita, kita tidak bisa membagi poin Exp dengan sama rata, jadi bagianmu akan berbanding lurus dengan peranmu selama pertarungan."

"Kau tahu, dengan cara apapun, saat ini Exp itu tidak akan berguna untukku."

Karena itu adalah hal yang sering terjadi di MMORPG, saat seorang player tunggal bertarung dan mengalahkan seekor monster, seluruh Exp akan diberikan kepada player itu; di sisi lain, hal itu akan berbeda ketika bertarung dalam sebuah party.

Di dalam game ini, ada dua metode dalam membagikan poin Exp.

Yang pertama adalah pembagian sama rata. Terjadi ketika beberapa orang membentuk suatu party dengan zona level yang sama, hal itu akan membagi Exp total milik monster itu kepada seluruh anggota party secara merata.

Yang kedua adalah pembagian proporsional. Itu adalah sebuah metode yang membagi jumlah Exp yang diterima oleh anggota party sebanding dengan peran mereka selama pertarungan. Di dalam game Infinite Dendrogram, "peran aktif" bukan hanya termasuk jumlah damage yang diberikan, tapi juga tindakan pendukung seperti penyembuhan.

Namun, bagi level 0 (tidak memiliki job) sepertiku, poin Exp bukanlah sesuatu yang penting.

Apa yang palin penting saat ini adalah untuk menyelesaikan quest ini dengan sukses dan menyelamatkan kedua saudara itu. Mendapatkan sebuah Job dan menaikkan level dapat dilakukan setelahnya.

"Dan… YA."

Aku kemudian menekan tombol "YA" di window tersebut.

Beberapa detik kemudian, sebuah layar party sederhana terbuka, dan disana aku dapat melihat nama kakakku telah ditambahkan. Karena tempat kosong dilayar itu masih dapat menampung empat nama lagi, kelihatannya, di dalam game ini, jumlah maksimal anggota dalam sebuah party adalah enam orang.

Baiklah, status milik kakak-ku sekarang ditampilkan bersama dengan namanya. Hmm, itu ditampilkan disana, tapi….

"Apa… ini?" tanyaku.

Di layar status milik kakakku, semua selain namanya tertutupi oleh kotak hitam, bahkan termasuk level dan HP-nya.

"Ahh, itu adalah salah satu efek dari kostum beruang ini-kuma. Jika ada perbedaan level antara kita, itu membuat statusku tidak dapat dilihat baik oleh kawan ataupun musuh-kuma."

Apa-apaan efek itu?

Itu jelas akan menyulitkan untuk memberikan sihir pendukung kepadanya… Yah, itu tidak seperti aku dapat melakukan hal itu.

Kalau dipikir-pikir, itu…

"Kakak.. setelah mendengar tentang rincian quest itu aku lupa menanyakan hal ini, tapi mengapa kau mengenakan kostum beruang itu?"

Saat aku mengajukan pertanyaan itu, dengan agak pelan kakak-ku menggunakan cakar kostum itu untuk menggaruk pipinya.

"Itu adalah cerita yang sedih-kuma, kau akan mengeluarkan air mata-kuma."

"Sudah jawab saja, kita sedang sibuk sekarang, kau tahu."

"Tatapan mata adikku begitu dingin…" dia menggerutu, dan mulai berbicara sedikit demi sedikit.

"Err, ada sebuah tahapan pembuatan karakter, kan?"

"Ya."

"Karena akan menyulitkan untuk membuat karakter itu dari awal, aku mencoba untuk menggunakan diriku sebagai model dasar."

"Dan aku juga melakukan hal yang sama."

"Pada saat itu, aku kelihatannya melakukan sebuah kesalahan kecil…."

"Sebuah kesalahan…? Apa yang kau lakukan?"

"Aku dengan sembarangan mengonfirmasi avatar itu tanpa melakukan sedikitpun perubahan padanya."

"… Njir."

"Mengapaa-kuma…"

Singkatnya, sosok orang yang ada di dalam kostum itu adalah 100% kakak-ku. Ada batasan untuk mempertaruhkan suatu hal saat bermain game online, dan menggunakan sesuatu seperti wajah aslimu benar-benar hal yang tak dapat di abaikan.

Namun, itu adalah hal yang dialami oleh kakak-ku saat ini. Dia tidak memiliki pilihan lain selain memakai kostum itu.

"Ngomong-ngomong, aku memilih negara ini karena di dalam gambar yang diperlihatkan dari ibukota ini, aku dapat melihat sebuah toko yang menjual kostum…"

"Ahh, tak heran kau tidak pergi ke Dryfe atau Granvaloa, meskipun kau menyukai hal-hal semacam itu."

"Ya, aku harus mengorbankan sesuatu… selain itu-kuma, kostum pertama yang kubeli berharga 4980 Lir."

"Bukankah itu seperti, hampir semua uang awal yang kau miliki?"

Bagaimana dia berhasil hidup disini sejak awal game ini diluncurkan?

"Selain itu, kostum itu hanyalah sebuah equipment lelucon yang sama sekali tidak memiliki efek defensif. Juga, mengingat aku adalah salah satu orang pertama yang mencoba game ini, kami sama sekali tidak memiliki informasi tentang apapun. Maan, perjuangan dari awal penuh keputusasaan menuju kostum yang kupakai saat ini adalah sebuah perjalanan yang menyakitkan, dan penuh dengan penderitaan."

"Jadi, apa efek dari kostum yang kau gunakan saat ini?"

"Ini dia…"

"Ultimate Suit Series: Hind Bear

Ancient Legendary Armor

DEF +903 (ku-ma-san)

Skill:

Disguise: menyembunyikan sepenuhnya stats-mu dari siapapun yang memiliki total level 100 dibawahmu.

Built-in AC: sebuah AC bawaan yang didesain untuk setiap lingkungan. Suhu yang sempurna dimanapun dan kapanpun.

Power Assist: mendukung pergerakan dengan motor otot. STR +903.

Bullet-Proof Made: mampu menahan setiap tembakan. Mengurangi damage dari serangan fisik jarak jauh sebanyak 903.

Knife-Proof Made: rasakan keamanan bahkan dihari penuh pembunuh. Mengurangi damage dari serangan fisik jarak dekat sebanyak 903.

Utility Bear Hand: sungguh misterius, tangan ini bisa menggenggam benda-benda dengan mudah, dan mereka bisa digunakan dengan sangat terampil. Meningkatkan damage pada monster ikan dan serangga.

???: ■ "

…. Whoa, itu benar-benar kekuatan yang tidak normal untuk sebuah equipment lelucon.

"Apa-apaan dengan bonus '+903' itu? Aku mungkin tidak tahu apapun tentang batasan status di game ini, tapi bukankah itu cukup tinggi? Atau lebih tepatnya, bagaimana dengan levelmu, kakak beruang?"

Bagi diriku yang sekarang, aku sama sekali tidak bisa melihat status kakak-ku, jadi Level Total miliknya sudah pasti lebih dari 100…

"I-tu-ra-ha-si-a-ku-ma."

Njir, dia menjengkelkan.

"Yah, mari sudahi lelucon ini sekarang dan pergi menyelamatkan gadis kecil itu."

"… 90% dari lelucon ini adalah kesalahanmu, kakak beruang. Tapi, ya, ayo pergi."

Kami kemudian bergegas memasuki Old Reve Orchard.

Di dalam kebun, jalan tanah yang seharusnya ada sekarang telah tertutupi oleh semak liar, dan papan penunjuk, yang menunjukkan jalur tetap, hampir rusak seluruhnya.

Dan salah satu papan itu bertuliskan "Lahan Buah Rem → 5XX Metel."

"Haruskah aku menganggap hal itu sebagai '5XX Meter'?"

"Cukup mudah dipahami, kan? Dan juga, bukankah kau menyadarinya?"

"…. Jika itu adalah suara yang terdengar sejak beberapa saat yang lalu? Ya."

Dari arah yang ditunjuk oleh papan penunjuk itu, aku dapat mendengar suara sesuatu yang bukan manusia dan suara pertarungan. Meskipun aku tidak dapat melihat apa yang terjadi disana karena semua tumbuhan ini, aku yakin bahwa Liliana—yang telah memasuki dungeon ini sebelumnya—sedang berada ditengah-tengah pertarungan.

Lalu, aku akhirnya menyadari hal itu.

Aku hanya mendengar suara pertarungan dari Lahan Buah Rem. Semua tempat lainnya kebanyakan terdengar sunyi.

"Jadi, apakah player yang ada disini hanyalah kita?"

"Ah, man, ada terlalu banyak orang yang trauma dengan kematian di dungeon ini. Yang lebih buruk, untuk tempat dengan level seperti ini, item drop dan uang yang dihasilkan tempat ini tidak begitu bagus. Selain itu, bukan hanya serangga menyerang secara bergerombol, tapi banyak dari mereka juga dapat memberikan efek poison dan paralyze kepadamu, sehingga sangat perlu untuk membawa sesuatu untuk mengatasi efek status abnormal itu."

Kelihatannya, ini adalah sebuah 'tempat perburuan yang sepi'.

"Yah, berkat hal itu, akan lebih mudah bagiku untuk bertarung—Baldr, aktifkan bentuk kedua milikmu."

"Siap."

Saat kakak-ku menggumamkan beberapa kata, sebuah suara mekanik asing menjawabnya. Kemudian, sebuah cahaya bersinar dari bagian belakang tangan kirinya, dan tiba-tiba, ada sesuatu yang muncul.

Segera setelahnya, sesuatu yang terlihat aneh ditambahkan kepada sosok beruang milik kakak-ku.

Beberapa laras senapan disusun secara melingkar.

Sebuah mesin pengisi ulang berkecepatan tinggi yang digerakkan oleh mesin.

Sebuah sabuk peluru.

Dan terakhir, sebuah tempat peluru raksasa yang berbentuk seperti drum besi.

Itu adalah senjata berat yang biasanya digunakan oleh pesawat, yang disebut "Gatling Gun".

"… Bukankah game ini seharusnya memiliki tema fantasi?"

Saat aku melihat Embryo milik kakak-ku—sebuah Type Arms, kupikir—aku tidak bisa melakukan apapun selain bertanya dengan keras. Aku membayangkan bahwa sebuah Type Arms akan memiliki bentuk seperti pedang atau tombak sihir. Tapi sebuah Gatling gun…

"Bagaimana sebuah Gatling gun bisa ada di dunia fantasi seperti ini?"

"Hei, karena di dunia ini terdapat negara mesin seperti Dryfe, tidak akan terlalu aneh jika Embryo milikku berbentuk seperti ini, kan?"

Kakak beruangku tertawa, sambil memikul tempat peluru berbentuk drum di pundaknya dan memegang laras senapan dibawah tangan kanannya.

Merasa agak kagum, saat aku menatap penampilan yang terlihat tidak masuk akal itu….

"KIKIKI…."

"CHIKI... CHIKI….."

Monster lebah dan semut kelihatannya menyadari kehadiran kami dan berkumpul didepan kami.

"Baiklah, mari kita hajar mereka sampai kita mencapai Lahan Buah Rem."

Mengatakan hal itu, kakak beruangku mempersiapkan Gatling gun miliknya dan… mulai menembak.

"YEAAAAAAAAAAAAHHHHHH!!!!"

Dalam sekejap, setelah serangkaian bunyi bergemuruh, monster serangga itu telah hancur berkeping-keping, cairan tubuh mereka berhamburan di sekitar kami.

Dengan setiap perputaran laras senapan itu, peluru yang ditembakkan akan menghasilkan lebih banyak mayat; dan sesaat setelah tubuh tak bernyawa itu menyentuh tanah, mengikuti fitur game yang biasa, mereka akan berubah menjadi cahaya dan menghilang.

Itu benar-benar pembantaian sepihak.

Tembakan kakak beruangku jauh lebih cepat dari tingkat kemunculan monster itu. Dan dalam waktu kurang dari satu menit, ratusan—tidak, ribuan selongsong peluru telah dikeluarkan oleh senapan mesin itu.

Biasanya, membawa dan menembakkan sesuatu seperti itu adalah hal yang tidak mungkin, tapi… dari penjelasan yang telah dia tunjukan kepadaku, kostum beruang itu bekerja seperti sebuah powered suit*. Setidaknya, itu memberikan bonus STR sebanyak 900 lebih, jadi kurasa memiliki sekitar 90 kali dari kekuatanku saat ini dapat membuat hal itu menjadi mungkin baginya. Namun, menembakkan hal itu sambil berjalan terlihat cukup konyol.

Karena dia telah menembakkan hal itu dengan kecepatan tinggi tanpa kehabisan peluru, sejenis kekuatan misterius pasti telah bekerja disana, mengingat bahwa senapan itu adalah Embryo milik kakak-ku.

Walaupun, caranya memegang Gatling gun itu mirip seperti sebuah adegan dari sebuah film klasik dimasa lalu. Ya, itu adalah sebuah mahakarya, pemasangan kedua untuk seri dengan tema android, dimana sang aktor pada akhirnya akan menjadi pemimpin di daerah itu.

Hmm, yah, meskipun orang yang melakukannya bukanlah seorang pria berotot. Tapi itu adalah seseorang yang memakai kostum beruang, sesuatu yang akan mengubah film luar biasa itu menjadi sebuah sampah kelas C.

"Namun, rasanya seperti aku tidak ada gunanya berada disini…"

Masalahnya bukan hanya menemukan saat yang tepat untuk menyerang atau tidak. Jika aku maju ke depan dengan ceroboh, maka besar kemungkinan aku akan menjadi keju swiss dalam sekejap. Tentu saja, bahkan setelah semua monster itu benar-benar dimusnahkan, aku tidak menerima poin Exp sedikitpun.

"Oh, kau dapat membiarkan item drop itu disini, tetaplah berada dekat dengan-kuma."

Meskipun mayat mereka menghilang, item-item masih tetap muncul pada saat mereka dikalahkan.

Kebetulan, Skill Disassembling ada di game ini. Kelihatannya itu memperpanjang waktu yang biasanya akan berlangsung sebelum sebuah mayat menghilang, dan memungkinkan penggunanya untuk memeriksa tubuh tersebut; dan sebagai hasilnya, akan diperoleh lebih banyak item.

"Baiklah… hmm, kalau dipikir-pikir, situasi saat ini…"

Ini adalah sebuah situasi yang sering terjadi di dalam sebuah game: di permulaan, seorang player level rendah akan menaikan kemampuannya dengan bantuan dari karakter lain yang memilki level lebih tinggi. Karakter pembantu yang kuat benar-benar sangat membantu, tapi biasanya, karakter itu akan mati di akhir stage awal, menandakan berakhirnya bagian pertama dari game tersebut.

"…. Apakah ini seperti adegan URRRAAHH. Man, Itu benar-benar membangkitkan ingatanku."

"… Tidak, tidak, tidak, bukankah itu berarti bahwa nanti aku hanya akan mati?"

Dia menjawab dengan nada kesulitan.

Meskipun tidak mungkin membedakan apakah kamu hanya sedang bertarung, melakukan sebuah pekerjaan atau bahkan melakukan stand up komedi, kami terus melanjutkan hal yang campur aduk itu, dan akhirnya, melewati jarak 500 Metel, dan sampai di Lahan Buah Rem.

***

"Siapa disana!? Ka-kamu…!"

Seperti dugaan, di lahan buah rem, Liliana sedang terlibat dalam pertarungan melawan monster serangga. Untuk melindungi adik kecilnya, wanita itu berdiri didepan anak kecil itu dan menghadapi musuh yang jumlahnya hampir tidak terbatas.

"Bagus, kita belum terlambat!"

"kavaleri (tanpa kuda) ada disini!"

Saat aku bersyukur setelah menyadari bahwa kami datang tepat waktu, kakak beruang yang ada di sampingku terus melakukan serangan besar-besaran kepada para serangga itu. Kemudian, dengan kecepatan yang luar biasa, monster yang mengepung kami mulai berkurang.

….. Itu bagus, tapi, tolong jangan menembak kedua saudara perempuan itu karena kesalahan, ok?

Saat aku khawatir dengan mereka berdua, musuh yang ada di sekitar mereka sedang dikalahkan dengan cepat. Kakak-ku sudah cukup kuat, tapi aku memiliki kesan bahwa Gatling gun adalah jenis senjata yang sempurna untuk menghadapi situasi saat ini, ketika berhadapan dengan sekelompok musuh secara bersamaan; bahkan didalam sejarah jepang, bagi wilayah Nagaoka selama perang Boshin, Gatling gun kelihatannya memainkan peran yang sangat penting.

Bagaimanapun, kami akhirnya berhasil sampai di samping mereka dengan selamat.

"Apakah kamu baik-baik saja?"

Kali ini, aku mengatakan perkataan yang sama seperti ketika kami pertama kali bertemu.

"Kamu adalah orang yang sebelumnya… mengapa kamu ada disini?"

Dia menatapku, dengan ekspresi terkejut terlihat diwajahnya.

Hm? Reaksi itu, seolah-olah dia baru saja menyadari keberadaanku.

Lalu… apakah itu berarti perkataan 'Ka-kamu' yang sebelumnya, sebenarnya ditujukan kepada… kakak-ku?

"Dan bahkan kamu juga…., mengapa?"

"Karena aku datang untuk menolong-kuma. Saat adikku mengatakan, "Tidak mungkin aku akan meninggalkannya! Tidak peduli apapun yang terjadi, aku akan menyelamatkannya!" Aku juga memutuskan untuk memberikan pertolonganku."

Tunggu sebentar, aku tidak mengatakan hal itu kau tahu!? Aku benar-benar tidak ingat pernah mengeluarkan perkataan yang sangat memalukan seperti itu!!

"Adik… maka…"

Gumam Liliana, kelihatannya dia menyadari sesuatu.

Ada apa dengan suasana disini? Apakah kebetulan, kakak-ku dan wanita ini adalah orang yang telah saling kenal? Saat aku menanyakan pertanyaan itu kepada diriku sendiri, Liliana berbalik ke arahku dan membungkuk dalam-dalam.

"Terima kasih banyak. Jika kalian berdua tidak datang menolong kami, aku mungkin tidak dapat melindungi adikku… Milia."

"Ti-tidak, kumohon. Aku hanya melihat semuanya dari belakang kakak-ku…"

"Meski begitu, tolong biarkan aku mengucapkan terima kasih. Terlepas dari kenyataan bahwa aku telah menyebabkan begitu banyak masalah padamu tadi, kamu keluar dan datang membawa bantuan untuk menolongku… Aku tidak akan pernah melupakan kebaikan ini."

Setelah mendengarkan perkataannya, lebih dari sekedar malu, aku benar-benar merasa bersalah. Bagaimanapun, selain menerima quest itu, aku sama sekali tidak melakukan apa-apa; Aku hanya bersembunyi ditempat yang aman yang merupakan bagian belakang kakak-ku. Karena hal itu, tanpa bisa melihat matanya, aku mengalihkan pandanganku dan menyadari, disana, ada adik perempuan wanita itu, Miliane.

Dia tampak persis seperti yang terlihat di foto—atau lebih tepatnya, anak kecil cantik itu bahkan terlihat lebih manis.

"Seorang Loli? Hei, apakah kau adalah seorang pedobear atau sejenisnya?"

Tentu saja tidak.

"Sniff, Hic…."

Miliane tengah menangis.

Tentu saja, itu adalah hal yang wajar. Hidupnya telah terancam ketika dikelilingi oleh monster serangga itu. Namun, dia terlihat merangkul dirinya sendiri karena dia masih memegang sebuah keranjang ditanganinya, di dalam keranjang itu terdapat sekitar 5 buah—kemungkinan besar, itu adalah Buah Rem yang dirumorkan.

"Jadi, bagaimanapun, ayo keluar dari sini. Akan menjadi buruk jika ada lebih banyak monster yang muncul di sekitar kita."

"Baiklah."

Pada saat itu, sebuah perubahan terjadi di Layar Menu milikku.

"NPC telah bergabung kedalam party.

Liliana Grandria telah bergabung dengan party anda.

Miliane Grandria telah bergabung dengan party anda."

Ahh, jadi itu berarti bahwa NPC juga bisa masuk kedalam sebuah party.

Biarkan aku melihat status milik mereka… hmm, Miliane lebih lemah dariku. Namun, status milik Liliana sangat menakjubkan. Level Paladin-nya adalah 60, dan level total-nya adalah 210. Dia bahkan memiliki HP di atas 5000.

Yah, sekali lagi, dia adalah Wakil Komandan dari Ksatria Royal Guard, yang artinya dia orang terkuat kedua dari seluruh ksatria yang ada di kerajaan, pikirku. Jadi sudah wajar kalau dia sekuat ini.

"...."

Dan tunggu, sekarang aku menyadarinya, karena suatu alasan, kakak beruangku sedang menunjukkan tatapan serius di wajahnya (meskipun aku tidak bisa melihatnya secara langsung, karena kami telah saling mengenal selama bertahun-tahun aku dapat mengetahui hal itu hanya dengan mengamati mood-nya saat ini).

"Ray, bukankah saat ini quest-nya belum selesai?"

"Ah, belum, aku tidak melihat perubahan khusus."

"Begitu."

Dengan Gatling gun miliknya yang disiagakan, beruang itu terus memeriksa sekelilingnya. Raut wajahnya terlihat jauh lebih serius dibanding beberapa saat lalu, saat dia tanpa takut menghadapi serangga-serangga itu.

"Kakak…?"

"Ray, ini tentang tingkat kesulitan quest di dunia ini. Untuk setiap quest, AI Pengurus yang bertanggung jawab untuk hal itu tidak hanya menganalisa informasi lingkungan dari wilayah yang bersangkutan, tapi juga latar belakang individu yang terkait dengan quest masing-masing. Kemudian, dengan semua informasi itu, tingkat kesulitan sebuah quest pada akhirnya akan dihitung."

"Eh?"

Menganalisa informasi lingkungan dan latar belakang seseorang? Tentunya, melakukan itu satu-per-satu, untuk setiap quest, adalah sesuatu yang mungkin dilakukan oleh AI Pengurus, tapi apa hubungan antara hal itu dengan situasi saat ini….

"Jadi, aku menduga bahwa alasan untuk tingkat kesulitan yang tinggi itu adalah karena ini adalah sebuah Time Limit Quest dengan batas waktu yang singkat."

Dia menyuarakan pikirannya sedikit demi sedikit,

"Karena aku ada disini dan memiliki keunggulan dalam pertarungan melawan banyak musuh, Aku percaya bahwa itu menjelaskan bagaimana dengan mudahnya kita berhasil melalui segala rintangan dan mencapai tempat ini. Namun…"

Tatapan mata kakak-ku berpindah menuju sebuah titik tertentu di tanah.

"Liliana bergabung dengan kita di pertengahan quest. Dengan kata lain, sesuatu yang sesungguhnya akan dimulai setelah kita menggabungkan kekuatan kita dengannya. Kelihatannya, "Ini adalah sebuah quest dengan Tingkat Kesulitan: 5 karena kamu bersama dengan Liliana yang memiliki Level Total 210"."

Segera setelah perkataannya, bagian tanah yang tengah dia amati meledak, dan dari dalamnya muncul sesuatu yang sangat besar dan panjang.

"GYULUUUUUUUAAAAAAA!!!"

Dengan panjang sekitar 30 meter, itu adalah seekor kelabang raksasa.

"Cih!"

Meskipun demikian, berbeda dari kelabang biasa, kulitnya tertutup sisik seperti reptil, dan dengan mudah memantulkan peluru yang telah ditembakkan oleh kakak-ku sejak kemunculannya yang tiba-tiba. Selain itu, empat buah rahang besar menonjol dari wajahnya dengan arah yang berbeda, seperti yang terlihat pada kumbang rusa.

Aku mungkin masih newbie tapi aku langsung mengetahuinya.

Monster itu… kuat.

"Seekor 'Demi-Dragon Worm'….!"

Perkataan terkejut milik Liliana mencapai telingaku.

"GIIIEEEEAAAAAA!!"

Setelah itu, tanah kembali meledak dan muncul satu lagi monster "Demi-Dragon Worm".

"Seekor monster dari kelas Demi-Dragon, ya…. Sekarang aku paham. Jika kita harus bertarung melawan beberapa musuh seperti itu dalam rangka untuk melindungi anak ini, maka bahkan dengan bantuan Liliana, aku dapat menyetujui tingkat kesulitan quest ini. Tapi kau tahu….!!"

Saat aku terdiam karena perasaan intimidasi yang datang dari kedua monster itu, kakak-ku benar-benar berkebalikan; bukan, rasanya seperti jika semua kekhawatirannya telah padam saat perkataan cerianya terdengar.

"Tidak akan cukup bagimu untuk bertarung melawanku hanya dengan ini!"

Dan kemudian, dengan kedua tangan terangkat, dia…

"Saatnya untuk menyerang dan menghancurkan! Baldr! Bentuk keempat, diaktifk——"

"GIIIEEAAALEAAAAA!!!"

"GYULUUUUUUUAAAAAA!!!"

"GYUIIILUUUAAAAAAAAA!!!"

"GYULUUUUUUUULOOAAAAAAA!!!"

Sesaat kemudian, empat Demi-Dragon Worm lainnya muncul dari dalam tanah di setiap arah, dan menjebak kakakku.

"Hei, tunggu, saat ini aku hampir tidak bisa bergerak-kuma!" protesnya. "Beneran, ternyata masih—" Demi-Dragon Worm yang baru saja muncul itu mengunci kakak beruangku di rahang mereka dan menghilang ke dalam tanah.

".... Apa?"

"Ngh!"

Pertama, adalah aku, yang berhasil memproses informasi visual dari kejadian yang cepat itu, namun tidak dapat memahami apa yang baru saja terjadi. Kemudian, ada Liliana, yang menggigit bibirnya setelah melihat situasi yang benar-benar tak terduga itu.

Meskipun aku mengecek status sederhana dari party ini… status milik kakak-ku masih tertutupi oleh warna hitam, jadi aku tidak bisa memastikan apakah dia masih hidup atau sudah mati.

"Hei, kakak, aku tahu ini adalah salahku karena memicu bendera itu… tapi karena hal itu kau harus di kalahkan terlalu cepat, man."

Saat kami tertinggal tanpa kakak-ku, dua "Demi-Dragon Worm" yang tersisa mendekat ke arah kami. Dalam sekejap, aku telah terlempar keluar dari wilayah aman—bagian belakang kakak-ku—menuju wilayah yang berbahaya.

"Whoa…"

Sampai saat ini, binatang terbesar yang pernah kulihat dari dekat adalah seekor gajah. Namun, monster raksasa itu jauh lebih besar dari gajah; dan saat ini, mereka mendekat, mengarahkan sebuah perasaan permusuhan dingin kearahku.

Sejujurnya, meskipun aku tahu bahwa aku sedang berada di dalam sebuah game, kaki masih gemetar ketakutan.

"... Aku memiliki sesuatu yang kuminta kepadamu."

Liliana berbicara kepadaku yang tengah ketakutan.

"Ap-apa itu?"

"Aku akan menahan salah satu dari mereka—atau, mereka berdua, jika aku menemukan kesempatan. Jadi tolong, sementara itu. Bisakah kamu membawa adik-ku ke suatu tempat yang aman?"

"Ta-tapi kemudian…"

Ada dua musuh. Tidak peduli seberapa kuat Liliana, sendirian dia tidak akan….

….Tidak, aku terlalu terburu-buru. Seorang level 0 sepertiku bahkan tidak akan mampu membantunya. Sebaliknya, aku hanya akan menjadi halangan baginya jika aku tetap berada disini.

"….. Baiklah."

Sambil memegang tangan Miliane, aku mulai berlari.

Dibelakang kami, pertarungan antara Liliana dan "Demi-Dragon Worm" telah dimulai.

***

Saat ini, di jalan yang sebelumnya kami gunakan untuk mencapai Kebun Buah Rem—dimana kakakku telah menyapu setiap dan semua serangga menggunakan Gatling gun—aku tidak melihat satupun sisa-sisa monster. Jika seperti ini, kami dapat berlari dan melewati jarak 5XX Metel sampai pintu masuk dungeon dengan cepat.

Namun, ini akan menjadi sulit.

Saat ini aku telah berlari dengan kecepatan penuh sejak awal, aku tahu bahwa game ini juga memiliki status "kelelahan". Dan bukan hanya itu, tapi mungkin karena terpengaruh oleh situasiku saat ini, kakiku gemetaran. Jia dilihat dengan teliti, di layar statusku, sebuah status abnormal "Fear" sedang ditampilkan.

Meskipun begitu, aku menekan hal itu, dan membuat prioritas utamaku untuk setidaknya tidak pernah melepaskan tangan Miliane.

"Gasp, ngh….!"

Gadis itu kelihatannya juga telah memaksakan dirinya, tapi masih berlari dengan sekuat tenaga. Sementara itu, wajahnya hanya menunjukkan sebuah ekspresi: takut. Dan sementara kami tengah ketakutan, kaki kami tidak berhenti berlari.

"Ngomong-ngomong….."

Mencoba untuk mengalihkan pikiran kami dari keadaan saat ini, bahkan jika hanya sedikit, aku memanggil Miliane. Baik, apakah itu untuk mengalihkan pikiranku atau pikiran gadis itu, sejujurnya aku juga tidak tahu.

"Miliane… Milia-chan, mengapa kamu datang ke tempat seperti ini hanya untuk memetik "Buah Rem"?"

Aku ingin menanyakan sebuah pertanyaan sederhana dan juga meringankan pikiran kami dengan hal itu.

"Ha-hari ini adalah… ulang tahun kakak-ku…. Dia, sangat menyukai kue rem, jadi aku ingin membuatkan kue itu untuknya…."

"Ohh, begitu…"

"Tapi, kelihatannya setiap toko kehabisan stok buah Rem, jadi aku khawatir. Tapi kemudian, ada seorang kakak besar berkacamata berkata "Jika kamu memiliki item ini, kamu akan dapat memetik buah itu di kebun yang terletak di luar kota ini"…"

Itu adalah kesalahan si mata empat itu.

Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan saat dia mengatakan hal itu kepada gadis ini, tapi aku sangat ingin memukul seseorang yang akan melemparkan seorang gadis kecil ke tempat berbahaya seperti itu.

"Aku mengumpulkan beberapa Rem dan kemudian kakak-ku datang menjemputku, tapi setelah itu efek dari item itu telah habis….."

Saat kami berbicara, kami telah melewati separuh perjalanan. Sekarang kami hanya perlu menyelesaikan setengahnya lagi. Jika seperti ini, kami benar-benar akan berhasil melarikan diri.

"…..uluuuuuu"

Tiba-tiba, sebuah geraman disertai dengan sebuah getaran di tanah datang dari belakang kami.

"!"

Itu adalah reaksi sekejap dalam sesaat.

Aku merangkul Miliane di tanganku dan melompat kesamping.

Sesaat setelahnya, seekor "Demi-Dragon Worm" yang muncul dari dalam tanah melewati tempat dimana kami berada sesaat yang lalu, itu adalah rahang raksasa yang mengeluarkan suara mengganggu.

"Tidak mungkin….!"

Meskipun aku berbalik dan melihat apa yang ada di belakangku, aku masih dapat mendengar suara pertarungan di kejauhan.

Liliane masih bertarung.

Apakah ini adalah salah satu dari kedua "Demi-Dragon Worm" yang bertarung dengannya? Apakah dia lari dari pertarungan dan datang mengejar kami?

Atau apakah dia adalah bagian dari kelompok yang membawa kakak-ku kedalam tanah?

…. Bahkan ada kemungkinan bahwa ada lebih banyak Demi-Dragon Worm di sekitar sini, tapi aku tidak ingin memikirkan hal itu.

Namun, masalah sebenarnya yang ada disini adalah, tidak peduli pilihan mana yang benar, Aku tidak punya cara untuk melawan monster itu.

Aku mencoba untuk melihat layar statusku sambil berdoa; namun, aku masih level 0 dan Embryo di tangan kiriku masih belum menetas. Selain itu, bahkan jika itu sudah menetas, aku sangat tidak yakin bahwa sebuah Embryo yang baru lahir dapat menyaingi musuh yang kulitnya tidak dapat ditembus oleh sebuah Gatling gun, Embryo milik kakak-ku.

Saat hatiku berdebar dengan rasa takut dan kegelisahan, keringat dingin mengalir di dahi dan punggungku. Semuanya terasa begitu nyata sampai-sampai aku merasa akan mati hanya dengan merasakan hal itu.

"GYULUUUUUUUUUEAAAAA!!"

Menampakkan tubuh panjangnya dari dalam tanah, "Demi-Dragon Worm" itu meraung. Itu bukanlah sesuatu yang digunakan monster untuk "mengintimidasi mangsa". Sebaliknya, itu hanyalah sebuah tawa bergemuruh dari kemenangan, sisi yang lebih kuat.

"…. Jadi ini berakhir, ya."

Old Reve Orchard, "Rookie Killer". Tampaknya aku juga akan menemui "kematian" tragisku yang pertama disini.

Namun….

"Uhgh, waaaaahhh…."

Saat ini, Miliane menangis, saat masih berada pelukanku.

Dia adalah seorang NPC… seorang tian. Dan berbeda dari kami para player, dia tidak dapat bangkit setelah mati. Dari apa yang dikatakan kakak kepadaku, bahkan jika orang penting seperti raja mati, maka dia akan tetap mati. Aku tidak berpikir gadis ini akan mengalami hal berbeda. Disini, di dunia Infinite Dendrogram, dia benar-benar akan mati.

"…. Seperti yang kukatakan, itu akan terasa sangat buruk."

Aku melepas "Lifesaving Brooch" dari equipment field-ku dan mengikatkannya pada pakaian Miliane.

"Milia-chan, bisakah kamu berlari dari sini sampai kamu kembali ke pintu masuk?"

"….Eh?"

Gadis kecil itu menatapku dengan kegelisahan yang tampak di matanya.

"Kamu lihat, aku hanya harus memberikan pukulan keras pada kelabang sialan ini. Ini tidak akan lama."

Sesaat setelah aku mengatakan hal itu, monster itu menuju ke arah kami dengan tubuh besarnya.

Aku mendorong pergi Miliane——dan seolah-olah ditabrak oleh truk, tubuhku terbang di udara.

"Gaah, haah…"

Itu adalah dampak yang mengerikan, bahkan lebih parah dibandingkan saat di kota, saat aku bertabrakan dengan Liliana.

Namun, aku masih hidup.

Aku telah menerima 93 damage, dan sekarang HP-ku tersisa 5.

Di equipment filed yang masih terbuka, aku dapat melihat bahwa salah satu dari empat "Dragon Scale Ward" yang terpasang telah hancur dan menghilang. Karena efek dari "Dragon Scale" itu aku telah menerima pengurang damage dari serangan monster itu sebesar 90%, dan berhasil selamat.

Kemudian, aku memaksa tubuhku yang mati rasa untuk bergerak dan meminum salah satu "Heal Potion Lv2" dari item field. HP-ku pulih sepenuhnya dan tubuhku kembali dapat kugerakan dengan bebas.

Saat aku mengalihkan pandanganku, Miliane masih berada disana.

"Lari! Aku akan melakukan sesuatu pada monster ini!"

Itu adalah kebohongan yang besar.

Tentu saja aku tidak dapat melakukan apapun. Tapi aku harus berhasil mengulur waktu agar gadis itu dapat melarikan diri dengan aman.

Saat dia mendengar perkataanku, gadis kecil itu berdiri dan berlari menuju pintu masuk. Aku yakin jika dia mencapai pintu masuk dan keluar dari dungeon ini, akan ada beberapa player atau NPC diluar sana yang akan membantunya.

Maka itu baik-baik saja, sesaat setelah pemikiran itu melintas di dalam pikiranku, aku kembali diserang dan terlempar jauh.

Untuk kedua kalinya, aku berhasil lolos dari kematian dengan satu lagi "Dragon Scale" yang hancur, dan untuk kedua kalinya aku kembali pulih sepenuhnya dengan menggunakan "Potion" lainnya.

"Hah! Kau harus melakukannya tiga kali agar bisa membunuhku, kelabang sialang!"

Saat dia menyerang untuk yang ketiga kalinya, aku berhasil menghindari serangannya. Bahkan dengan status pemula, jika kamu melakukan pergerakan pada waktu yangg tepat, bukan tidak mungkin bagimu untuk mampu menghindari serangan itu.

Terlepas dari hal itu.

"!?"

Bagian ujung ekor Demi-Dragon itu bergerak mengenaiku, dan menerbangkan tubuhku.

Dengan tidak ada perubahan yang cukup berarti, damage itu kembali membuat HP-ku berada di zona kematian dan "Dragon Scale" yang lain kembali hancur.

"Sialan…"

Hanya tersisa satu scale lagi, kurasa.

Miliane masih belum mencapai pintu masuk dungeon. Setidaknya, aku harus mengulur waktu baginya sampai dia berhasil melarikan diri.

Saat aku berpikir seperti itu,

"GYUUUUEAAA!!"

Target monster itu berubah.

Memutar tubuh raksasanya, "Demi-Dragon Worm" itu memusatkan pandangannya ke arah gadis kecil itu.

"Hei, kau lihat kemana, sialan…."

Monster sialan itu mengabaikanku dan—tiba-tiba, menyerang kearah Miliane.

"BERHENTI DISITUUUUUUU!!!!!!"

Meskipun aku berlari dengan kecepatan penuh, hak itu tidak cukup untuk mengimbangi kecepatan Demi-Dragon itu, dan tubuh besarnya mengenai gadis itu.

——Seolah-olah itu hanyalah sepucuk daun yang tertiup angin, tubuh kecilnya melayang di udara.

Bahkan keranjang yang dia pegang dengan sangat hati-hati terlepas dari tangannya, dan jatuh ke tanah.

"AAAAAAHHHHH!!"

Tanpa keraguan sedikitpun, aku melompat dan menangkap tubuhnya yang terjatuh. Pada saat aku melakukannya, tubuhku menerima beban dari tubuhnya yang terjatuh, dengan sebuah kejutan hebat yang mengalir di dalam tubuhku dan menghancurkan "Dragon Scale" yang terakhir.

Tapi saat ini bukan itu masalahnya.

Sambil merasa takut saat memeriksa kondisinya, aku melihat wajah Miliane. Hatiku terasa sakit—sebuah rasa sakit yang berbeda dengan sakit fisik yang biasanya kamu rasakan dengan tubuhmu.

"........"

Dia telah pingsan, dan, namun benar-benar tidak terluka. Sebaliknya, "Lifesaving Brooch" yang kuberikan kepadanya telah hancur. Kelihatannya, bahkan jika Miliane yang memakainya, efek dari bros itu telah aktif tanpa gangguan.

Namun, item itu telah hancur. Bukan hanya itu, tapi "Dragon Scale" keempat dan terakhir milikku juga mengalami nasib yang sama.

Kami sekarang tidak memiliki apa-apa lagi untuk menahan serangan dari "Demi-Dragon Worm" itu.

Liliana masih berada di tengah pertarungan.

Benar-benar tidak ada yang bisa dilakukan dengan situasi ini.

"GYUUUUAAAAAA!!"

Mengeluarkan "perkataan" yang tidak dapat dimengerti tepat didepan kami, sementara monster itu telah kehabisan kesabaran menghadapi mangsa yang ulet, saat ini dia kelihatannya sedang gemetar bahagia karena akhirnya dia dapat meluncurkan serangan terakhir.

Ingin setidaknya memberikan beberapa perlawanan, sekecil mungkin, aku mencoba menyiapkan pisau yang merupakan bagian dari equipment permulaan yang kumiliki. Sesaat setelah aku menariknya dari sarungnya, mata pisaunya jatuh ke bawah. Tampaknya pisau itu rusak tanpa pernah digunakan, setelah serangan yang berkali-kali kuterima.

Kemungkinan bagi Miliane dan aku untuk bertahan adalah….. nol.

"......"

Aku memandang gadis yang pingsan di dalam pelukanku.

Beratnya, suhu tubuhnya, nafasnya, ekspresi yang dia tampilkan, semuanya terasa tidak ada bedanya dengan dunia nyata.

Sebagai makhluk hidup—sebagai sebuah makhluk hidup yang benar-benar realistis—gadis itu ada disini.

Dan mengikuti konsep hidup dan mati di dunia nyata, hidupnya akan segera menghilang.

"….. SIALAAAN!"

Aku tidak akan menyerah sekarang.

Bagiku, seorang player, ini hanyalah dunia game. Tidak ada masalah jika aku mati.

Tapi meskipun aku paham ini hanyalah sebuah game, hanya memikirkan gadis ini akan menghilang selamanya dari dunia ini sudah cukup untuk membuatku merasakan kekecewaan.

Dengan frustrasi, aku mengepalkan tinjuku dengan sekuat tenaga. Tertanam di punggung tangan itu adalah sebuah Embryo yang berbentuk seperti telur, dan masih berada dalam bentuk ke-nol-nya.

"Hei…."

Aku .....

"Jika sebuah Embryo dapat memberi seorang player… jika kamu, dapat memberiku…. Sebuah kemungkinan yang tak terbatas…."

…kumohon padamu.

"Berikan padaku, kemungkinan itu….."

Saat ini, didepan monster yang saat ini tengah memberikan coup de grace* sambil mengangkat lehernya, aku berharap padamu.

"Berikan kepadaku, kemungkinan akhir bahagia, kemungkinan yang dapat menyelamatkan anak ini, kumohon….!"

Untuk perwujudan dari sebuah dunia yang penuh kemungkinan, yang disebut "Infinite Dendrogram" yang ada di tangan kiriku, aku memohon dari lubuk hatiku.

"Bangunlah sekarang… dan bahkan jika hanya 1%, berikan kepadaku kemungkinan itu!!"

"Demi-Dragon Worm" itu memulai serangan terakhirnya….

"Oh, Master-ku ini terlalu memaksa. Namun, aku terlahir dari sisimu. Aku tidak membenci hal ini."

Dalam sekejap, serangan mematikan itu dihentikan oleh seseorang.

"….Ah?"

Mirip seperti saat kakak-ku menghilang kedalam tanah, aku tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi di depanku.

Tragedi yang seharusnya terjadi tepat didepan mataku, bukan; aku hanya tidak bisa memahami keajaiban yang baru saja terjadi. Embryo milikku telah menghilang dari punggung tangan kiriku, dan ditempat itu sebuah lambang telah muncul. Selain itu, "Demi-Dragon Worm" yang seharusnya telah membunuh kami telah ditahan oleh dinding cahaya dan saat ini tubuhnya sedang terpental ke belakang. Terakhir, seorang gadis tak dikenal berdiri diantara kami dan monster itu.

Sementara rambut hitam berkibar tertiup angin dan kulit putih yang bersinar. Pakaian Gothic Lolita miliknya, yang terbuat dari kain hitam dan dihiasi dengan pernak-pernik berwarna putih, sedikit tergoyang saat dia berbalik untuk menatapku. Saat itu, aku melihat matanya.

Pupilnya berwarna hitam, seperti langit malam, ditambah warna putih dan terlihat seperti malam penuh bintang.

"Selamat pagi."

Adalah hal yang pertama dia katakan setelah membuka mulutnya.

"…"

"Hmpf, tampaknya anda cukup kebingungan. Ya ampun, anda benar-benar tidak dapat dipercaya. Karena anda telah menyuruhku untuk bangun, aku telah dipaksa untuk melakukan hal itu."

"Kamu… kamu adalah…."

Embryo milikku…?

"Tentu saja. Baik, lalu, Master? Kelabang sialan itu masih hidup dan yah. Mari kita menggila dan merayakan kelahiranku. Akankah kita memberikan sebuah coup de grace dengan gaya yang menawan?"

"Tapi bagaimana—ngh!?"

Bahkan sebelum aku dapat menyelesaikan pertanyaanku, gadis itu melebur.

Kehilangan bentuk manusianya, dia berubah menjadi seberkas cahaya hitam dan kemudian melilit tangan kananku, dan berubah menjadi sesuatu yang berbeda disana.

Itu adalah sebuah pedang panjang berwarna hitam. Meskipun itu memiliki penampilan yang anorganik dan menakutkan, itu masih terlihat agak indah.

"Anda akan menangani waktu serangan. Ketika kelabang sialan itu datang menyerang kita, ayunkan saja aku ke bawah. Jika Anda gagal, kita semua akan mati, mengerti?"

"Aku memberimu kemungkinan, sisanya tergantung kepadamu"...….. mungkin adalah apa yang ingin dia katakan kepadaku.

"….. Mengerti."

Bahkan sebelum dia bertanya kepadaku, aku sudah menyadari apa yang seharusnya kulakukan.

Seolah-oleh dia memiliki kebencian yang besar kepada kami, "Demi-Dragon Worm" menyerang dengan kecepatan yang belum pernah dia tunjukan sebelumnya. Dia bergerak dalam garis lurus jadi aku masih dapat melihat serangannya, tapi monster itu terlalu cepat dan tidak mungkin bagiku untuk menghindari serangannya.

Meski begitu, masih ada cukup waktu untuk mengayunkan pedangku.

"Master hampir mati tiga kali dan aku menangkis satu serangan, jadi aku akan mengambil seluruh kekuatan dari keempat seranganmu, dasar bodoh….."

Ketika rahang raksasa milik monster itu sedikit lagi menyentuh kami,

"—— Dan kemudian kembalikan segala sesuatu menjadi dua kali lipat!"

Aku mengayunkan pedang hitam itu ke bawah.

"——— Vengeance is Mine "

Saat pedang itu menyentuh sasarannya, ada sebuah dampak.

Dan beberapa detik kemudian, sekejap dalam kesunyian.

Segera setelahnya, seolah-olah dia telah dihancurkan oleh monster yang beberapa kali lebih besar darinya, seluruh tubuh Demi-Dragon itu—dimulai dari kepalanya—telah dilumat menjadi fragmen kecil.

Man, hari ini, harus berapa kali aku melihat hal yang terasa sangat sulit untuk dipahami? Sambil bertanya kepada diriku sendiri, aku melihat pada apa yang ada tepat didepan mataku.

Sedikit demi sedikit, tubuh besar "Demi-Dragon Worm" yang hancur itu berubah menjadi cahaya dan mulai menghilang, hanya meninggalkan beberapa item drop.

Di belakangku, Miliane masih pingsan. Dan disampingku, telah kembali dari bentuk pedang panjang hitamnya, adalah gadis lainnya.

"Itu adalah sebuah sukses besar. Bagus sekali, Master. Anda berhasil menggenggam kemungkinan yang anda harapkan dengan tangan anda sendiri."

"Jadi kamu benar-benar Embryo milikku?"

Pada saat aku menanyakan hal itu, dia sedikit mengangkat roknya dan, disaat bersamaan, membungkuk dengan hormat.

"Saya adalah Nemesis. Embryo TYPE: Maiden with Arms, Nemesis. Dan juga, saya adalah apa yang terlahir dari pikiran, tubuh, dan jiwa anda."

Saat dia memperkenalkan dirinya seperti itu, gadis itu—Nemesis—tersenyum dengan lebar.

"Senang bertemu denganmu, Master."