9 #JIN

Waktu berlalu semakin cepat. Kita tidak bisa kembali pada waktu itu.

Masa lalu adalah sebuah kenangan yang kadang pahit diungkapkan.

Masa yang akan datang adalah sebuah Pilihan.

Dirimulah yang menentukan.

==========

"Yog,Siapa dia?"

Sambil kumenunjuk ke arah anak laki-laki yang baru saja jalan di depanku dengan menunduk.

"Dia anak kelas 7D, pendiam katane"

"Hmm, apakah kamu tahu tentangnya?"

Kutanyakan hal itu kepada Yoga, teman sekelasku. Karena ada sesuatu yang tidak beres.

"Dia tidak disukai oleh teman-temannya. Namanya Ahmad, Dia suka menyendiri dan banyak yang bilang dia juga suka ngomong sendirian. Katanya tapi, soalnya aku juga belum tahu betul seperti apa dia. Aku hanya mendapatkan banyak cerita dari kelas sebelah"

Sudah kuduga, pasti dia sama sepertiku. Waktu kumelihatnya tadi, ada seorang anak seusianya berjalan dibelakangnya. Ya, yang kumaksud seorang anak adalah makhluk yang tidak terlihat membuntuti di belakangnya.

"Heiii, Jangan ngelamun."

"Ehhh, ok. Makasih ya Yog, aku mau ketoilet sebentar"

Tanpa menunggu jawaban darinya aku berjalan dengan cepat mengejar Ahmad.

Kubisa melihatnya sekarang dia sedang berjalan menuju ke kelasnya. Ini padahal baru saja jam istirahat. Mengapa dia tidak memutuskan untuk pergi ke kantin atau apalah. Aku pergi menuju belakang kelas dari 7D dan mengintip di jendela. Kucari-cari dimana dia duduk.

"Waaaaaa"

Aku terkejut dan terjatuh kebelakang setelah melihat anak yang tadi membuntuti Ahmad tiba-tiba muncul didepan jendela kaca, dimana tempat aku mengintipnya.

Mukanya yang pucat dan dengan bekas luka jahit di pipinya.

Dia menembus tembok dan menghampiriku.

Dan dia ada didepanku sekarang. Duh gimana ini, gumamku.

"Siapa kamu?"

Dia bertanya kepadaku, seraya mencondongkan badannya kearahku. Sehingga mukanya yang memang agak abstrak itu sangat jelas sekali bisa kulihat.

" Aku H."

"Kamu juga sama dengan Ahmad, mengapa kamu mengikutinya?"

Tanyanya kepadaku.

"Aku hanya ingin bertanya kepadanya, karena aku mengerti apa yang dia rasakan sekarang."

Kubangun dari jatuhku, dan duduk di depannya. Di belum menjawabku, dan memalingkan wajahnya dariku.

Dia meninggalkanku tanpa seuntai kata keluar darinya.

Ada apa sebenarnya, aku penasaran dengan Ahmad. Dan dari sejak kapan dia bisa melihat makhluk tak terlihat itu.

Kuputuskan untuk mendekat lagi ke jendela dan mengintipnya, untuk mencari dimana tempat dia duduk sekarang.

Nah, ketemu. Kumelihatnya bersama dengan sesosok makhluk yang tadi menyapaku barusan.

Lalu kupusatkan pikiranku kepadanya, apakah dia sama sepertiku dan bisa berkomunikasi menggunakan Telepati.

"Hei, Ahmad. Apa kau mendengarku?."

Kumelihatnya dan dia hanya terdiam. Apakah dia tidak bisa telepati.

Kucoba kembali.

"Ahmad, hei Ahmad"

Tidak ada respon sama sekali darinya. Setidaknya menoleh atau mencari keberadaanku atau menutupi telinga Hmmm apakah ini karena anak laki-laki yang mengikutinya sekarang.

Kocoba sekarang dengan sesuatu yang agak berbeda. Ku berteriak kepadanya melalui telepati.

"AHMADDD APAKAH KAU MENDENGARKU!!!"

Dengan seketika itu dia menutupi telinganya dan menyembunyikan wajahnya ke meja.

"Ahmad, hei lihatlah aku. Aku berada di jendela ujung sebelah kirimu."

Dia melepaskan tangannya dari telinga dan mencoba untuk mencariku.

Setelah pandanganku terkunci dengannya kumemintanya agar menemuiku di belakang kelasnya.

"Hei, jangan khawatir. Aku sama sepertimu, kemarilah ada hal yang ingin aku katakan padamu"

Tanpa pikir panjang dia berjalan keluar kelas menuju kearah dimana aku berada.

Aku melihatnya sekarang.

Dia bersama dengan teman tak terlihatnya menghampiriku.

"Ada apa!"

Dengan nada agak membentak.

Wow. Kenapa nih anak orang, niat baik malah bentak.

"Aku ingin mengenalmu"

"Bukankah kau sudah tahu aku, mengapa mau kenalan segala?"

Buset, nih anak nyolot banget jadi orang. Sabar sabarrr.

"Siapa dia?"

Dia bertanya kepadaku dan menunjuk ke arah belakangku. Spontan aku langsung melihat ke belakang untuk memastikan, bahwa aku kesini sendirian.

Ternyata Awan dengan santainya berdiri dibelakangku, dengan ekspresi datarnya.

"Awan, ngapain kamu disini?"

Aku berbisik kepadanya.

Dan memalingkan wajahku darinya.

"Dia alm kakak kandungku, Awan."

Aku menjawab pertanyaannya dengan pasti. Giliranku sekarang.

"Siapa dia?"

"Dani, teman bermainku dari sejak aku umur 4 th"

Jadi dia bisa melihat dan bergaul dengan mereka sejak saat dia masih kecil. Ingatannya tajam sekali, apakah Ahmad juga sama sepertiku?.

Ku bergumam dalam hati.

"TIDAK, Aku tidak sama dengan dirimu. Sudah jangan ganggu kehidupanku lagi! Aku lebih memilih ini untuk kehidupanku dan ini adalah yang terbaik, jadi jangan urus campur dengan kehidupanku. Uruslah dirimu sendiri!"

Berlari dan menuju ke dalam kelas kembali.

"Jangan ikut campur, dendam tetaplah dendam"

Dani menambahkan dan kemudian menyusul Ahmad.

Apa, anak ini bisa mengerti apa yang kukatakan di dalam hatiku?. Dan apa maksudnya semua ini.

Dendam???

Sebenarnya apa yang terjadi di dalam kehidupan Ahmad?.

Ini membuatku semakin penasaran dan gelisah. Mengapa dan ada apa dengannya?. Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepalaku.

Niatku baik ingin membantunya dan ingin menjadi temannya tetapi dugaanku salah menilainya.

"Jangan ganggu dia, aku rasakan hawa yang sangat jahat berada di dalam diri Ahmad!"

Awan berkata lirih kepadaku, setelah jauh dari kelas 7D.

"Maksudmu Hawa yang sangat Jahat?"

"Iya, kurasakan itu bukan dirinya. Melainkan ada sesuatu makhluk lain yang berada di dalam tubuhnya. Apakah kamu tidak bisa melihatnya?"

Apakah benar yang dikatakan Awan. Tetapi aku tidak melihat ada sesuatu hal yang aneh pada diri Ahmad.

"Aku tidak melihatnya?"

"Sudah kuduga bahwa ada Jin di dalam tubuhnya"

"Jin???, mengapa bisa???"

Aku menanyakannya dengan serius.

"Jin adalah makhluk yang memiliki kemampuan lebih di atas kami"

Awan menjelaskan, seraya aku duduk di bawah pohon beringin di ujung lapangan.

"Jin dibedakan menjadi dua, baik dan Jahat. Tetapi selama ini yang ada di Dunia Antara adalah yang jahat. Sulit untuk menemukan yang baik di Dunia Antara."

"Mengapa bisa begitu?"

Aku bertanya kepadanya semakin serius dan mendalam.

"Karena mereka yang jahat memang ditugaskan seperti itu. Untuk mengganggu, menyakiti dan menakuti dan itu adalah aturan dan Hukum Alam. Tetapi Jin tidak memulai disaat manusia tidak mengganggunya, jadi disaat mereka terganggu maka jin akan membalasnya. Jin yang jahat bisa mengubah dirinya menjadi apa saja, menjadi sosok orang lain, mengeluarkan suara aneh, menggerakkan benda-benda, dan mengganggu manusia. Kebanyakkan Jin jahat mengincar mereka yang polos atau bisa dibilang orang Awam, yang benar-benar tidak memiliki kemampuan sepertimu. Dan Jin tidak bisa dilihat oleh orang yang sepertimu juga."

"Dan kemana perginya yang baik?. Awan ayo, ceritakan padaku."

"Jin baik, sebenarnya ada disekitar kita. Tetapi kita saja yang tidak menyadarinya. Kamu akan mengetahuinya nanti. Disaat kamu benar-benar merasakan sebuah kebaikan hadir padamu, disitulah kamu akan bisa merasakannya. Mereka berada jauhhh di dalam diri setiap manusia, sangat dalam. Terkadang Jin baiklah yang menuntun kita untuk melakukan sebuah kebaikkan juga. Tapi banyak orang tidak mengetahui hal ini"

Aku terdiam sejenak akan apa yang Awan ceritakan padaku.

Apakah Makhluk berakar itu salah satu dari Jin jahat tersebut.

"Awan, apakah Makhkuk berakar yang menggangguku itu, dia Adalah salah satu Jin Jahat?"

"Hmmm aku masih belum yakin. Tapi Bisa dibilang iya, karena hanya kamu yang bisa melihatnya. Dan aku juga masih ragu untuk bilang bahwa itu Jin, karena aku masih belum tahu pasti. Semacam makhkuk apa yang menyerangmu. Yang ku tahu, dia hadir setelah kamu mengalami mati surimu"

"Awan, sudah jangan membahas itu lagi. Kamu mengingatkanku akan kejadian buruk itu."

"Iya, maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya"

Kuputuskan untuk menuju ruangan kelas sebelum bel berbunyi.

"Hai,"

Langkahku terhenti disaat suara merdu itu terdengar di kepalaku, aku mengenal suara itu.

"Indah"

Kuberbalik dan dia menghampiriku.

"Aku senang melihatmu kembali"

"Aku juga Indah, senang bisa melihatmu kembali. Dari mana saja?"

Dia menundukkan kepalanya saat aku bertanya hal itu.

"Ahh, Siapa ini?"

Dia mengalihkan perbincangan sebelumnya dan tiba-tiba menanyakan tentang Awan.

"Dia, Awan Alm kakak kandungku"

"Hai, Indah."

Awan menyapanya dengan lembut. Indah pun membalasnya.

Kulanjutkan lagi bertanya kepadanya.

"Indah, dimana ayahmu?"

Dia menundukkan kepalanya kembali dan berlari menuju ke taman belakang kelasku.

Ku mengejar bersama dengan Awan.

"Indah, tunggu."

Dia akhirnya berhenti di sebuah ayunan dan duduk disana. Ayunan yang tergantung di sebuah pohon beringin besar di belakang kelasku.

"Maukah kau cerita kepadaku?"

Sambil ku duduk dibatu besar sebelahnya.

"Ayah sudah tiada"

"Apa!, dia pergi kemana?"

Kupusatkan mataku kepadanya.

"Ada seseorang yang mengambilnya disaat aku bermain. Mereka berbaju hitam semua aku tidak bisa melihat wajahnya. Dan itu berlangsung dengan begitu saja, belum sempat aku menghampirinya Ayah sudah tiada. Aku sedih"

Indah menundukkan kepalanya. Wajahnya semakin muram

"Para Pencari"

Awan berbisik kepadaku.

Aku teringat akan apa yang Awan ceritakan padaku tentang Para Pencari. Pasti ini waktu yang sangat sulit baginya.

"Indah apakah kamu mau ikut denganku?. Dirumah ku"

"Tidak, aku tidak mau. Aku masih menunggu ayahku disini, dia pasti kembali".

Kasihan sekali aku melihatnya. Ayahnya tidak akan bisa kembali, ingin kujelaskan padanya tetapi aku takut menyakiti hatinya. Sudah berberapa kali kutawarkan agar ikut denganku tetapi dia tetap menolak.

"Indah, besok ketemu lagi disini ya. Aku akan masuk kelas dulu"

Iya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepadaku.

Kasihan sekali dia.

Dan terlintas di benakku. Bagaimana dengan Awan? Apakah dia juga akan pergi? Dan meninggalkanku.

Biar waktu yang menjawab semua itu.

=========

Lalu bagaimana dengan Ahmad?, bagaimana dengan Awan?, bagaimana dengan Indah?,

Apakah aku hanya diam dan membiarkan semuanya berlalu seperti waktu.

Aku belum bisa menjawab itu.

==========

_________

Thanks guys for Reading.

Tetap stay ya dan tunggu lanjutannya.

Vote n Comment di persilahkan.

Di sharekan juga boleh.

_H_

avataravatar
Next chapter